Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

2.5. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan secara luas pada berbagai jenjang pendidikan di sekolah. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan-hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Terkait dalam menghadapi pelajaran matematika, seringkali siswa memiliki persepsi bahwa ia tidak mampu dalam pelajaran matematika, sehingga menimbulkan perasaan cemas kalau nilai yang dicapai tidak tinggi. Dalam menghadapi pelajaran matematika baik saat pelajaran berlangsung ataupun saat ujian matematika, seorang siswa akan merasa cemas dan khawatir akan kemampuannya. Hal tersebut akan menjadikan seseorang putus asa. Kecemasan tersebut akan berdampak negatif jika seorang siswa tidak puas akan hasil yang akan didapatkannya kelak. Dari penelitian yang telah dilakukan Betz and Hacket, dan Hackett yang dikutip oleh Meece 1990 yang meneliti akibat self-efficacy matematika pada kecemasan menunjukkan bahwa self-efficacy mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kecemasan yang dialami oleh siswa daripada hasil prestasi matematika. Siswa yang mengalami kecemasan biasanya merasa terpaksa untuk mempelajari matematika. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atas pertanyaan apakah siswa tersebut mampu menjawab atau melakukan langkah-langkah belajar yang tepat dalam mempelajari angka-angka atau menyelesaikan soal matematika. Dengan kata lain, siswa yang merasa bisa dan mempunyai kepastian serta keyakinan tentang apa yang harus dilakukan dalam pelajaran matematika akan menjadi kurang cemas. Lebih lanjut siswa yang mempunyai tujuan secara jelas dari apa yang dilakukannya itu, akan tampak menyukai pelajaran matematika. Oleh karena itu, sangat penting dan menarik untuk memahami keyakinan diri siswa dalam kemampuan menghadapi suatu tugas dimana dalam istilah psikologi dikenal dengan nama “self-efficacy”. Self-efficacy merupakan penilaian seseorang tentang kemampuannya untuk menyusun tindakan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas-tugas khusus yang dihadapi. Seseorang yang mempunyai self-efficacy yang tinggi akan dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan dan tidak menyerah pada kegagalan, sehingga siswa yang mempunyai self-efficacy yang tinggi, maka hal itu dapat mengurangi kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. Namun, sebaliknya jika siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah, maka tingkat kecemasan yang dirasakan akan meningkat tinggi. Di bawah ini adalah gambar bagan mengenai hubungan self-efficacy matematika dengan kecemasan menghadapi pelajaran matematika, yaitu: Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir Self efficacy 1. Dimensi level 2. Dimensi strength 3. Dimensi generality Tinggi Kecemasan Rendah Rendah Kecemasan Tinggi Kecemasan Matematika 1. Komponen Mood 2. Komponen Kognitif 3. Komponen Somatik 4. Komponen Motorik

2.6. Hipotesis Penelitian