berkesinambungan akan meningkatkan tekanan darah, sakit kepala, ketegangan otot, dan sering merasa mual.
2. Komponen Motorik Secara motorik gerak tubuh kecemasan dapat terlihat dari gangguan
tubuh pada seseorang, seperti tangan yang selalu gemetar, suara yang terbata-bata, dan sikap yang terburu-buru.
3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi dan sampel penelitian
Menurut Kerlinger 1973 populasi adalah keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik dalam Sevilla, 1993. Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 4 Tangerang Selatan yang berada di kawasan Pamulang dengan jumlah populasi sebanyak 680 siswa. Sedangkan,
menurut Ferguson sampel adalah beberapa bagian kecil dari populasi dalam Sevilla, 1993. Sedangkan, jumlah sampel yang peneliti ambil pada siswa kelas 3
SMPN 4 Tangerang Selatan adalah sebanyak 100 siswa.
3.3.2. Metode pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling, yaitu pengambilan sampel dimana setiap objek
penelitian yang diambil tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Bentuk yang digunakan dalam non-probability sampling adalah jenis
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang digunakan apabila peneliti
memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan tujuan tertentu pula. Sevilla, 1993.
Adapun karateristik sampel yang digunakan sebagai berikut: a. Siswa kelas 3 SMPN 4 Tangerang Selatan, karena pada siswa kelas 3 materi
pelajaran matematika yang diajarkan lebih sulit dan banyak disebabkan adanya pengulangan atau pendalaman materi yang telah dipelajari saat kelas
1 dan 2. Selain itu, mereka juga dipersiapkan untuk menghadapi ujian akhir, sehingga membuat siswa tersebut merasa lebih cemas dengan
kemampuannnya khususnya dalam matematika. b. Siswa kelas 3 yang tidak pernah tinggal kelas.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Metode dan instrumen penelitian
Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu skala self-efficacy dan skala kecemasan. Skala self-efficacy dan kecemasan
disusun berdasarkan indikator-indikator variabel yang merupakan ciri-ciri perilaku yang hendak diteliti dan berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab dengan
pilihan yang paling sesuai dengan individu tersebut. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar angket. Bentuk
skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala model Likert, dengan empat alternatif pilihan jawaban yang terdiri dari kelompok item favourable dan
unfavourable yang bergerak mulai dari: SS sangat setuju, S setuju, TS tidak setuju, STS sangat tidak setuju. Kelompok item favourable terdiri dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat positif atau mendukung objek sikap.
Sedangkan, kelompok item unfavourable terdiri dari pernyataan-pernyataan yang bersifat negatif atau tidak mendukung objek sikap. Adapun penjelasan mengenai
skoring untuk skala self-efficacy matematika dan kecemasan menghadapi pelajaran matematika adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Format skoring skala
self-efficacy matematika Pilihan jawaban
Favourable Unfavourable
SS
4 1
S
3 2
TS
2 3
STS
1 4
Tabel 3.2 Format skoring skala kecemasan menghadapi pelajaran matematika
Pilihan jawaban Favourable
Unfavourable
SS
4 1
S
3 2
TS
2 3
STS
1 4
1. Skala self-efficacy matematika
Berdasarkan teori Bandura 1986 susunan skala dimensi self-efficacy terdiri 3 dimensi, yaitu:
1. Dimensi tingkat level 2. Dimensi kekuatan strength
3. Dimensi luas bidang tingkah laku generality.
Skala self-efficacy yang dipergunakan dalam penelitian ini, peneliti kembangkan dari tiga aspek yang dikemukakan oleh Bandura untuk dapat
mengamati self-efficacy seseorang. Skala ini terdiri dari 49 butir pernyataan. Pada Tabel 3.3 diperlihatkan penyebaran butir-butir pernyataan skala self-efficacy
terhadap matematika ketika diujicobakan berdasarkan ketiga aspek self-efficacy tersebut. Semakin tinggi skor dalam skala self-efficacy, maka semakin tinggi self-
efficacy yang ada pada diri subjek, dan sebaliknya. Semakin rendah skor dalam skala self-efficacy, maka semakin rendah self-efficacy yang ada pada diri subjek.
Dibawah ini akan diperlihatkan tabel blue print self-efficacy dan kecemasan.
Tabel 3.3 Blue print try out skala
self-efficacy matematika Item
Dimensi Komponen
Indikator Favourable Unfavourable
Derajat kesulitan
tugas level
1. Mampu menyelesaikan
tugas yang mudah sampai yang sulit
2. Mampu menghadapi tugas
diluar kemampuan 1, 9, 10, 20,
21
3, 19 5, 15, 16, 28
33, 34
Tingkat kekuatan dari keyakinan
individu strength
1. Bertahan dan ulet dalam mengerjakan
soal matematika 2. Kegigihan dalam
menghadapi tugas matematika
3. Pengaruh pengalaman pribadi
yang tidak mendukung
2, 13, 43
4, 8, 24
6, 7, 46 14, 35, 36, 42
25, 32
45, 47, 48
Luas bidang tingkah laku
generality
2. Konsisten pada tugas dan aktivitas
3. Kesiapan menghadapi situasi
4. Mengarahkan perilaku
11, 12, 31
17, 18, 22
23, 26, 27, 44 38, 39, 40, 41
37, 49
29, 30
JUMLAH 26 23
2. Skala kecemasan menghadapi pelajaran matematika
Skala kecemasan menghadapi pelajaran Matematika yang peneliti pergunakan dikembangkan dengan menggunakan empat komponen yang dikemukakan oleh
Holmes 1991 untuk dapat mengukur kecemasan. Skala ini terdiri dari 38 butir pernyataan, diperlihatkan pada Tabel 3.4 dibawah ini.
Table 3.4 Blue print try out skala kecemasan menghadapi pelajaran Matematika
Item Dimensi
komponen Indikator
Favourable Unfavourable
Komponen mood
Merasa tegang, was- was, khawatir, takut,
gugup 1, 7, 8, 15,
16, 28, 31, 32
33, 34, 35, 36, 37, 38
Komponen motorik
Mengalami ketegangan seperti gemetar, sikap
terburu-buru 2, 10, 22,
23 29, 30
Komponen kognitif
1. Merasa sulit untuk berkonsentrasi
2. Tidak mampu dalam mengambil
keputusan 3, 4, 19
5, 9, 14 24, 25, 26
20, 21, 27
Komponen somatik
Jantung berdebar cepat, tangan mudah
berkeringat 6, 11, 17,
18 12, 13
JUMLAH 22 16
Tabel 3.5 Blue print field study skala
self-efficacy matematika Item
Dimensi Komponen
Indikator Favourable Unfavourable
Derajat kesulitan
tugas level
1. Mampu menyelesaikan
tugas yang mudah sampai yang sulit
2. Mampu menghadapi tugas
diluar kemampuan 1, 9, 10, 20,
21
3, 19 5, 15, 16, 28
33, 34
Tingkat kekuatan dari keyakinan
individu strength
1. Bertahan dan ulet dalam
mengerjakan soal matematika
2. Kegigihan dalam menghadapi tugas
matematika 3. Pengaruh
pengalaman pribadi yang tidak
mendukung 2, 13, 43
4, 8, 24
6, 7, 46 14, 35, 36, 42
25, 32
45, 47, 48
Luas bidang tingkah laku
generality
1. Konsisten pada tugas dan aktivitas
2. Kesiapan menghadapi situasi
3. Mengarahkan perilaku
11, 12, 31
17, 18, 22
23, 26, 27, 44
38, 39, 40, 41
37, 49
29, 30
JUMLAH 26 23
: item yang tidak valid Table 3.6
Blue print field study skala kecemasan menghadapi pelajaran matematika Item
Dimensi komponen
Indikator Favourable
Unfavourable
Komponen mood
Merasa tegang, was- was, khawatir, takut,
gugup 1, 7, 8, 15,
16, 28, 31, 32
33, 34, 35, 36, 37, 38
Komponen motorik
Mengalami ketegangan seperti gemetar, sikap
terburu-buru 2, 10, 22,
23 29, 30
Komponen kognitif
1. Merasa sulit untuk berkonsentrasi
2. Tidak mampu dalam mengambil
keputusan 3, 4, 19
5, 9, 14 24, 25, 26
20, 21, 27
Komponen somatik
Jantung berdebar cepat, tangan mudah
berkeringat 6, 11, 17,
18 12, 13
JUMLAH 22 16
: item yang tidak valid
3.5. Uji Instrument
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan 87 item dari 2 skala, yaitu skala self-efficacy matematika sebanyak 49 item, dan skala
kecemasan menghadapi pelajaran matematika sebanyak 38 item. Uji instrument
diberikan kepada 60 siswa SMPN 3 Tangerang Selatan pada tanggal 27 Agustus 2010. Uji instrument ini dilakukan dengan maksud:
a. mengetahui validitas instrument di mana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total.
b. mengetahui tingkat reliabilitas instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.5.1 Uji validitas
Menurut Azwar 1996, validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur tes dalam
melakukan fungsi ukurnya. Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti Sugiyono, 2008. Menurut Sugiyono 2008, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya tes tersebut Azwar, 1996. Suatu
kesepakatan umum menyatakan bahwa koefisien validitas dapat dianggap memuaskan apabila melebihi r
xy
= 0,30 Azwar, 1996. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas skala digunakan teknik item-total correlation,
menggunakan program SPSS versi 16.0.
3.5.1.1 Validitas self-efficacy matematika
Dari tabel hasil tryout skala self-efficacy matematika dapat kita lihat bahwa ada 40 item yang valid, terbagi dalam item penilaian diri terhadap kemampuan yang
dimiliki individu pada tingkat kesulitan tugas level, keyakinan seseorang untuk mempertahankan perilakunya strength, dan penilaian diri tidak hanya pada
situasi spesifik generality.
Tabel 3.7 Hasil try out skala
self-efficacy matematika Item
Dimensi Komponen
Indikator Favourable Unfavourable
Derajat kesulitan
tugas level
1. Mampu menyelesaikan
tugas yang mudah sampai
yang sulit 2. Mampu
menghadapi tugas diluar
kemampuan 7, 8, 14, 15
2, 13 4, 11, 20
25, 26
Tingkat kekuatan dari keyakinan
individu strength
1. Bertahan dan ulet dalam
mengerjakan soal matematika
2. Kegigihan dalam menghadapi
tugas matematika 3. Pengaruh
pengalaman 1, 10, 35
3, 6, 16
5 27, 28, 34
17, 24
37, 38, 39
pribadi yang tidak mendukung
Luas bidang tingkah laku
generality
1. Konsisten pada tugas dan
aktivitas 2. Kesiapan
menghadapi situasi
3. Mengarahkan perilaku
9, 23
12
18, 19, 36 30, 31, 32, 33
29, 40
21, 22
JUMLAH 19
21
3.5.1.2 Validitas kecemasan menghadapi pelajaran matematika
Dari tabel 3.8 mengenai hasil tryout skala kecemasan menghadapi peljaran matematika dapat kita lihat bahwa ada 36 item yang valid, yang terbagi dalam
item komponen mood, komponen motorik, komponen kognitif, dan komponen somatik.
Tabel 3.8 Hasil try out skala kecemasan menghadapi pelajaran matematika
Item Dimensi
komponen Indikator
Favourable Unfavourable
Komponen Mood
Merasa tegang, was- was, khawatir, takut,
gugup 1, 7, 8, 14,
15 27, 30, 31
32, 34, 35, 36
Komponen motorik
Mengalami ketegangan seperti gemetar, sikap
terburu-buru 2, 21, 22,
28, 29 29, 30
Komponen kognitif
1. Merasa sulit untuk berkonsentrasi
2. Tidak mampu dalam mengambil
keputusan 3, 4, 18
5, 9, 13 23, 24, 25
19, 20, 26
Komponen somatik
Jantung berdebar, tangan mudah
berkeringat 6, 10, 16,
17 11, 12
JUMLAH 23 13
3.5.2. Uji reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability yang mempunyai arti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah Azwar, 1996.
Hasil penelitian dikatakan reliabel, apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda Sugiyono, 2008.
Kesepakatan informal menghendaki bahwa koefisien reliabilitas haruslah setinggi mungkin, biasanya suatu koefisien reliabilitas di sekitar 0,900 dapat
dianggap memuaskan Azwar, 1996. Uji reliabilitas dilakukan pada 60 Siswa SMPN 3 Tangerang Selatan pada
tanggal 27 Agustus 2010. Uji reliabilitas ketiga skala ini menggunakan uji Statistic Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Suatu konstruk
atau variabel dikatakan memiliki reliabilitas yang baik bila memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,6 dan mendekati angka 1. Hasil uji reliabilitas skala self-
efficacy matematika dan skala kecemasan menghadapi pelajaran matematika adalah sebagai berikut:
1. Nilai reliabilitas skala self-efficacy dengan 40 item yang valid adalah sebesar 0,933. Jadi, skala self-efficacy ini dapat dikatakan reliabel dan
dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.
Tabel 3.9 Hasil uji reliabilitas skala
self-efficacy matematika try out
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.933 40
2. Nilai reliabilitas skala kecemasan dengan 36 item yang valid adalah sebesar 0,923. Jadi, skala kecemasan ini dapat dikatakan reliabel dan dapat
digunakan sebagai alat ukur penelitian
Tabel 3.10 Hasil uji reliabilitas skala kecemasan menghadapi pelajaran matematika try
out
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.923 36
3.6. Prosedur Penelitian 1.