Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada tabel 9 menunjukkan frekuensi responden yang datang ke Perpustakaan MPR RI dalam 1 minggu. Dapat dilihat 40 atau hampir setengahnya menyatakan dalam 1 minggu mengunjungi perpustakaan sebanyak 1 kali, kemudian 30 lainnya menyatakan 2 kali dalam seminggu mengunjungi perpustakaan MPR RI dan tidak ada responden yang menyatakan mengunjungi perpustakaan pada frekuensi kunjungan 3 kali dalam seminggu dan sama seperti frekuensi kunjungan 2 kali dalam seminggu, sebanyak 30 menyatakan mengunjungi Perpustakaan MPR RI sebanyak 4 kali seminggu. Sehingga dari 30 orang yang menjadi responden hampir setengahnya menyatakan sekali dalam seminggu mengunjungi Perpustakaan MPR RI. Tabel 10 Tujuan Mengunjungi Perpustakaan MPR RI Jawaban Responden Frekuensi Presentase Membaca 12 40 Penelitan 3 10 Meminjam Buku 5 16,7 Mengerjakan Tugas Kantor atau Kuliah 9 30 Lainnya 1 3,3 Jumlah 30 100 Pada tabel 10 di atas menerangkan jawaban pemustaka mengenai tujuan mereka mengunjungi Perpustakaan MPR RI dan hampir setengahnya 40 dari 30 responden menjawab untuk membaca koleksi perpustakaan, kemudian sebanyak 30 menjawab untuk mengerjakan pekerjaan kantor atau tugas kuliah. Sedangkan sebagian kecil lainnya menjawab meminjam buku sebanyak 16,7, melakukan penelitian sebanyak 10 dan yang menjawab dengan alasan lainnya yaitu refreshing hiburan sebanyak 3,3. Dari jawaban mereka dapat dilihat dan disimpulkan bahwa tujuan untuk membaca adalah yang paling banyak dipilih oleh pemustaka yang mengunjungi perpustakaan saat penelitian ini berlangsung.

II. Pemanfaatan Koleksi Grey literature di Perpustakaan MPR RI

Tabel 11 Mengetahui Perpustakaan MPR Memiliki Koleksi Grey Literature Jawaban Responden Frekuensi Presentase Ya 27 90 Tidak 3 10 Jumlah 30 100 Dari tabel di atas data menunjukkan bahwa hampir seluruhnya 90 pemustaka yang mengunjungi Perpustakaan MPR RI pada saat penelitian berlangsung menjawab mereka mengetahui bahwa Perpustakaan MPR RI mempunyai koleksi grey literature sedangkan sebagian kecil 10 menjawab tidak mengetahuinya. Dari jawaban pemustaka yang menjadi responden penelitian dapat diketahui bahwa masih ada pemustaka Perpustakaan MPR RI yang belum mengetahui bahwa di perpustakaan mempunyai koleksi grey literature walaupun hampir seluruhnya responden mengetahui bahwa Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi grey literature. Tabel 12 Sumber Informasi Pemustaka Mengetahui Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI Jawaban Responden Frekuensi Presentase Tahu Sendiri 13 43,3 OPAC Perpustakaan 4 13,3 Informasi dari Pustakawan 5 16,7 Informasi dari Teman 3 10 Lainnya 2 6,7 Tidak Diisi 3 10 Jumlah 30 100 Data yang didapat dari pertanyaan kuesioner nomor 5 yang terdapat pada tabel 12 menunjukkan pemustaka mengetahui akan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI adalah melalui pengamatan pemustaka sendiri yaitu hampir setengah 43,3 dari responden, sebagian kecil 13,3 melalui katalog online OPAC perpustakaan, dan yang mengetahui melalui informasi yang diberikan pustakawan 16,7. Sebagian kecil lainnya 10 mengetahui melalui informasi dari temannya atau orang lain dan yang menjawab lainnya sebagian kecil responden 6,7 yaitu melalui web MPR RI dan dibantu bagian humas seketariat jenderal DPR RI. Sedangkan yang tidak mengisi karena tidak mengetahui bahwa di Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi grey literature adalah 10. Jadi dapat disimpulkan dari data di atas pengetahuan pemusaka akan koleksi grey literature yang dimiliki Perpustakaan MPR RI sudah cukup banyak karena hampir setengahnya pemustaka mengetahui sendiri keberadaan koleksi tersebut. Tabel 13 Pernah Memanfaatkan Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI Jawaban Responden Frekuensi Presentase Ya 23 76 Tidak 7 23 Jumlah 30 100 Tabel 13 menunjukkan data tentang pernah atau tidaknya pemustaka dalam memanfaatkan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI. Dari jawaban pemustaka yang menjadi responden penelitian hampir seluruhnya 76 menjawab pernah memanfaatkan. Sedangkan hanya sebagian kecil 23 responden yang menjawab tidak pernah memanfaatkan. Sehingga jika disimpulkan pemustaka Perpustakaan MPR RI hampir seluruhnya pernah memanfaatkan koleksi grey literaturedi Perpustakaan MPR RI. Tabel 14 Jenis Koleksi Grey Literature yang Dimanfaatkan Jawaban Boleh Lebih dari Satu Jenis Grey literature Frekuensi Presentase Laporan Penelitian 6 8 Skripsi, Tesis, Disertasi 5 6,7 Hasil Rapat Kerja dan Risalah Sidang 9 12 Himpunan Kliping Berita dan Artikel 4 5,3 Sejarah, Serba-serbi, dan Selayang Pandang MPR RI 7 9,3 Majalah MPRDPRDPD RI 11 14,8 Lembar Negara Jurnal Majelis 4 5,3 Jurnal Warta Pustaka 3 4 Amandemen UUD RI 1945 7 9,3 Ketetapan MPR RI 4 5,3 Keputusan MPR RI 3 4 Himpunan Peraturan 1 1,3 Kegiatan Empat Pilar 5 6,7 Buku-buku Terbitan MPR RI 6 8 Jumlah 75 100 Tabel 14 menunjukkan data mengenai jenis koleksi grey literature yang sering dimanfaatkan atau banyak diminati oleh pemustaka Perpustakaan MPR RI, secara berurutan dari yang paling sering dimanfaatkan adalah majalah MPRDPRDPD RI 14,5, hasil rapat kerja dan risalah sidang 12, sejarah, serba-serbi, dan selayang pandang MPR RI 9,3, amandemen UUD RI 1945 9,3, laporan penelitian 8, buku-buku terbitan MPR RI 8. Kemudian skripsi, tesis, disertasi 6,7, kegiatan empat pilar 6,7, himpunan kliping berita dan artikel 5,3, jurnal Majelis MPR RI 5,3, dan ketetapan MPR RI 5,3. Selanjutnya jurnal Warta Pustaka 4, keputusan MPR RI 4, dan himpunan peraturan 1,3. Sedangkan untuk jenis grey literature lembar negara yang dikoleksi Perpustakaan MPR RI tidak satupun yang pernah memanfaatkan. Sehingga jika disarikan masing-masing koleksi grey literature berbeda frekuensi pemanfaatannya, tetapi jika dilihat koleksi majalah terbitan MPRDPRDPD RI adalah yang paling banyak dimanfaatkan yaitu 14,5. Tabel 15 Tujuan Memanfaatkan Koleksi Grey Literature dalam Mencari Informasi di Perpustakaan MPR RI Jawaban Responden Frekuensi Presentase Karena Informasi Yang Dibutuhkan Tidak Terdapat Pada Koleksi Umum 5 21,74 Untuk Bahan Referensi Menyelesaikan Tugas Kantor 1 4,35 Untuk Bahan Referensi Menyelesaikan Tugas Kuliah 1 4,35 Untuk Bahan Referensi Dalam Menyusun Tugas Akhir 3 13,04 Menambah Dan Memperluas Wawasan 13 56,52 Jumlah 23 100 Dilihat dari tabel 15 mengenai tujuan memanfaatkan koleksi grey literature dalam mencari informasi oleh pemustaka jawaban yang diperoleh adalah sebagian kecil 21,74 mempunyai tujuan memanfaatkan karena informasi yang dibutuhkan pemustaka tidak terdapat pada koleksi umum, kemudian jawaban dengan tujuan untuk menjadi bahan referensi menyelesaikan tugas kantor adalah 4,35 sama dengan tujuan untuk bahan referensi menyelesaikan tugas kuliah 4,35, selanjutnya sebagian kecil lainnya 13,04 tujuan pemustaka yang memanfaatkan koleksi grey literature untuk bahan referensi dalam menyusun tugas akhir. Sedangkan tujuan menambah dan memperluas wawasan merupakan tujuan yang sebagian besar 56,52 dijawab oleh pemustaka. Tabel 16 Cara Mencari Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI Jawaban Responden Frekuensi Presentase Bertanya pada Pustakawan 12 52,2 Mencari Langsung ke Rak 7 30,4 Mencari Melalui OPAC Perpustakaan 4 17,4 Jumlah 23 100 Pada tabel 16 di atas menjelaskan cara-cara pemustaka dalam mencari koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI. Dari beberapa alternatif jawaban sebagian besar 52,2 pemustaka yang menjawab mencari koleksi grey literature dengan bertanya kepada pustakawan, hampir setengahnya 30,4 pemustaka langsung mencari ke rak koleksi grey literature yang dibutuhkannya. Kemudian sebagian kecil 17,4 pemustaka mencari melalui OPAC Perpustakaan MPR RI. sehingga ditarik kesimpulan pemustaka dalam mencari koleksi grey literature masih banyak yang bertanya langsung kepada pustakawan dari pada mencari melalui OPAC atau langsung ke rak. Tabel 17 Cara Memanfaatkan Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI Jawaban Responden Frekuensi Presentase Membaca di Perpustakaan 12 52,2 Memfotokopi 4 17,4 Mencatat Bagian Penting yang Dibutuhkan Saja 7 30,4 Jumlah 23 100 Berdasarkan tabel 17 pemustaka memanfaatkan koleksi grey literature dengan cara yang berbeda-beda diantaranya adalah membaca di perpustakaan yang merupakan cara yang dilakukan sebagian besar 52,2 pemustaka, kemudian sebagian kecil 17,4 memilih untuk memfotokopi, dan hampir setengahnya 30,4 mencatat bagian penting yang dibutuhkan saja. Jadi dapat disarikan bahwa dalam cara memanfaatkan koleksi grey literature pemustaka lebih banyak memilih untuk langsung membacanya di perpustakaan. Tabel 18 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI Frekuensi Pemanfaatan Frekuensi Presentase Selalu Sering 6 26,1 Kadang-kadang 17 73,9 Tidak Pernah Jumlah 23 100 Dalam tabel 18 ini berdasarkan pada pertanyaan kuesioner nomor 11 tentang frekuensi pemustaka dalam memanfaatkan koleksi grey literature. Dalam pemanfaatannya hampir seluruhnya 73,9 dari mereka memanfaatkan koleksi grey literature secara kadang-kadang, dan hampir setengahnya 26,1 mengungkapkan sering memanfaatkan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI. Kesimpulan yang diambil adalah dalam frekuensi pemanfaatan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI oleh pemustaka masih jarang atau kadang-kadang dilihat dari data yang diambil dari jawaban responden. Tabel 19 Pentingnya Ketersedian Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI Pendapat Responden Frekuensi Presentase Sangat Penting 13 56,53 Penting 9 39,13 Kurang Penting 1 4,34 Sangat Tidak Penting Jumlah 23 100 Dilihat dari tabel 19 di atas berdasarkan pendapat pemustaka mengenai pentingnya ketersediaan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar 56,53 pemustaka yang dijadikan responden menjawab sangat penting, kemudian hampir setengahnya 39,13 berpendapat penting untuk disediakan. Tetapi sebagian kecil 4,34 berpendapat koleksi grey literature kurang penting disediakan di Perpustakaan MPR RI dan tak satu orang pun yang mengatakan sangat penting 0. Maka dapat disarikan bahwa menurut pemustaka sebagian besar menjawab sangat penting untuk disediakan koleksi grey literature tersebut di Perpustakaan MPR RI. Tabel 20 Jumlah Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI Pendapat Responden Frekuensi Presentase Sangat Memadai Memadai 15 65,21 Kurang Memadai 7 30,44 Sangat Tidak Memadai 1 4,35 Jumlah 23 100 Pada tabel 20 di atas menjelaskan bahwa pemustaka yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar 65,21 berpendapat bahwa jumlah koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI memadai. Hampir setengahnya 30,44 berpendapat kurang memadai. Sedangkan hanya sebagian kecil 4,35 yang menyatakan sangat tidak memadai dan tidak satu pun 0 yang menyatakan sangat memadai.Bila ditarik kesimpulan sebagian besar responden menjawab jumlah koleksi grey literature yang ada di Perpustakaan MPR RI sudah memadai.

III. Faktor-Faktor yang Melatar Belakangi dalam Pemanfaatan Koleksi Grey

Literature di Perpustakaan MPR RI Tabel 21 Faktor-Faktor yang Melatar Belakangi Pemanfaatan Koleksi Grey Literature Secara Keseluruhan di Perpustakaan MPR RI Jawaban Boleh Lebih dari Satu Jawaban Responden Frekuensi Presentase Kebutuhan Informasi 21 67,8 Adanya Motivasi untuk Memanfaatkan Koleksi Grey literature 1 3,2 Adanya Keinginan atau Minat pada Koleksi Grey literature 1 3,2 Kelengkapan Koleksi Grey literature yang Dimiliki Perpustakaan MPR RI 2 6,5 Keterampilan Pustakawan dalam Melayani dalam Mencari Informasi pada Koleksi Grey literature 1 3,2 Mudahnya Pencarian dan Temu Kembali Informasi dalam Koleksi Grey literature 4 12,9 Lainnya 1 3,2 Jumlah 31 100 Berdasarkan pada jawaban pemustaka yang dapat dilihat pada tabel 21 di atas, faktor yang melatar belakangi pemustaka memanfaatkan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI adalah karena kebutuhan informasi. Faktor tersebut dijawab oleh sebagian besar 67,8 dari jumlah responden. Kemudian faktor karena adanya motivasi untuk memanfaatkan dan karena adanya keinginan atau untuk memanfaatkan dipilih oleh sebagian kecil 3,2 pemustaka. Selain itu faktor kelengkapan koleksi grey literature juga menjadi faktor yang melatar belakangi pemanfaatan koleksi grey literature oleh sebagian kecil 6,5 pemustaka. Kemudian faktor keterampilan pustakawan dalam melayani pemustaka yang mencari informasi dipilih sebagian kecil 3,2 dari jumlah responden. Sedangkan 12,9 memilih faktor karena mudahnya pencarian dan 3,2 karena faktor temu kembali informasi koleksi grey literature dan 1 orang pemustaka yang menjawab faktor lainnya yang melatar belakangi untuk pemanfaatan grey literature untuk bahan referensi tesis. Dapat disimpulkan kebutuhan informasi dari pemustakalah yang melatar belakangi mereka memanfaatkan grey literature di Perpustakaan MPR RI. Tabel 22 Faktor yang Melatar Belakangi Pemanfaatan Grey Literature di Perpustakaan MPR RI dari Segi Kelengkapan Koleksi Jawaban Responden Frekuensi Presentase Sangat Lengkap Lengkap 14 60,9 Kurang Lengkap 8 34,8 Tidak Lengkap 1 4,3 Jumlah 23 100 Pada tabel 22 ini merupakan penjelasan mengenai pendapat pemustaka berdasarkan faktor kelengkapan koleksi grey literature yang dimiliki oleh Perpustakaan MPR RI. Dari jawaban responden tidak satu pun yang menilai sangat lengkap, sebagian besar responden menilai koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI lengkap dengan frekuensi jawaban 14 orang 60,9. Kemudian sebagian kecil menilai kurang lengkap dengan jawaban responden sebanyak 8 orang 34,8 dan tidak lengkap dengan 1 orang 4,3. Sehingga dari faktor yang melatar belakangi pemustaka dalam memanfaatkan koleksi sebagian besar karena kelengkapan koleksi grey literature yang ada di Perpustakaan MPR RI karena sebanyak 14 orang atau sebagian besar responden menjawab lengkap untuk koleksi grey literature. Tabel 23 Faktor yang Melatar Belakangi Pemanfaatan Grey Literature di Perpustakaan MPR RI dari Segi Keterampilan Pustakawan dalam Melayani Jawaban Responden Frekuensi Presentase Sangat Terampil 1 4,3 Terampil 20 87 Kurang Terampil 2 8,7 Sangat Tidak Terampil Jumlah 23 100 Dari tabel 23 dapat dilihat bahwa hampir seluruhnya 87 pemustaka berpendapat pustakawan Perpustakaan MPR RI terampil dalam melayani pemustaka dalam memanfaatkan koleksi grey literature, kemudian sebagian kecil 8,7 menilai kurang terampil dan sebagian kecil 4,3 juga penilaian pemustaka terhadap pustakawan sangat terampil. Sedangkan tidak satupun pemustaka yang menilai dengan jawaban sangat tidak terampil 0.Dilihat dari presentase data di atas, penilaian pemustaka terhadap faktor keterampilan pustakawan dalam melayani pemustaka dalam memanfaatkan koleksi grey literature dinilai terampil dan membantu mereka hal ini dibuktikan dengan jawaban responden yang hampir seluruhnya menjawab pustakawan terampil dalam melayani. Tabel 24 Faktor yang Melatar Belakangi Pemanfaatan Grey Literature di Perpustakaan MPR RI dari Segi Sistem Temu Kembali Informasi Jawaban Responden Frekuensi Presentase Mudah Digunakan User Friendly 9 39,1 Informasi Mudah Ditemukan 8 34,8 Sistem Temu Kembali Informasi Dapat Diakses Dimana dan Kapan Saja 4 17,4 Lainnya 2 8,7 Jumlah 23 100 Pada tabel 24 di atas tersaji data tentang pendapat pemustaka terhadap sistem temu kembali informasi koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI. Dari jawaban pemustaka dalam penelitian ini hampir setengahnya 39,1 menilai sistem mudah digunakan user friendly, kemudian yang menilai informasi mudah ditemukan sebanyak hampir setengahnya 34,8 pula dan sebagian kecil 17,4 yang menilai sistem temu kembali informasi dapat diakses dimana dan kapan saja.Kemudian pada jawaban lainnya pemustaka berpendapat bahwa sistem temu kembali informasi pada Perpustakaan MPR RI adalah rata-rata dan satu pemustaka lainnya berpendapat harus di update lagi sistem temu kembali informasinya.

IV. Kendala Pemanfaatan Koleksi Grey Literature di Perpustakaan MPR RI

Pada hasil penelitian yang membahas kendala mengenai pemanfaatan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI akan disampaikan secara naratif berdasarkan data yang didapat penulis ketika melakukan observasi selama penelitian berlangsung dan melalui wawancara penulis dengan pustakawan Perpustakaan MPR RI. Metode menggabungkan data yang diperoleh ini dinamakan triangulasi metode yakni penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, penulis melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi selama penelitian dilakukan. Beberapa kendala yang ditemui di lapangan mengenai pemanfaatan koleksi grey literature oleh pemustaka Perpustakaan MPR RI baik melalui pengamatan langsung penulis salah satunya adalah kurangnya fasilitas komputer dalam pencarian pada OPAC di perpustakaan karena hanya tersedia satu unit komputer sehingga ini membuat pemustaka sulit mengakses informasi mengenai katalog koleksi yang ada di perpustakaan. Selain itu kurang updatenya data katalog koleksi, khususnya koleksi grey literature yang dimiliki Perpustakaan MPR RI juga membuat pemustaka kesulitan untuk mengetahui apakah informasi yang dicarinya tersedia di Perpustakaan MPR RI. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat responden pada tabel 24 yang menjawab kurang updatenya katalog perpustakaan yaitu sebanyak 4,3 dalam faktor yang melatar belakangi pemanfaatan grey literature dari segi sistem temu kembali informasi. Sehingga pemustaka yang mencari koleksi grey literature cenderung untuk langsung bertanya kepada pustakawan. Faktor kelengkapan juga menjadi kendala dalam pemanfaatan koleksi grey literature ini karena koleksi yang lengkap dan memadai akan menjadi pertimbangan pemustaka ketika mencari informasi di perpustakaan. Pada pengamatan penulis untuk beberapa jenis koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI ada yang tidak lengkap seperti risalah sidang contohnya dan beberapa jenis lainnya tidak update dan terkesan tidak ada penambahan koleksi seperti karya ilmiah, skripsi, tesis, laporan penelitian, dan lain sebagainya. Hal ini didukung dari pernyataan seorang pustakawan dalam proses wawancara ketika penulis bertanya mengenai koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI memadai dan lengkap dengan permintaan pemustaka yang mencari informasi, maka beliau menyatakan: “Tidak, karena ada yang meminjam tapi tidak dikembalikan”. 50 50 Sumber data wawancara dengan pustakawan Jadi pada kepemimpinan beberapa tahun sebelumnya, koleksi grey literature dapat dipinjamkan oleh pemustaka. Tetapi ada beberapa koleksi tersebut yang tidak dikembalikan ke perpustakaan dengan alasan-alasan tertentu dari pemustaka yang meminjam. Sehingga kini untuk beberapa jenis koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI ada yang tidak lengkap berdasarkan jilid maupun urutan tahun yang terbit pada dokumen tersebut. Kendala lainnya dalam pemanfaatan koleksi grey literature selain kelengkapan koleksi adalah mengenai jumlah eksemplar koleksi dan jumlah rak serta keterbatasan ruangan perpustakaan yang menjadikan kolesi grey literature tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan oleh pemustaka. Seperti penjelasan pustakawan yang ditanya mengenai kendala dalam pemanfaatan koleksi grey literature: “Koleksi yang tidak lengkap dalam bentuk cetak maupun non cetak, jumlah eksemplar kurang memadai, penataan koleksi yang belum tertata karena kendala ruangan dan rak buku” 51 Menurut pengamatan penulis banyak koleksi grey literature yang hanya disusun dilantai gudang perpustakaan, yang seharusnya menurut penulis koleksi tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Menurut kebijakan yang dibuat oleh Perpustakaan MPR RI, koleksi grey literature memang tidak bisa dipinjamkan. Tetapi mereka memberi keringanan untuk memfotokopi koleksi. Tetapi menurut pengamatan penulis pada beberapa jenis koleksi grey literature tersebut tidak memungkinkan untuk dibaca atau dimanfaatkan hanya sekali baca saja atau sebentar untuk mencatat sedangkan waktu yang diberikan oleh perpustakaan untuk memfotokopi koleksi grey literature memiliki persyaratan yang cukup ketat yaitu meninggalkan identitas asli pemustaka dan hanya diberikan waktu sehari saja dikembalikan hari itu juga. 51 Sumber data wawancara dengan pustakawan

C. Pembahasan

Setelah menyajikan hasil pengumpulan data dan hasil penelitian seperti yang tersaji pada tabel di atas, pada bagian pembahasan ini akan dibahas secara lebih mendalam dari hasil penelitian tentang pemanfaatan grey literature di Perpustakaan MPR RI pada bab IV. Di dalam pembahasan ini penulis akan membahas hasil dari jawaban-jawaban pemustaka yang menjadi responden dan pengamatan penulis saat melaksanakan penelitian di Perpustakaan MPR RI. Dari pembahasan ini kita dapat melihat bagaimana pemanfaatan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI dan faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi pemustaka dalam memanfaatkan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI. 1. Mengenai pengetahuan pemustaka tentang koleksi grey literature yang dimiliki oleh Perpustakaan MPR RI. Dari hasil penelitian bisa dilihat bahwa hampir seluruhnya dari pemustaka mengetahui koleksi grey literature yang terdapat di Perpustakaan MPR RI, meskipun masih terdapat beberapa jawaban pemustaka yang menyatakan tidak mengetahuinya. Menurut pengamatan penulis terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, salah satunya adalah karena karakter masing-masing pemustaka yang berbeda-beda. Ada pemustaka yang memang suka mencari tahu sendiri tentang koleksi yang ada di perpustakaan, ada juga pemustaka yang lebih suka bertanya langsung kepada pustakawan koleksi dan informasi apa yang mereka butuhkan, dan ada pula pemustaka yang sebenarnya tahu akan keberadaan koleksi grey literature tetapi mereka tidak mengetahui kalau koleksi tersebut termasuk kedalam jenis koleksi grey literature menurut istilah dalam dunia perpustakaan. Padahal jika diperhatikan koleksi ini merupakan literatur yang penting yaitu seperti hasil-hasil rapat, risalah sidang, amandemen undang-undang, lembar negara, jurnal, majalah dan lainnya yang merupakan koleksi deposit atau dapat dikatakan koleksi lokal. 2. Mengenai sumber informasi pemustaka mengetahui Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi grey literature. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya pemustaka mengetahui sendiri koleksi grey literature yang dimiliki Perpustakaan MPR RI karena yang penulis perhatikan rak untuk koleksi grey literature diletakkan paling depan sehingga apabila pemustaka yang datang ke perpustakaan akan langsung melihat koleksi-koleksi grey literature. Tetapi sebagian kecil lainnya mengetahui Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi grey literature melalui OPAC perpustakaan, berdasarkan informasi pustakawan, dan informasi dari teman pemustaka atau orang lain. Selain itu pemustaka juga mengetahui koleksi tersebut menurut informasi dari bagian humas DPR RI dan informasi dari web MPR RI. Menurut pengamatan penulis, jika dari lingkungan dimana perpustakaan berada, anggota MPR, tenaga ahli, dan pegawai-pegawai yang bekerja di lingkungan MPR RI sebagian besar pasti mengetahui bahwa koleksi grey literature yang di dalamnya terdapat juga koleksi yang berasal dari terbitan lokal atau produk MPR RI disimpan dan dikoleksi sebagai bahan pustaka di Perpustakaan MPR RI karena produk-produk MPR RI diterbitkan dari beberapa bagian yang berada di bawah struktur organisasi Sekretariat Jenderal MPR RI. Kemudian untuk pemustaka yang mengetahui informasi melalui perantara, hal ini karena pemustaka MPR RI juga berasal dari masyarakat umum dan MPR RI, DPR RI, dan DPD RI masing-masing mempunyai perpustakaan sehingga pemustaka yang tidak mengetahui keberadaan koleksi tersebut awalnya akan bertanya-tanya kepada orang lain dimana mereka dapat menemukan koleksi tersebut. 3. Mengenai pernah atau tidaknya pemustaka memanfaatkan koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI. Dari data yang diolah dan hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya pemustaka pernah memanfaatkan koleksi grey literature, sedangkan sebagian kecil lainnya menjawab tidak pernah memanfaatkan. Menurut pengamatan penulis, pemustaka yang datang ke perpustakaan dengan tujuan yang berbeda-beda dan dari beberapa orang yang tidak pernah memanfaatkan koleksi grey literature mungkin mereka yang kebutuhan informasinya memang tidak terdapat dalam koleksi grey literature tersebut. 4. Mengenai jenis grey literature apa saja yang pernah dimanfaatkan. Dalam pertanyaan ini data yang diolah hanya dari 23 responden karena dilihat dari pertanyaan nomor 6 pada kuesioner yang menjawab pernah memanfaatkan adalah 23 orang maka untuk selanjutnya data yang diolah adalah dari 23 orang pemustaka. Pada pertanyaan mengenai jenis grey literature apa yang pernah pemustaka manfaatkan, pemustaka dapat memilih lebih dari satu jawaban, sehingga jenis-jenis koleksi grey literature yang dimiliki Perpustakaan MPR RI dan hampir seluruhnya merupakan hasil terbitan MPR RI atau dapat dikatakan local content terbitan lokal. Dari hasil penelitian terlihat bahwa jenis grey literature yang lebih sering dimanfaatkan oleh pemustaka adalah majalah MPRDPRDPD RI, majalah merupakan terbitan berkala sehingga lebih sering dimanfaatkan karena konten dari majalah sendiri lebih terkini current. Menurut pengamatan penulis rak majalah yang diletakkan di ruang perpustakaan bagian depan membuat koleksi majalah lebih terlihat dan mudah untuk langsung dibaca. Sedangkan jenis koleksi grey literature lainnya seperti laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, hasil rapat, risalah sidang, kliping berita dan artikel, sejarah, serba-serbi, selayang pandang MPR RI, lembar negara, jurnal, amandemen UUD, ketetapan dan keputusan MPR RI, himpunan peraturan, kegiatan empat pilar, dan buku- buku terbitan MPR RI hanya kadang-kadang dimanfaatkan oleh pemustaka hanya ketika mereka sangat membutuhkan informasi di dalamnya. Jika dilihat dari jawaban-jawan responden melalui kuesioner yang dibagikan, menurut penulis hampir seluruhnya jenis grey literature koleksi Perpustakaan MPR RI pernah dimanfaatkan oleh pemustaka yang datang sesuai dengan informasi yang mereka cari. 5. Mengenai tujuan pemustaka memanfaatkan koleksi grey literature dalam mencari informasi di Perpustakaan MPR RI. Merujuk pada tabel 15 jawaban terbanyak adalah untuk menambah dan memperluas wawasan. Meskipun tujuan-tujuan lainnya juga ada yang menjawab tetapi hanya sebagian kecil saja seperti untuk referensi tugas kantor, tugas kuliah, tugas akhir dan karena informasi yang mereka cari hanya terdapat pada koleksi grey literature. Dari pengamatan penulis, jika dilihat dari tabel hasil penelitian mengenai jenis grey literature yang sering dimanfaatkan, responden lebih banyak menjawab majalah MPRDPRDPR RI. Seperti yang diketahui informasi yang disajikan majalah selalu informasi yang update terbaru sehingga pemustaka menjawab tujuan mereka memanfaatkan koleksi grey literature majalah