Koleksi Perpustakaan Khusus dan Pemanfaatannya

dalam koleksi yang ada di perpustakaan maka pemanfaatan koleksi di perpustakaan akan maksimal. Berdasarkan arti katanya frekuensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti kekerapan, maka frekuensi pemanfaatan berarti kekerapan dalam penggunaan. Dalam hal ini berarti kekerapan pemustaka dalam menggunakan koleksi perpustakaan. Oleh karena itu, frekuensi pemanfaatan merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pemustaka memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan. Pemanfaatan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi masing-masing pemustaka dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung pemustaka untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan diantaranya: a. Faktor Internal 1 Kebutuhan Setiap individu mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda. Kebutuhan informasi timbul dari rasa ingin tahu. Oleh karena itu, koleksi yang ada di perpustakaan harus memenuhi kebutuhan informasi setiap penggunanya, agar koleksi dapat dimanfaatkan dengan baik. 2 Motif Motif merupakan penggerak atau alasan-alasan seseorang untuk melakukan sesuatu yang kemudian disebut motivasi. Jika ditelusuri lebih dalam motif timbul bukan hanya dari kebutuhan yang ada, tetapi ditentukan pula adanya faktor harapan akan dapat terpenuhinya suatu kebutuhan. 3 Minat Minat merupakan sesuatu kekuatan untuk mendorong sesorang yang menyebabkan ia menaruh perhatian pada suatu objek atau aktifitas tertentu. Jadi dapat diartikan minat adalah keinginan hati untuk melakukan suatu tindakan tertentu. b. Faktor Eksternal 1 Kelengkapan Koleksi Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang lengkap koleksinya. Setiap perpustakaan tentu melakukan kegiatan pengembangan koleksi untuk menambah kelengkapan koleksi yang dimilikinya. Kegiatan pengadaan dilakukan dengan membeli, tukar-menukar, hadiah dari perorangan atau lembaga, bahkan tidak jarang untuk koleksi yang sulit didapatkan karena tidak dijual seperti koleksi yang diterbitkan oleh penerbit komersial pada umumnya seperti koleksi grey literature, perpustakaan memburu hunting kepada bagian atau lembaga yang menerbitkannya. 2 Keterampilan Pustakawan dalam Melayani Pemustaka Pemanfaatan koleksi perpustakaan juga dapat dipengaruhi oleh cara pustakawan dalam melayani pemustaka dalam mencari informasi. Keterampilan atau cara pustakawan yang baik dalam melayani akan membuat pemustaka nyaman dan senang untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan. 3 Ketersediaan Fasilitas Pencarian Temu Kembali Informasi Pada intinya perpustakaan yang menyediakan fasilitas untuk mencari informasi yang ada di perpustakaan akan memudahkan pemustaka dalam menemukan informasi dalam koleksi perpustakaan yang mereka cari. Sehingga kebutuhan informasinya terpenuhi. 25

C. Literatur Kelabu Grey literature

1. Pengertian Literatur Kelabu Grey literature

Grey literature atau literatur kelabu merupakan istilah pada dunia perpustakaan dan pekerja informasi. Istilah ini berasal dari frase Jerman Graue literatur yang berarti literatur kelabu yaitu istilah kolektif untuk semua publikasi penerbit non-terikat. Berdasarkan artikel jurnal yang ditulis oleh Pungki Purnomo, menurut beliau grey literature dipahami oleh banyak kalangan sebagai suatu karya yang merujuk kepada berbagai publikasi yang diterbitkan oleh badan-badan pemerintah, akademik pendidikan, bisnis dan industri baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik, adalah jenis publikasi yang tidak dikontrol oleh penerbitan komersial, dan dalam penerbitan tersebut faktor komersial atau bisnis adalah bukan merupakan aktifitas utama dari penerbitan-penerbitan 25 Tatik Ilmiyah, “Pengaruh Pemanfaatan Koleksi Local Content Terhadap Kegiatan Penelitian... ,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol. 2 No. 2 Tahun 2013, h. 6. Artikel diakses pada 08 Mei 2015 dari http:ejournal-s1.undip.ac.idindex.phpjip.