26
sebab itu diperlukan kontrol terhadap hal-hal yang dapat berubah presisi ketepatan menjadi kata kunci.
Aspek “belajar” penting bagi strategi yang bersifat spontan. Dalam strategi ini, intuisi dan insting dipandang penting. Perubahan lingkungan
yang cepat, yang membuat perhitungan terus menerus berubah, hanya bisa dihadapi dengan keluwesan kelenturan rencana. Hal-hal yang sifatnya
spontan harus dimungkinkan untuk muncul. Dengan pertimbangan-prtimbangan tertentu, organisasi sering secara
sengaja tidak membuat strategi yang ekspisit, atau lebih mengandalkan pada strategi yang bersifat spontan. Strategi yang terlalu eksplisit dianggap
mengurangi fleksibilitas dan juga mahal, karena proses perumusan strategi merupakan resource consuming ceremony.
B. Tim Manajemen
1. Pengertian Tim Manajemen
Sejarah kerjasama tim dalam kehidupan manusia hampir setua umur manusia itu sendiri. Kerjasama tim menjadi vital ketika dunia kemiliteran
dan bisnis berkembang dengan cepat. Sejalan dengan perkembangan pasar dan teknologi, industri tidak lagi bisa berjalan secara mekanistis. Ia harus
bisa bertindak secara fleksibel, dan kebutuhan terhadap kelompok kerja makin terasa. Para peneliti menemukan bahwa pengaruh kelompok kerja
terhadap produktifitas sama besarnya dengan pengaruh seorang manajer. Hanya saja, saat organisasi menjadi semakin besar, para pekerja kesulitan
27
untuk saling berbagi pengetahuan tentang material, proses, dan metode kerja untuk meningkatkan daya saing organisasi. Ini terjadi karena saluran
pertukaran ide dan keahlian di antara karyawan mampet. Inovasi model bisnis berkembang selama masarekonstruksi pasca
Perang Dunia II. Jepang memimpin dengan menerapkan etika tim sebagai prinsip-prinsip produksi massal. Karyawan mereka sangat termotivasi,
komit terhadap teknologi, dan sangat produktif. Kemudian, perusahaan- perusahaan Amerika dan Eropa mengkopi cara Jepang mengelola
pekerjaan itu, sembari menghapus hambatan birokrasi yang sering menghambat inovasi dalam kultur orang-orang Jepang. Upaya mencontoh
itu ternyata bukanlah resep yang mudah. Hingga saat ini pun upaya mengadopsi pendekatan tim itu masih menjadi tantangan terbesar pada
banyak perusahaan. Direktur HR dari 100 perusahaan paling top di Amerika Fortune 100 melaporkan bahwa perhatian utamanya tertuju
pada upaya membangun struktur berbasis tim agar perusahaan mereka bisa bergerak fleksibel, produktif, tangguh, dan efektif.
Menurut Profesor Michael West, pengarang buku The Secrets of Successful Team Management, upaya membangun tim bukan hanya soal
laba dan inovasi, tetapi ia juga penting bagi kesehatan. Saat bekerja dalam sebuah tim, kita memiliki hubungan pertemanan yang bagus, dan kita
merasa dimengerti dan dihargai. maka harus mempunyai rasa memiliki yang kini semakin hilang di perusahaan-
perusahaan besar”, ujar professor psikologi organisasi itu. Karyawan melihat adanya gap yang lebar antara
28
retorika sang CEO yang selalu mengatakan, ...SDM adalah asset utama terpenting dengan kenyataan yang dihadapi sebagai karyawan. Sebagai
akibatnya, karyawan sering merasa tidak dihargai oleh perusahaan dan merasakan minimnya kontrol terhadap kerjanya.
24
Alienasi semacam
itu tercampur
saat perusahaan
harus merampingkan diri untuk merespons tekanan ekonomi, karena adanya
beban pekerjaan berlebihan dan seringnya terjadi pengulangan pekerjaan yang dirasakan karyawan.
Manfaat dari kerjasama tim, menurut penulis, sangat banyak. Biasanya organisasi berbasis tim memiliki struktur yang ramping.
Berkerjasama dalam sebuah tim berarti memberi tanggung jawab dan otoritas kepada tim untuk membuat keputusan tentang bagaimana bekerja
paling efisien, dan ini menyebabkan jumlah manajer dan level manajer lebih sedikit. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons dengan cepat
dan efektif lingkungan yang cepat berubah. Tim bisa melakukan pengembangan dan peluncuran produk dengan
cepat. Tim memungkinkan organisasi untuk terus belajar dan mengambil manfaat dari proses itu secara lebih efektif. Tim yang melibatkan banyak
fungsi akan membantu meningkatkan manajemen mutu. Ia juga mendorong berkembangnya kreatifitas dan inovasi. Kerjasama tim juga
menghasilkan manfaat finansial, termasuk karena kenaikan produktifitas.
24
Prof. Michael West, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a team to innovation, creativity and success, Duncan Baird Publishers
29
Begitu pula, perubahan dalam sebuah organisasi lebih efektif bila melibatkan kerjasama tim. Masih banyak manfaat lain dari kerjasama tim.
Selain memberikan analisis teoritis dan praktis tentang manajemen tim, yang menarik dalam buku ini, penulis memberikan kiat atau tips yang
amat berguna untuk menghasilkan kerjasama tim terbaik. Penulis menyebut kiat atau tips itu dengan istilah Work Solution, yang berjumlah
23 buah. Penerapan Work Solution ini secara baik diyakini akan melahirkan kerjasama tim yang kuat di perusahaan Anda. Work Solution 1
mengulas kenapa Anda harus membentuk kerjasama tim, karena tidak semua hal mengharuskan Anda melakukannya. Work Solution 2 berisi
cara untuk menelaah kompetensi dari tim. Work Solution 3 menyarankan pembuatan jurnal manajemen waktu. Work Solution 4 mengupas tema
...meditasi pikiran untuk meresapi tugas tim. Work Solution 5 berisi cara merespons umpan balik formal. Work
Solution 6 tentang cara mengatasi anggota tim yang sulit. Work Solution 7, jurus mempersiapkan presentasi dari seorang juru bicara bagi tim. Work
Solution 8, tentang seni dari persuasi. Work Solution 9 berbicara tentang penyusunan aturan main. Work Solution 10 berisi klarifikasi peran. Work
Solution 11 tentang bagaimana memproses informasi yang berguna. Work Solution 12 mengupas kiat membangun hubungan dua arah. Work
Solution 13 tentang cara menyusun objektif. Work Solution 14 tentang penyusunan agenda. Work Solution 15,
bagaimana melakukan debat yang positif. Work Solution 16, analisis
30
tentang stakeholder. Work Solution 17 mengupas cara bertukar pikiran dua tahap. Work Solution 18, mengelola risiko. Work Solution 19 tentang
memaksimalkan upaya. Work Solution 20 tentang cara menghadapi hal- hal rutin. Work Solution 21 mengupas tema bagaimana mengevaluasi
kerjasama tim. Work Solution 22 tentang pembentukan sebuah tim perubahan. Terakhir Work Solution 24 mengupas hal menghilangkan
hambatan keterbukaan. Sebuah buku yang menarik dan bermanfaat bagi siapa saja pelaku
organisasi: eksekutif, manajer, karyawan, dan siapa saja yang mengandalkan kerjasama tim dalam pencapaian hasil.
Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak pernah mendengar kata tim, atau bergabung di dalam sebuah kelompok yang dinamakan „tim’? Tetapi
apakah „tim’ itu, dan apa yang menjadikan sebuah tim efektif? Jawaban atas pertanyaan tersebut benar-benar didambakan setiap organisasi karena
semakin banyaknya organisasi yang kinerjanya tergantung pada kinerja tim-tim di dalamnya. Tim-tim dianggap mampu menyelesaikan banyak
masalah organisasi yang membutuhkan kerja sama lintas fungsional. Topik mengenai tim, karena itu, sangat sering dibahas dalam
literatur-literatur manajemen dan bisnis. Salah satu karya klasik yang mengangkat tema ini adalah tulisan Jon R. Katzenbach dan Douglas K.
Smith yang dikutip oleh Prof. Michael West, yang dituangkan dalam buku berjudul The Wisdom of Teams. Buku yang diterbitkan pertama kali pada
31
tahun 1993 tersebut sudah dicetak ulang beberapa kali dan dianggap sebagai salah satu karya terbaik mengenai tim.
25
Salah satu kesimpulan yang membuka mata dari kedua penulis ini adalah: tidak selamanya sekelompok orang yang bekerja bersama bisa
disebut sebagai tim. Bila kita mengumpulkan 5 orang dan meminta mereka menyelesaikan sebuah proyek, mereka belum tentu menjadi sebuah tim.
Tim, menurut mereka, harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan-persyaratan tersebut bisa dilihat pada definisi tim menurut
Katzenbach dan Smith yang dikutip oleh Prof. Michael West:
26
“A team is a small number of people with complementary skills who
are committed to a common purpose, performance goals, and approach for which they hold themselves mutually accountable. Sebuah tim adalah
sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan ketrampilan yang berbeda yang berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan
pendekatan yang sama; yang tanggung jawabnya diambil bersama”. Definisi tersebut bukan sekedar definisi, tetapi juga merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi agar sebuah tim menjadi efektif. Dari definisi di atas, bisa dilihat bagaimana sekelompok orang
menjadi sebuah tim. Pertama, jumlah kelompok tersebut harus kecil. Mengapa? Sebuah tim membutuhkan komunikasi yang intensif, dan harus
25
Prof. Michael West, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a team to innovation, creativity and success, Duncan Baird Publishers
26
Prof. Michael West, The Secrets of Successful Team Management - How to lead a team to innovation, creativity and success, Duncan Baird Publishers
32
mampu menentukan tujuan dan mengambil tanggung jawab bersama. Hal itu lebih mudah terealisasi dalam kelompok yang kecil. Secara teoritis,
kelompok yang terdiri dari 50-100 orang tetapi bisa dianggap sebagai sebuah tim, namun dalam prakteknya, kelompok besar tersebut umumnya
harus dipecah menjadi tim-tim yang lebih kecil agar bisa menjadi tim efektif. Jumlah efektif berkisar dari 5-9 orang, tetapi boleh lebih dari itu
asalkan masih bisa tetap memenuhi persyaratan lainnya. Persyaratan berikutnya adalah setiap anggota tim hendaknya
memiliki ketrampilan yang berbeda yang bisa menjadi pelengkap buat anggota-anggota tim lainnya. Ketrampilan tersebut bisa dalam wujud
ketrampilan teknis, fungsional, pembuatan keputusan, atau hubungan interpersonal. Syarat ini sangat diperlukan karena tim umumnya dibentuk
untuk menyelesaikan masalah yang cukup kompleks. Tanpa adanya ketrampilan yang berbeda-beda tersebut, sebuah tim sulit menjalankan
fungsinya. Namun ketrampilan di sini juga bisa dalam bentuk potensi. Sebuah tim tidak perlu mendapatkan semua ahli di bidangnya. Asalkan ada
beberapa anggota tim yang berpotensi dan berminat mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan, hal itu sudah mencukupi.
Kemudian, sebuah tim harus membangun komitmen terhadap tujuan dan ukuran kinerja bersama. Tanpa adanya tujuan bersama tersebut, para
anggota tim akan menjadi bingung, apatis, dan kembali memprioritaskan tujuan individu mereka. Tujuan tersebut bisa diturunkan dari atas, tetapi
lebih baik bila dihasilkan bersama-sama oleh semua anggota tim melalui
33
proses diskusi yang sehat ’sehat’ di sini bukan berarti damai. Perdebatan keras bisa terjadi, namun semua suara wajib dikeluarkan dan didengarkan,
dan semua orang sepakat untuk menghormati hasil akhir. Selain komitmen terhadap tujuan bersama, tim juga harus
berkomitmen terhadap pendekatan yang disepakati bersama. Semua anggota tim harus setuju bagaimana cara mereka membagi tugas dan
waktu, bagaimana jadwalnya, bagaimana dengan kepemimpinan tim ditunjuk, digilir, atau lainnya dan hal-hal lain yang bersifat administratif
dan ekonomis. Lalu yang terakhir, semua anggota tim memiliki tanggung jawab
bersama atas pencapaian kinerja tim. Persyaratan inilah yang sering tidak bisa dipenuhi oleh sebuah kelompok kerja. Kelompok kerja tidak memiliki
tanggung jawab bersama. Wujud tanggung jawab terbesar bisa terjadi bila semua anggota tim secara tulus berjanji pada diri sendiri dan anggota-
anggota lainnya untuk menjadikan pencapaian kinerja tim sebagai tujuan individunya. Tim yang berhasil mendapatkan komitmen demikian
kemungkinan besar akan menjadi tim yang efektif. Kemudian ada sebuah catatan tambahan dari mereka. Tidak semua
kelompok harus menjadi tim. Bila para anggota kelompok tidak mampu memenuhi persyaratan-persyaratan di atas, atau penyelesaian dari masalah
tidak membutuhkan sebuah tim, pembentukan kelompok kerja biasanya sudah mencukupi. Tim yang efektif juga tidak mudah untuk dibentuk.
34
Tetapi bila terbentuk, pencapaian tim tersebut akan jauh melebihi pencapaian total masing-masing individunya.
27
2. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia