Pemilihan Bidang Studi Mata Pelajaran
هنأ نإو
لاط رثكو
نكم هطبض
ةداعإاب ،نترم
ديزيو قفرلاب
،جيردتلاو امأو
اذإ لاط
قبسلا ى
ءادتبإا جاتحاو
ىإ ةداعإا
رشع تارم
وهف ى
ءاهتنإا اضيأ
نوكي ،كلذك
هنأ داتعي
،كلذ او
كري كلت
ةداعإا اإ
ده رثك
.
86
“Mengenai ukuran seberapa panjang yang baru dikaji, menurut keterangan Abu Hanifah adalah bahwa Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar
Az-Zanji berkata: guru- guru kami berkata: “sebaiknya bagi orang yang mulai
belajar, mengambil pelajaran baru sepanjang yang kira-kira mampu dihapalkan dengan faham, setelah diajarkannya dua kali berulang. Kemudian
untuk setiap hari, ditambah sedikit demi sedikit sehingga setelah banyak dan panjang pun masih bisa menghapal dengan paham pula setelah diulang dua kali.
Demikianlah lambat laun setapak demi setapak. Apabila pelajaran pertama yang dikaji itu terlalu panjang sehingga para pelajar memerlukan pengulangan 10
kali, maka untuk seterusnya sampai yang terakhirpun begitu. Karena hal itu menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan kecuali dengan susah payah.”
Al-Zarnuji mengutip keterangan dari Abu Hanifah yang mengutip perkataan Syaikh Umar bin Abu Bakar, bahwa menurut gurunya setidaknya dalam
memulai belajar, penuntut ilmu diberikan materi yang mudah dihafal, bahkan dianjurkan hanya mengulang sebanyak dua kali penuntut ilmu bisa menghafal
materi yang diberikan. Ini dilakukan setapak demi setapak, perlahan-lahan dalam rangka menjadikan kebiasaan bagi peserta didik. Jika peserta didik pada awalnya
tidak bisa menghafal dengan cara mengulangi materi tersebut sebanyak dua kali, kemudian baru bisa menghafal setelah sepuluh kali melakukan pengulangan,
maka sepuluh kali mengulang pelajaran itulah yang dijadikan kebiasaan. Tentu saja kegiatan pengulangan tersebut dikondisikan sesuai dengan kemampuan
peserta didik. Jadi dalam hal ini al-Zarnuji memperhatikan kemampuan kognitif peserta didik untuk mampu menghafal materi pelajaran yang diberikan.
penguasaan materi disesuaikan dengan seberapa banyak peserta didik mengulang pelajaran yang menjadikan dia hafal.
86
Aly As’ad, Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan Terjemah Ta’lim al- Muta’allim, .... h. 74.
Lebih lanjut, memang al-Zarnuji sangat mengharuskan peserta didik untuk sungguh-sungguh melakukan pengulangan dalam belajar. Tujuannya adalah ilmu
atau materi yang diberikan benar-benar melekat pada diri peserta didik. Al-Zarnuji mengatakan dalam kitab
Ta’lim-nya:
دقو ليق
: قبسلا
،فرح راركتلاو
فلأ
“Sungguh telah dikatakan: “pelajaran baru satu huruf, pengulangannya seribu kali.”
87
Dari ungkapan diatas dapat diketahui bahwa pengulangan dalam belajar sangat penting. Bahkan walaupun sebelumnya hanya mendapatkan pengetahuan
satu huruf, pengulangannya diharapkan bisa dilakukan sebanyak seribu kali. Pernyataan al-Zarnuji di atas tentang penentuan kualitas dan kuantitas
pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik, beliau mempertimbangkan aspek ingatan. Hal ini bisa dilihat dari penentuan kualitas pelajaran dari buku-
buku ringkasan dan melakukan pengulangan pelajaran. Ingatan menurut Slameto adalah “Penarikan kembali informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Baik
informasi tersebut baru diterima beberapa saat saja, beberapa waktu, atau jangka waktu yang tidak terbatas”.
88
Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif dimana peserta didik menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari informasi yang telah
diperoleh pada masa yang telah dilewatinya atau berdasarkan kesan-kesan dari kejadian yang pernah dialaminya.
Pertimbangan al-Zarnuji terhadap ingatan berkaitan juga dengan perhatiannya kepada mental peserta didik. Terkait dengan mental, dalam teori
psikologi belajar terdapat sebuah teori yang disebut teori psikologi daya atau teori disiplin mental. Psikologi daya atau disiplin mental memandang bahwa peserta
didik memiliki daya atau kekuatan seperti mengindra, mengenal, mengingat,
87
Aly As’ad, Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan Terjemah Ta’lim al- Muta’allim, .... h. 76.
88
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, .... h. 111.
menanggap, mengkhayal, berpikir, merasakan, menilai dan berbuat. Daya-daya tersebut dapat dikembangkan melalui latihan-latihan dalam bentuk pengulangan.
89
Dengan demikian, dalam penentuan kualitas dan kuantitas pelelajaran terdapat relevansi dengan psikologi daya. Relevansi tersebut bisa dilihat pada
penentuan kualitas pelajaran yang mempertimbangkan daya ingat peserta didik, dan pada penentuan kuantitas pelajaran yang bisa dilakukan pengulangan dengan
mudah untuk melatih dan mengembangkan daya ingat peserta didik.