Manfaat Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian

memahami proses belajar, yaitu; menetaplanggeng, bereaksi, penguatan, dan praktik atau latihan. Jadi, belajar adalah aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman yang bersifat permanen, belajar juga dapat dilakukan dengan cara mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Belajar selalu berkaitan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah mengarah pada hal yang lebih baik atau sebaliknya, direncanakan atau tidak. Perubahan ini bisa berupa pengetahuan, sikap atau afeksi, maupun keterampilan. Unsur lain yang terkait dengan belajar adalah pengalaman yang merupakan hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. 7 Oleh karena itu, apabila belajar dikatakan sebagai sebuah proses memperoleh ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan- perubahan yang terjadi pada individu, maka untuk mencapai hasil yang baik, proses belajar dapat disusun menjadi sebuah rangkaian sistematis yang mengantarkan individu yang sedang belajar ke arah tujuan hasil belajar. Dengan demikian perlu adanya metode yang digunakan dalam belajar, meliputi tata cara belajar yang dijadikan pedoman peserta didik. Tata cara belajar yang dikonsep sedemikian rupa tentunya juga harus mempertimbangkan aspek-aspek peserta didik yang menjadi faktor penentu hasil belajar peserta didik tersebut. Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Faktor internal, meliputi keadaan jasmani fisik dan rohani psikis. b. Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik. c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 8 Faktor-faktor tersebut tentunya saling berkaitan. Sehingga apabila peserta didik ingin mendapatkan hasil belajar yang baik, maka harus memerhatikan faktor-faktor tersebut. 7 Fadhilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2005, Cet. ke-1, h. 62. 8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, .... h. 129. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, cara-cara belajar juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan karena termasuk penunjang dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Cara-cara belajar dalam hal ini bisa saja tergantung atau didasarkan dari gaya belajar yang tepat dimana dengan gaya tersebut peserta didik menjadi nyaman, fokus, memunculkan minat dan perhatian untuk belajar. Gaya belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu; visual, auditori, dan kinestetik.

c. Teori-Teori Belajar

Secara pragmastis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. 9 Dikarenakan penjelasan dari sebuah fakta dan penemuan, maka teori belajar sangat beragam dan beraneka macam tergantung hasil eksperimen yang telah dihasilkan. Selain itu, teori belajar tentunya akan mewarnai proses pembelajaran yang berlangsung. Berikut adalah beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan yang melandaskan teorinya pada psikologi: 1 Teori Disiplin Mental Teori ini menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu, dan melalui belajarlah semua itu dikembangkan. 10 Teori ini memandang bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah daya yang beraneka ragam, dan belajar pada prinsipnya adalah melatih daya-daya tersebut. 11 Oleh karena itu menurut Oemar Hamalik, untuk melatih daya-daya yang dimilki manusia tersebut harus 9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, .... h. 102. 10 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. ke-3, h. 56. 11 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2012, Cet.ke- 4, h. 22. disediakan berbagai mata pelajaran yang berperan dalam mengembangkan dan melatih daya-daya secara efisien dan ekonomis. 12 Teori disiplin mental atau psikologi daya ini menyatakan bahwa individu atau peserta didik memiliki sejumlah daya untuk mengenal, mengingat, menanggapi, mengkhayal, berpikir, merasakan, berbuat dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk melatih dan mengembangkan daya-daya tersebut perlu dilakukan pengulangan-pengulangan secara disiplin. Misalnya, latihan mengamati benda, gambar, mendengarkan bunyi suara, mengingat kata, arti kata, dan lain-lain. Disiplin pada teori ini dalam rangka menjadikan belajar adalah kebiasaan yang dilakukan secara teratur dan terorganisir. 2 Behaviorisme Behaviorisme disebut juga psikologi tingkah laku. Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pada teori ini, dalam belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output berupa respon. 13 Para ahli yang mengembangkan teori ini adalah Thorndike, Ivan Pavlov, B.F. Skinner, J.B. Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Albert Bandura. Aliran ini disebut dengan behaviorisme karena sangat menekankan kepada perlunya perilaku behavior yang dapat diamati atau diukur. 14 Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada fonomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan belajar. Bebepara teori behaviorisme yang dikemukakan oleh para ahli yang mengembangkannya adalah sebagai berikut: 12 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, Cet.ke-4, h. 107. 13 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, .... h. 56. 14 R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, Cet. ke-3, h. 15.