Oleh karena itu, penulis berkeinginan menggali konsep yang dikemukakan oleh Syaikh al-Zarnuji dalam kitabnya
Ta’lim al-Muta’allim Thariq al-Ta’allum dalam metode atau cara belajar yang harus dilakukan peserta didik dengan
menganalisa cara belajar dalam kitab tersebut dari aspek psikologis. Selanjutnya akan ditulis lengkap dengan judul
“KONSEP THARIQ AL-TA’ALLUM SYAIKH AL-ZARNUJI STUDI ANALISIS ASPEK PSIKOLOGIS
PESERTA DIDIK.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah
diatas, maka
penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian terhadap konsep cara belajar oleh ulama terdahulu
seperti Syaikh al-Zarnuji dengan karyanya Ta’lim al-Muta’allim.
2. Banyaknya berbagai macam metode atau cara-cara belajar pada zaman
modern ini yang mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya aspek psikologis.
3. Metode belajar yang dikembangkan lebih banyak mengacu pada produk
temuan “Barat” dengan bermacam-macam variasinya dan pertimbangan berbagai aspek. Sehingga kurangnya perhatian terhadap ilmuan Muslim
dalam bidang pendidikan. Ini mengakibatkan temuan atau produk ilmuan Islam dianggap sudah usang dan tidak sesuai dengan kemajuan zaman.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan ini, maka penulis membatasi permasalahan pada kitab
Ta’lim al-Muta’allim karangan Syaikh al-Zarnuji yang memuat tentang adab dan etika siswa dalam menuntut ilmu hanya pada
konsep tata cara belajar. Konsep tata belajar ini yang nantinya akan dianalisis pada aspek psikologis dengan kajian dan pendekatan psikologis.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tata cara belajar yang terdapat dalam kitab Ta’lim al-
Muta ’allim karya Syaikh al-Zarnuji ditinjau dari aspek psikologis?
2. Adakah relevansi psikologis cara belajar yang didesain oleh Syaikh al-
Zarnuji dengan aspek psikologis peserta didik berdasarkan pembelajaran kontemporer?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mendeskripsikan bagaimana tata cara belajar yang dikonsep oleh al-
Zarnuji dalam kitabnya Ta’lim al-Muta’allim bila dianalisis pada aspek
psikologis. b.
Menemukan relevansi tata cara belajar yang didesain oleh Syaikh al- Zarnuji
dengan aspek
psikologis berdasarkan
pembelajaran kontemporer.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
1 Mengetahui bagaimana tata cara belajar yang didesain Syaikh al-
Zarnuji bila dianalisis dari segi aspek psikologis. 2
Mengetahui apakah kitab Ta’lim al-Muta’allim masih relevan dan masih patut dijadikan pedoman bagi sebuah lembaga pendidikan.
b. Bagi Dunia Pendidikan
1 Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi
peserta didik dalam kegiatan belajar. 2
Hasil penelitian ini diharapkan bisa merancang sebuah metode dan strategi belajar baru yang terinspirasi dari konsep belajar pada
kitab T a’lim al-Muta’allim karya al-Zarnuji.
3 Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk menambah
khazanah ilmu pengetahuan. 3.
Bagi Masyarakat 1
Memberitahukan bahwa ulama Islam sudah mempunyai pemikiran tentang konsep pendidikan sejak 13 abad yang lalu.
2 Agar masyarakat bisa memberikan apresiasi kepada ulama Islam
yang telah memberikan kontribusinya dalam bidang pendidikan.
8
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Kajian Teoritis
1. Konsep Pembelajaran
a. Pengertian Konsep Pembelajaran
Kata konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah rancangan yang ditulis yang sifatnya sebagai gambaran awal.
1
Sedangkan pembelajaran adalah sebuah usaha memengaruhi emosi, intelektual, dan
spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri.
2
Dengan demikian pembelajaran dapat dibedakan dengan mengajar. Dilihat dari
pelakunya, pembelajaran biasanya lebih menekankan pada aktivitas peserta didik, sedangkan mengajar lebih menekankan pada aktivitas guru.
Berdasarkan pengertian dari setiap kata diatas, maka konsep pembelajaran adalah sebuah rancangan atau langkah-langkah yang sengaja
dibuat sebagai gambaran awal untuk mendukung terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik. Sebagai rancangan atau langkah awal supaya
terjadinya proses belajar, tentu yang perlu ditekankan adalah usaha-usaha terencana yang berkaitan dengan proses belajar tersebut seperti teori belajar,
pendekatan belajar, strategi belajar, model belajar, dan metode belajar.
1
Eka Yani Arfina, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Tiga Dua, tt, h. 206.
2
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Pranada Media Grroup, 2009, Cet. ke-1, h. 85.
b. Hakikat Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh semua orang tanpa mengenal tempat dan batas usia, dan untuk selamanya sejak kita lahir
hingga akhir hayat. Masyarakat awam mengartikan belajar hanya sebagai kegiatan yang dilakukan di sekolah saja, atau kegiatan yang berkenaan
dengan sekolah, padahal belajar itu bukan hanya di sekolah melainkan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk
mendapatkan hal yang baru yang sebelumnya belum mereka ketahui dan untuk merubah perilakunya.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
3
Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi dan pendidikan sesuai dengan bidangnya. Menurut rumusan James O. Whitaker
belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
4
Disisi lain, Muhibbin Syah mengutip Hintzman dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Learning and Memory
mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah
laku organisme tersebut.
5
Ahli psikologi lainnya yang mengemukakan definisi belajar adalah Reber dalam Dictionary of Psychology yang
membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah memperoleh proses pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yang diperkuat.
6
Dari rumusan Reber ini, ada empat istilah yang essensial dalam
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. ke-16, h. 87.
4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. ke-3, h. 12
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, .... h. 88.
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, .... h. 89.