Keberadaan KPPU Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Dari perintah-perintah ini, maka timbul prinsip bahwa Majlis Tasyri’iyyah lembaga legislatif dalam negara Islam sama sekali tidak berhak membuat
perundang-undangan yang bertentangan dengan tuntunan-tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya, dan semua cabang legislasi, meskipun telah disahkan oleh Majlis
Tasri’iyyah lembaga legislatif harus secara ipso facto dianggap ultra vires dari
undang-undang dasar.
22
Dalam sebuah negara Islam yang berwenang dalam hal ini adalah Majlis Tanfidz,
yang mana didalamnya diduduki oleh para mujtahid dan ulama fatwa. Dalam masalah ini kewenangannya tidak lepas dari dua perkara, yaitu: satu, jika perkara
yang dinisbatkan ada nash nya, maka tugas mereka adalah memahami nash dan menjelaskan hukum yang ditunjukannya; dua, jika suatu perkara tidak ada nashnya,
maka tugas mereka adalah menganalogikan dengan perkara yang ada nashnya, dan mengistinbath-
kan menetapkan hukum dengan jalan ijtihad serta mencari sebab dan menelitinya.
Dengan demikian, dua pokok sumber hukum dan ajaran Islam yakni al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan referensi utama pengambilan keputusan yang diambil oleh
Majlis Tasyri’iyyah lembaga legislatif. Dengan kata lain setiap produk hukum yang
dihasilkan Majlis Tasyri’iyyah lembaga legislatif tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.
22
Abdul A’la Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi, h. 245