Sejarah Pembentukan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Usaha Tidak Sehat ditandatangani oleh Presiden B.J. Habibie dan diundangkan pada tanggal 5 Maret 1999 serta berlaku satu tahun setelah diundangkan. 6 Berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat sebagai tindak lanjut hasil Sidang Istimewa MPR-RI yang digariskan dalam Ketetapan MPR-RI Nomor. XMPR1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan dalam Rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional, maka Indonesia memasuki babak baru pengorganisasian ekonomi yang berorientasi pasar. 7

C. Kedudukan, Susunan, Kewenangan dan Tugas Komisi Pengawas

Persaingan Usaha 1. Kedudukan KPPU Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU merupakan lembaga negara komplementer state auxiliary organ 8 yang mempunyai wewenang berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 untuk melakukan penegakan hukum persaingan usaha. Secara sederhana state auxiliary organ adalah lembaga negara yang dibentuk diluar konstitusi dan merupakan lembaga yang membantu 6 Ibid., h. 13. 7 Ibid., h. 14. 8 Budi L. Kagramanto, “Implementasi UU Nomor 5 Tahun 1999 Oleh KPPU”, Jurnal Ilmu Hukum Yustisia 2007: h. 2. pelaksanaan tugas lembaga negara pokok Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif 9 yang sering juga disebut dengan lembaga independen semu negara quasi. Peran sebuah lembaga independen semu negara quasi menjadi penting sebagai upaya responsif bagi negara-negara yang tengah transisi dari otoriterisme ke demokrasi. 10 Lembaga quasi tersebut menjalankan kewenangan yang sebenarnya sudah diakomodir oleh lembaga negara yang sudah ada, tetapi dengan keadaan ketidakpercayaan publik public distrust kepada eksekutif, maka dipandang perlu dibentuk lembaga yang sifatnya independen, dalam arti tidak merupakan bagian dari tiga pilar kekuasaan. Lembaga-lembaga ini biasanya dibentuk pada sektor-sektor cabang kekuasaan seperti yudikatif quasi-judicial, eksekutif quasi-public yang fungsinya bisa berupa pengawasan terhadap lembaga negara yang berada di sektor yang sama atau mengambil alih beberapa kewenangan lembaga negara di sektor yang sama. Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU merupakan lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang 11 . Selanjutnya, KPPU merupakan suatu organ khusus yang mempunyai tugas ganda selain 9 Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi Konpress, 2006, h. 24. 10 6 Juli 2009 http: www.reformasihukum.org 11 Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi Konpress, 2006, h. 24. menciptakan ketertiban dalam persaingan usaha juga berperan untuk menciptakan dan memelihara iklim persaingan usaha yang kondusif. Meskipun KPPU mempunyai fungsi penegakan hukum khususnya Hukum Persaingan Usaha, namun KPPU bukanlah lembaga peradilan khusus persaingan usaha. Dengan demikian KPPU tidak berwenang menjatuhkan sanksi baik pidana maupun perdata. Kedudukan KPPU lebih merupakan lembaga administratif karena kewenangan yang melekat padanya adalah kewenangan administratif, sehingga sanksi yang dijatuhkan merupakan sanksi administratif pasal 36. KPPU diberi status sebagai pengawas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Status hukumnya adalah sebagai lembaga yang independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah dan pihak lain pasal 30. Implementasi dari Undang-Undang persaingan usaha penegakannya diserahkan pada KPPU sebagai salah satu organ penegakan hukum persaingan usaha tingkat awal, yang selanjutnya bila ada keberatan dilanjutkan pada Pengadilan Negeri pasal 44 ayat2 dan Mahkamah Agung pasal 45 ayat 3. Walaupun pada awalnya banyak yang mempertanyakan mengenai kontroversi kedudukan lembaga KPPU, tetapi sejalan dengan waktu, dunia usaha dan masyarakat telah mengenal dengan mempercayakan pengaduannya kepada KPPU. Awal dari kelahiran KPPU sebagai lembaga pemutus persaingan usaha menimbulkan kekhawatiran terjadinya penumpukan kekuasaan dalam satu tangan. Hal ini tidak akan terjadi karena kewenangan KPPU dibatasi oleh Pasal 47 Undang-Undang Persaingan Usaha. 2. Susunan KPPU Komisi Pengawas Persaingan Usaha mempunyai sekurang-kurangnya 7 tujuh orang anggota, yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Susunan Komisi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, wakil ketua merangkap angota dan 5 lima anggota Komisi pasal 31 ayat 1. Anggota Komisi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan bertanggung jawab kepada Presiden pasal 30 ayat 3. Masa jabatannya 5 lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 satu kali masa jabatan berikutnya, apabila terjadi kekosongan pada berakhirnya masa jabatan dalam keanggotaan Komisi, maka masa jabatan anggota dapat diperpanjang sampai pengangkatan anggota baru pasal 31 ayat 3 dan 4. 3. Tugas KPPU Sesuai dengan ketentuan undang-undang Nomor. 5 tahun 1999 pasal 35, Komisi pengawas Persaingan Usaha mempunyai tugas sebagai berikut: a. Malakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam pasal 4 sampai dengan pasal 16; b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam pasal 17 dengan pasal 24; c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam pasal 25 sampai dengan 28; d. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagai mana diatur dalam pasal 36; e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persangan usaha tidak sehat; f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan undang- undang ini; g. Memberi laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. 4. Kewenangan KPPU Dalam pasal 36, undang-undang Nomor. 5 tahun 1999. Komisi Pengawas Persaingan Usaha mempunyai wewenang sebagai berikut: a. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;