Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

untuk menjalankan salat ini, Rasulullah pun tidak pernah meninggalkan salat ini. 11 Sebagaimana yang ditemukan di berbagai pondok pesantren yang mewajibkan para santri untuk salat berjamaah dengan kiyai-nya. Sistem pondok pesantren dalam beribadah sangatlah ketat. Salah satu ciri pondok pesantren memiliki peraturaan-peraturan yang telah disepakati oleh para Ustadz untuk ditaati oleh santri. Adanya peraturan di pondok pesantren untuk melatih santri dalam sikap disiplin. Namun kenyataanya meskipun ada peraturan yang berlaku di pondok, ada saja santri yang masih melanggar peraturan tersebut. Seperti pada kegiatan salat malam, di mana salat malam ini santri dibangunkan di malam hari. Meskipun begitu ada saja santri yang malas untuk bangun karena merasa tidurnya terganggu dan bagi mereka yang tidak mengikuti salat akan diberikan sanksi berupa materi sebesar Rp. 5000., dihitung dalam 1x tidak mengikuti salat malam. Menurut penulis, pemberian sanksi ini tidak etis diberikan kepada santri, karena bagi mereka yang memiliki uang lebih mampu membayar terus menerus denda tersebut dan bagi yang tidak memiliki uang akan memberatkan mereka dan merasa menjadi tiak ihlas dalam menjalani hukuman. Alangkah baiknya jika sanksi yang diberikan yang mendidik santri tersebut agar tidak mengulanginya lagi. Salah satu faktor untuk memiliki sikap disiplin yaitu dengan adanya dorongan dari orang-orang sekitar, contohnya pada Kiyai pondok Pesantren 11 Abulhasan Ali, Op.cit., h.75 yang selalu tepat waktu datang ke masjid untuk salat berjamaah mampu memberikan pengajaran disiplin kepada santrinya. Kemampuan seorang pendidikUstadz merupakan faktor yang sangat menentukan demi tercapainya suatu tujuan pendidikan, oleh karena itu, program pengajaran yang telah dicanangkan guru harus sejalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru memiliki jiwa dinamis, bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya, maka tujuan pendidikan yang direncanakan akan mudah diraih, dan tidak kalah pentingnya mencapai tujuan pendidikan adalah sikap disiplin baik dari pendidik dan peserta didik. 12 Kedisiplinan santri merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan. Menanamkan kedisiplinan kepada para peserta didik bukanlah sesuatu hal yang mudah. Kesemuanya diperlukan motivasi dan juga dukungan dari setiap materi pelajaran yang berhubungan dengan kedisipilan santri. Salat fardu berjamaah menjadi kegiatan yang wajib. Hampir 99 Pondok pesantren mewajibkan salat fardu berjamaah. Namun tidak semua pondok pesantren mewajibkan salat-salat sunah lainnya dalam berjamaah. Seperti salat Dhuha maupun salat malam Tahajud. Misalnya di pondok pesantren Al- Hidayah Jakarta salat tahajud menjadi kewajiban bagi santri. Dahulu penulis menjadi salah satu bagian dari pesantren tersebut. Penulis menetap selama 2 tahun. Sebelum pergantian kepengurusan, pondok pesantren tersebut tidak menjadikan salat malam berjamaah sebagai kegiatan rutin, tapi selang tahun 12 Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam Jakata: Gaya Media Pratama, 2001h.6 belakang ini kegiatan salat malam menjadi kegiatan yag wajib, dan jika tidak melaksanakan akan mendapatkan sanksi. Harus kita ketahui salat malam adalah suatu keistimewaan bagi hamba Allah untuk meminta. Di pondok pesantren tersebut mewajibkan santri untuk salat berjamaah, guna mendidik kedisiplinan santri dalam mentaati peraturan. Penulis ingin melihat dampak positif yang ada terlebih lagi dalam kedisiplinan santri dalam menaati peraturan. Apakah santri menjalankan salat malam berjamaah sesuai dengan niat dalam hati atau takut mendapatkan ta’zir sanksi yang diberikan pengurus keamanan saja?. Disinilah perlunya keistiqomahan dan kedisiplinan santri. Dapat ditemukan bahwa santri mengikuti salat malam berjamaah hanyalah karena takut akan taziran yang berikan pengurus atau hanya menjalani formalitas semata. Dengan begitu maka santri akan dengan sendirinya melakukan kedisplinan tanpa harus dipaksa atau disuruh-suruh dan juga dapat merasakan manfaat kedisiplinan baik dalam melakukan kegiatan aktivitas di Asrama maupun di Sekolah maupun kegiatan sehari-hari. Dari latar belakang tersebut yang penulis tuturkan di atas, maka penulis tertarik untuk mendalami masalah ini lebih jauh lagi dalam bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat ”. Agar bisa menjelaskan adanya pengaruh atau tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan yang dijalani.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengdientifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 2. Kesadaran santri untuk melaksanakan salat malam berjamaah 3. Kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 4. Pengaruh salat malam berjamaah bagi santri di Pondok Pesantren Al- Hidayah Basmol Jakarta. 5. Kurangnya ketegasan bagi pengurus dalam memberikan sanksi.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang telah dijelaskan, penulis membatasi permasalahan pada: 1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 2. Kedisipilinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 3. Pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan masalah dala m penelitian ini yaitu “Sejauh mana kegiatan salat malam berjamaah mempengaruhi kedisiplinan santri di Pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 3. Untuk mengetahui pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian Ilmu yang tetap di pondok pesantren dari pengaruh salat malam berjamaah terhadap pembentukan sikap disiplin. b. Untuk menambah referensi, khususnya bagi masyarakat yang membaca penulisan skripsi ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Peneliti ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam mengetahui tingkat kedisiplinan santri dalam mengikuti kegiatan salat malam berjamaah. b. Bagi Lembaga Meningkatkan kualitas peraturan dan sanksi dalam mengikuti kegiatan salat malam berjamaah. c. Bagi Santri Dapat menambah pengetahuan santri dalam meningkatkan kualitas kedisiplinan mengikuti kegiatan salat malam berjamaah. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas. d. Bagi Masyarakat Dapat memberikan ilmu pengetahuan yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang, bahwa salat malam memiliki keistimewaan yang baik bahkan dapat kita rasakan manfaat dari pelaksanaan salat malam tersebut. 11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Salat

1. Pengertian dan Kaifiat Salat

Salat secara bahasa berarti doa. 1 Secara istilah, salat diartikan sebagai pernyataan bakti dan memuliakan Allah dengan gerakan-gerakan badan dan perkataan-perkataan tertentu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan taslim salam dan dilakukan di waktu-waktu tertentu setelah memenuhi syarat-syarat tertentu. 2 Sedangkan arti Salat menurut s yara’ adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan menuntut syarat-syarat yang ditentukan. 3 Salat sebagai sarana bermunajat dan menghadap pada sang Khalik, merupakan bentuk dialog antara hamba dan Tuhan. Maka sangat disayangkan jika ada seorang hamba yang enggan melaksanakan kewajiban ini dengan alasan masih banyak melakukan dosa. Tetapi sebenarnya, salat tidak sekedar berfungsi sebagai dialog saja, yang mengharuskan kesucian hati dan amal hamba, tetapi juga merupakan sarana yang diberikan oleh Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya yang ingin menghapus dosa-dosanya. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT. dalam firman-Nya, surat al-Ankabut 29 ayat 45: 1 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004, Cet. I, h. 115 2 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-beluk Ibadah dalam Islam, Jakarta: Kencana, 2003, h. 174 3 H. M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008, Cet. I, h. 85- 88 “Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar 4 ” Salat adalah tempat segala pengaduan dan menghaturkan segala kejujuran yang tidak terungkap pada manusia. Penyesalan atas dosa yang telah dilakukan, tidaklah mampu melunakkan hati untuk kembali suci, jika tidak dibarengi ketundukan yang penuh. Menurut Al-Azhari, sebagaimana yang dikutip doleh Sudirman Tebba mengatakan bahwa: salat adalah seluzum-luzumnya setetap- tetapnya, sekekal-kekalnya apa yang difardhukan oleh Allah kepada manusia. Salat adalah sebesar-besarnya kewajiban yang diperintahkan untuk dikerjakan dengan tetap, kekal, terus-menerus dan kontinyu. 5 Menurut A. Fazlur Rahman, sebagaimana yang dikutip oleh Sudirman Tebba mengatakan bahwa salat merupakan salah satu bentuk ibadah sebagai wujud kepercayaan dan ketundukan seseorang terhadap Tuhan, sang Pencipta Yang Maha Kuasa yang menyediakan sumber daya dan sarana hidup bagi makhluk-Nya, melalui ibadah kepada-Nya manusia dapat memperoleh keagungan dan kesempurnaan yang hakiki. 6 Salat juga merupakan bentuk dari zikir, sehingga seseorang yang beriman mengalami pencerahan spiritual atas jiwanya dalam salat. Ia merasakan kehadiran dalam Tuhan dalam salat dan hal ini membantunya untuk menyucikan jiwa dan raganya dari seluruh kotoran dan kejahatan. 7 Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat At-Taubah ayat 103: 4 Bachtiar Surin penyusun, Terjemah dan Tafsir al- Qur’an;Huruf Arab dan Latin, Bandung: Fa. Sumatra, 1980, Cet. VIII, h.885. 5 Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat Jamaah, Jakarta: Pustaka irvan, 2008, Cet. I, h.13 6 Ibid, h.13 7 _____________, Nikmatnya salat yang khsusyuk, Jakarta: Pustaka Irvan, 2008, h. 81