Pengertian dan Kaifiat Salat

“Kami melihat wajahmu Muhmmad sering mengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu kea rah masjidil haram, dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang- orang yang diberi kitab Taurat dan Injil tahu, bahwa pemindahan kiblat adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” QS: AL-baqarah: 144 13 Kewajiban melakukan salat lima kali sehari juga dapat dipandang sebagai bentuk praktis dari olahraga. Keseluruhan gerakan dalam salat bersifat tenang, berulang-ulang dan melibatkan semua otot dan persendian. Kelompok otot yang berbeda di aktifkan selama salat. Panas atau kalori yang dikeluarkan secara teratur dapat menjaga keseimbangan energi. 14 Adapun tata-tata cara salat adalah sebagai berikut: a. Bersuci Sebelum melaksanakan salat terlebih dahulu harus bersuci yaitu membersihkan segala kotoran yang ada ditubuh kita agar salat yang dilakukan menjadi sah, bersuci ini yang disebut dengan berwudhu. Wudhu artinya menggunakan air untuk anggota badan yang ditentukan dengan di mulai niat. 15 b. Menghadap kiblat Setelah berwudu bersiaplah untuk melaksanakan salat dengan menghadap kiblat, yakni kiblatnya orang muslim di tanah air adalah Ka’bah yang bertempat di Masjidil Haram. Menghadap ke arah yang 13 Al- Quran dan Terjemahan, Surat Al-Baqarah: 144 14 Ibid., h. 131 15 H.M. Masykuri Abdurrahman, Kaifiyah dan Hikmah Salat Versi Kitab Salaf, Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2006, Cet. VII, h. 15 sama itu adalah simbol persatuan, bahwa umat Muslim harus bersatu, bersaudara dan tolong-menolong. 16 c. Berdiri Lurus Orang yang hendak mengerjakan salat harus menghadap Ka’bah dalam posisi berdiri. 17 Sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 238-239:                           “Peliharalah semua salat mu, dan peliharalah salat wustha. Berdirilah untuk Allah dalam salatmu dengan khusyu. Jika kamu dalam keadaan takut bahaya, Maka salatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah salatlah, sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui .” d. Niat Sebagaimana ibadah lainnya salat juga tidak sah bila tidak disertai dengan niat. Mengenai hal ini terdapat kesepakatan ijma ulama, walaupun ada perbedaan dalam menempatkannya sebagai rukun atau syarat dalil nash yang dikemukakan untuk ini. 18 e. Takbiratul Ihram Niat mengerjakan salat selalu diiringi dengan takbir yang biasa dengan takbiratul ihram, yaitu menyebut “Allahu Akbar”. 19 16 Sudirman Tebba, op.cit., h. 43 17 Ibid, h. 44 18 Lahmuddin Nasution, Fiqih 1, Jakarta: Pustaka, 2001, h. 67 19 Sudirman Tebba, Op.cit., h. 51 f. Membaca Al-Fatihah Membaca surat alfatihah termasuk rukun, karena berlandaskan Hadis Bukhari Muslim yang berbunyi: “Salat tidak sah bagi orang yang tidak membaca surat AlFatihah”. 20 g. Rukuk Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan ayat-ayat Al-Quran yang lain dalam salat Rasulullah diam sejenak, kemudian beliau mengangkat tangan seperti melakukan takbiratul ihram. Setelah itu beliau membaca takbir, lalu beliau pun rukuk. 21 h. I’tidal I’tidal yang wajib ialah kembali setelah rukuk kepada keadaan semula sebelum rukuk. Ketika bangkit dari rukuk wajiblah ia hanya bertujuan I’tidal. 22 i. Sujud Sabda Rasulullah SAW: ً ج س َّ مْطت ْوجّلا َّث ا “kemudian sujudlah sehingga engkau tuma’ninah dalam keadaan sujud” 23 Sekurang-kurangnya sujud ialah meletakkan dahi ke lantai disertai tekanan bobotnya. 24 20 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Matan Bukhari Bihasiyatis Sanady, Indonesia, Haramain:tt., h.138 21 Sudirman Tebba, Loc. cit., h. 57 22 Ahmad Isa Asyur, Al-Fiqhul Muyassar, Jakarta: Pustaka Amani, 1994, h. 82 23 Sayyid Alawi bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Fathul Qarib Mujib „Ala Tahzib At-Targhib wa At-Tarhib, Darul Qutuk, Beirut: Libanon, 1891., h. 44 j. Tasyahud Akhir Duduk terakhir dan membaca tasyahud di dalamnya serta membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Yang dimaksud, 25 ada tasyahud awal dan ada tasyahud akhir. Pada tasyahud akhir cara duduknya adalah tawarruk, yaitu meletakkan paha kaki kanan berhimpit dengan betis kaki kanannya yang ujung jarinya ditegakkan. Sedang kaki kiri diletakkan di antara betis dan ujung kaki kanan yang ditegakkan. Ujung kaki kiri menyembul keluar dari kaki kanannya. 26 k. Salam Setelah membaca tasyahud akhir orang yang mengerjakan salat mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Pernyataan salam ini ditunjukkan kepada dua malaikat pencatat amal yang masing-masing duduk seimbang di atas pundak, mencatat segala amal perbuatan baik dan buruk. 27 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gerakan-gerakan salat tersebut telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. ketika mi’raj, dan kita diperintahkan untuk mengikutinya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: ير بلا يلصا ْينْومتْيأر مًك اولص “Salatlah kaliam sebagaimana kalian melihatku salat”. HR. Bukhori 28 24 Lahmuddin Nasution, Op.cit., h. 73 25 Ahmad Isa Asyur, Op.cit., h. 83 26 Sudirman Tebba, Op.cit., h. 74 27 Ibid, h. 75 28 Imam Bukhari, Shaheh Bukhari, Beirut Lebanon: Darul Kutub Al-Islamiyahtt, Juz IV, h.136 Islam itu mudah, dan Allah memberikan gerakan-gerakan ini juga memberikan manfaat kepada orang yang sakit bahwa gerakan mulai dari mengangkat tangan, menurunkan bahu dan lainnya adalah bentuk olahraga dalam menyehatkan sel-sel yang ada dalam tubuh kita.

2. Keutamaan Salat

Banyak keutamaan dalam melaksanakan salat, diantaranya agar terhindar diri kita dari api neraka. Maka dari itu siapa orang yang takut akan api neraka maka laksanakanlah salat, itu juga dijadikan motivasi agar mereka ingin menjalankan perintah Allah. Mengenai keutaman salat, Nabi Muhammad bersabda: “Barangsiapa yang memelihara salat, maka salat itu baginya menjadi sinar, petunjuk dan jalan keselamatan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang tidak memelihara salatnya, maka salat itu tidak akan menjadi cahaya, petunjuk dan keselamatan baginya.” 29 Hadits lain yang mengatakan keutamaan salat ialah: “Ikatan yang membedakan antara kita orang Muslim dan mereka orang kafir adalah salat, siapa yang meninggalkannya maka telah kafir”. HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasai, dan Ibnu Majah, dll 30 Selain dari penjelasan diatas mengenai keutamaan salat yang diangkat dari hadits nabi, ada beberapa macam keutamaan salat yang dikutip dari buku “Salat Hikmah, Syariat Wirid-wiridnya”, bahwa 29 Sudirman Tebba, op.cit., h.50 30 Ahmad bin Abdurrahman Al-Bana, Al-Fathu Ar-Rabbani Li Tartil Musnad Al-Imam Ahmad bin Hambal As-Syaibani, Beirut: Darul Qutub,tt., h. 318 keutamaan salat terbagi pada: a Perintah pertama yang diwajibkan Allah atas umatku adalah salat dan pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah salat. b salat adalah tiang agama, c salat adalah cahaya orang-orang yang beriman, d selama seseorang menjaga salatnya, maka perhatian Allah selalu tercurah kepadanya. Tetapi jika ia melalaikan salatnya, maka perhatian Allah akan terlepas darinya, e amal yang paling disukai Allah adalah salat tepat pada waktunya. 31 Ketuamaan salat sangatlah penting diketahui bagi orang yang mempercayai dengan adanya Tuhan, terlebih lagi bagi mereka yang masih awam, karena Allah telah menjanjikan bagi mereka yang menjaga salatnya akan Allah selamatkan dari api neraka dan menjadikan motivasi agar disiplin dan taat dalam menjalankan salat.

3. Pengertian Salat Sunah

Salat tatawwu’ adalah salat yang dianjurkan kepada orang mukallaf untuk mengerjakannya sebagai tambahan bagi salat fardhu, tetapi tidak diharuskan. Ia di syariatkan untuk menambal kekurangan yang mungkin terjadi pada salat-salat fardhu di samping karena salat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. 32 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud disebutkan bahwa salat-salat sunnah disyariatkan, agar menjadi penyempurna bagi 31 Sudirman Tebba, Loc.cit., h. 51-52 32 Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Salat Empat Mazhab, Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa, 1995, Cet. II, h. 272 kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi ketika melaksanakan salat- salat fardhu. 33 Rasulullah SAW, telah mensunahkan untuk mengerjakan beberapa akad sebelum dan sesudah salat wajib. Rasulullah tidak pernah meninggalkan salat sunah ini meskipun dalam keadaan darurat. Salat sunah ini menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada salat wajib. 34 Dari beberapa penjelasan di atas mengenai pengertian salat sunnah, bahwa salat sunnah merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan Rasulullah dalam hal apapun, sekalipun dalam keadaan darurat. Meskipun salat sunnah tidak diwajibkan, hanya saja salat sunnah sebagai penyempurna dari kekurangan dalam salat wajib. Tiap-tiap melakukan salat sunnah memilki tujuan nya masing- masing, seperti contoh, kita menginginkan suatu harapan, kita melaksanakan salat hajat, meminta rezeki melakukan salat dhuha dll.

4. Pengertian Salat Berjamaah

Salat berjamaah adalah salat bersama, minimal dua orang yakni imam dan makmum. Salat yang disunnahkan berjamaah adalah salat fardhu yang lima, salat dua hari raya, salat istisqo’, salat gerhana matahari, salat jenazah, salat tarawih dan salat witir di bulan Ramadhan. 35 33 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fikih Praktis, Bandung: Mizan, 2001, h. 159 34 Abulhasan Ali, Op.cit., h. 71 35 Firdaus Wajdi dan Saira Rahmani, Buku pintar Salat wajib dan sunnah, Jakarta: Zaman, 2006, h. 95 Disebut jamaah, karena ijtima’nya berkumpulnya orang-orang untuk melakukan salat dalam satu waktu dan tempat. Bila berbeda keduanya waktu dan tempat atau salah satunya, maka tidak disebut jamaah. Karena itu, salat mengikuti imam melalui radio atau televisi tidak sah, karena yang demikian itu bukan salat jamaah. 36 Salat jamaah adalah pendidikan untuk semua kehidupan. Maka barangsiapa yang tidak bisa melaksanakan hal ini secara baik, ia tidak akan melaksanakan pekerjaan duniawi dan ukhrawi dengan baik. 37 Sedangkan menurut Abu Zahra’ salat berjamaah adalah salat bersama-sama yang dipimpin seorang imam salat yang adil. Imam salat yang adil itu adalah orang yang saleh 38 . Menurut Shalih salat berjamaah adalah keterikatan antara salat seorang makmum dan salat seorang imam dengan syarat-syarat tertentu. 39 Dari beberapa pendapat diatas mengenai arti salat berjamaah adalah salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat tertentu. Salat berjamaah menjadi wajib bagi kaum laki-laki untuk melaksanakannya di masjid, sedangkan bagi kaum wanita salat jamaah tidaklah diwajibkan. Dalam salat berjamaah Allah melipatgandkan 36 Aan Anwariyah, Et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, Jakarta: Pustaka Azzam, 2010, h. 458 37 Abulhasan Ali, Op.cit., h. 63 38 Abu Zahra, Sholat Nabi SAW, Bandung: Penerbit Kota Ilmu, 2001, h. 100 39 Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Salat Berjamaah, Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2006, h. 28 pahala yang diperoleh sebanyak 27 derajat dibanding dengan salat seorang diri. Adapun keutamaan salat berjamaah lainnya adalah : a Hadist Ibnu Umar: “Salat jamaah lebih utama atas shalat munfarid dengan selisih 27 derajat ”.HR. Bukhori dan Muslim 40 b Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri: “Salat berjamaah setara dengan dua puluh lima salat. jika ia mengerjakannya di tempat terbuka dan ia menyemprunakan ruku’ dan sujudnya maka setara dengn lima puluh salat .” HR. Bukhari, Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad 41 c Hadits Riwayat Utsman bin Affan bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa berwudhu dengan sempurna untuk mengerjakan salat, kemudian ia berjalan menuju tempat pelaksanaan salat fardhu, kemudian ia mengerjakannya bersama orang banyak, bersama jamaah atau di masjid maka Allah akan mengampuni dosa- dosanya.” HR Bukhori dan Muslim 42 40 K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, Rembang: Menara Kudus, 1957, h.29 41 Imam Muslim, Shahih Muslim, Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt, juz. I.,h. 122 42 ——————, Shahih Muslim.Beirut: Darul Kutub,tt juz I., h.232