perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang
menyesuaikan pada standar, dan dalam pengahrgaan bagi mereka yang menyesuaikannya.
59
Disiplin sangatlah perlu dimiliki oleh setiap orang, karena sikap tersebut yang akan selalu mengatur kegiatan yang akan kita kerjakan.
Sebelum memiliki sikap tersebut haruslah kita bekali diri kita dahulu seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa adanya sikap disiplin di mulai dari
adanya peraturan, ketika kita melakukan suatu kegiatan, terlebih dahulu kita sudah menyiapkan peraturan yang terjadi ketika kita melanggar kegiatan
yang akan dikerjakan. Ketika kita sudah melanggar itu berarti kita belum mampu menjalankan sikap disiplin. Se-sering mungkin kita melanggar
peraturan akan menyadari betapa penting nya peraturan agar kita terbiasa tepat waktu dalam menjalankan kegiatan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Dalam melaksanakan suatu disiplin terdapat suatu hambatan yang terkadang membuat siswa-siswi tidak melaksanakan kedisiplinan atau tidak
menaati pertauran sekolah dengan baik. Kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
a. Teladan Pemimpin
Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah, dewan guru, dan para staf lainnya. Pada dasrnya setiap orang cenderung
59
Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1978, h. 84
untuk mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan. Dalam kepemimpian itusendiri terdapat proses saling mempengaruhi. Selain
itu kepala sekolah, dewan guru, dan staf lainnya adalah orang-orang yang bertugas menjalankan disiplin sesuai dengan peraturan yang
dibuatnya. Sebab alah satu syarat terjadinya internalisasi nilai-nilai adalah adanya model, maka model-model disini adalah staf
akademik, staf administrasi, dan orang-orang yang menjalankan disiplin itu.
60
Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan seorang pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh bawahannya.
Teladan pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari kedatangan, pembelajaran, adabberpakaian, dan lainnya. Misalnya saja seorang
kepala seklah yang sangat mengeaskan kepada siswa akan pentingnya kehadiran di sekolah sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan
kepala sekolah ia juga harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi. Selain itu rasa segan atau wibawa juga muncul jika pimpina
mempunyai adab dan sopan santun yang baik seperti cara berpakaian yang rapid an sopan, tutur kata yang halus dan ramah, dn saling
menghormati. Jika kepala sekolah melakukan teladan pimpinan ini dengan baik maka bukan hanya siswa yang termotivasi untuk
melakukan hal yang sama tetapi para guru dan staf lainnya pun juga
60
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: PT. Maha Grafindo, 1985, Cet. II, h. 160
akan ikut termotivasi untuk memperlihatkan keteladan msekipun secara bertahap.
b. Pengawasan
Pengawasan merupakan
tindakan nyatayang
efektif untuk
mewujudkan kedisiplina. Dengan adnya pengawasan yang konsisten maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena
tentunya siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan pengarahan apabila berbuat kesalahan.
Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada para guru dan juga siswa, pengawsan guru kepada murid, dan pengawasan
murid kepada murid linnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada para guru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
kehadiran guru dalam melaksakan jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan, memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik.
Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan dengan mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan berpakaian siswa
dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan murud terhadap murid lainnya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemilihan ketua
kelas yang nantiya akan bertanggung jawab dengan kedisplinan dalam kelas.
c. Sanksi dan Hukuman
Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara kedisiplian. Pemberian sanksi dan hukuman dimaksudkan disini tidak seperti