UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5 Ekstraksi
2.5.1 Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut di antara dua pelarut yang saling
bercampur. Pada umumnya zat terlarut yang diekstraksi bersifat tidak larut atau larut sedikit dalam suatu pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lain.
Metode ekstraksi yang tepat ditentukan oleh tekstur kandungan air bahan- bahan yang akan diekstrak dan senyawa-senyawa yang akan diisolasi
Harborne, 1996. Sumber lain menyatakan ekstraksi sebagai proses penarikan
komponenzat aktif suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa sesuai dengan kelarutannya
pada pelarut yang sesuai, senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar dalam pelarut nonpolar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara
berturut-turut mulai dengan pelarut nonpolar n-heksan lalu pelarut yang kepolarannya menengah diklorometan atau etil asetat kemudian pelarut
yang bersifat polar metanol atau etanol.
2.5.2 Metode Ekstraksi
Depkes 2000, membagi beberapa metode ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yaitu:
1 Cara dingin a. Maserasi
Maserasi ialah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruang kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.
Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang berulang terus- menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan
bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh
ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan. 2 Cara Panas
a. Refluks Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Sokletasi Sokletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendinginan balik. c. Digesti
Digesti merupakan maserasi kinetik dengan pengadukan kontinyu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar,
yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C. d. Infusa
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih, temperatur terukur 90
o
C-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit.
e. Dekok Dekok adalah infusa dengan waktu yang lebih lama lebih dari 30
menit dan temperatur sampai titik didih air.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Ekstrak