Spektrofotometer UV-VIS Harmita, 2006 TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Biologi Degradasi biologi disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan masalah stabilitas. 4. Kombinasi Degradasi ini disebabkan oleh adanya interaksi antara obat dengan tubuh manusia yang memberikan efek, baik itu efek terapi maupun toksik. Hal tersebut tergantung kepada stabilitas dari obat tersebut.

2.10 Spektrofotometer UV-VIS Harmita, 2006

Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi elektromagnetik REM dengan molekul. Radiasi elektromagnetik merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan partikel foton. Karena bersifat sebagai gelombang, maka ada parameter- parameter yan g perlu diketahui, antara lain panjang gelombang λ, frekuensi υ, bilangan gelombang v, dan serapan A. REM memiliki vektor listrik dan magnet yang bergetar dalam bidang yang tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Spektrofotometer dapat digunakan untuk mengukur besarnya energi yang diabsorpsi atau diteruskan. Jika radiasi yang monokromatik melewati larutan yang mengandung zat yang dapat menyerap, maka radiasi ini akan dipantulkan, diabsorpsi oleh zatnya, dan sisanya akan ditransmisikan. Spektrofotometer UV-Vis digunakan terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi dapat pula untuk analisa kualitatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk analisa kualitatif antara lain membandingkan λ maksimum, membandingkan serapan, daya serap, dan spektrum serapannya. Untuk analisa kuantitatif langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah pembuatan spektrum serapan dan pembuatan kurva kalibrasi yang diukur pada λ maksimum. Pembuatan spektrum serapan bertujuan untuk memperoleh panjang gelombang maksimum dari senyawa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi spektrum serapan adalah jenis pelarut, pH larutan, kadar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta larutan, tebal larutan dan lebar celah. Panjang gelombang maksimum digunakan pada penetapan kadar dengan alasan : 1. P ada λ maksimum diperoleh serapan maksimum, dimana perubahan serapan karena konsentrasi juga maksimum, sehingga menghasilkan kepekaan dan keakuratan yang lebih tinggi. 2. Pada λ maksimum ini, daya serap juga relatif konstan sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang linier. 3. Pada λ maksimum bentuk serapan umumnya landai, sehingga kesalahan penempatan atau pembacaan panjang gelombang dapat diabaikan. Lambert dan Beer telah menurunkan secara empirik hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan dan hubungan antara intensitas tadi dengan konsentrasi zat. Hukum Labert-Beer Harmita, 2006 : = � � � = �. . = . . Keterangan : A = serapan Io = intensitas sinar yang datang It = intensitas sinar yang diteruskan = absorbtivitas molekuler mol.cm.I t -1 a = daya serap g.cm. I t -1 b = tebal larutankuvet 21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Penelitian I, Penelitian II, Kimia Obat, dan Sediaan Steril yang dimulai pada bulan Januari hingga September 2014.

3.2 Alat

Becker glass Pyrex, corong Pyrex, grinding mill Honda, pisau, gelas ukur Pyrex, erlenmeyer Pyrex, piknometer Pyrex, cawan penguap, cawan porselen, botol timbang Pyrex, kertas saring Whatmann, botol gelap, evaporator EYELA, destilator Barnstead-Electrothermal, oven Memmert, furnace Thermolyne, timbangan AND GN-202, penangas air Memmert, batang pengaduk, spatula, labu ukur Pyrex, vial, tabung reaksi, labu bersumbat Pyrex, desikator Duran, oven vakum, hotplate Maspion, pH meter Navi.

3.3 Bahan

Buah manggis Garcinia mangostana L. yang diperoleh dari perkebunan manggis di Pariaman, Sumatra Barat, etanol 70 Merck, aquadest, kloroform Merck, metanol pro analisa Merck, besi III klorida Merck, standar baku alfa mangostin Biopurify, NaOH 5 M Merck, HCl 5 M Merck, NaCl Merck.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Determinasi Tanaman

Sebelum dilakukan penelitian terhadap tumbuhan, determinasi dilakukan untuk mengidentifikasi jenis dan memastikan kebenaran sumber yang digunakan. Determinasi dilakukan di Herbarium Bogoriense, Puslit Bidang Botani LIPI Cibinong.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59