UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2. 3. Struktur Alfa-Mangostin
[Sumber: PubChem]
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chaverri et al. 2008 disebutkan bahwa alfa-mangostin memiliki berbagai macam bioaktivitas
dan merupakan mayor compound dalam ekstrak kulit manggis, alfa mangostin memiliki aktivitas sebagai antioksidan, anti-inflamasi, anti-
malaria, antitumor,
anti-alergi, anti-bakteri
dan antifungi
Pothitirat et al., 2009. Penelitian lain menyebutkan bahwa alfa-mangostin memiliki aktivitas anti-inflamasi sebaik aktivitasnya sebagai antikanker
Wang et al., 2012.
2.4 Simplisia
2.4.1 Pengertian Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelicanmineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara
ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya, eksudat
tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan atau diisolasi dari tanamannya.
Simplisia tidak boleh mengandung organisme patogen dan harus bebas dari cemaran mikroorganisme, serangga, dan binatang lain maupun
kotoran hewan. Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir, atau menunjukkan kerusakan. Sebelum
diserbukkan, simplisia nabati dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lain yang
berasal dari
tanah maupun
benda organik
asing Depkes RI, 1995.
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Simplisia
Kualitas simplisia dipengaruhi oleh faktor bahan baku dan proses pembuatannya.
a. Bahan baku simplisia Berdasarkan bahan bakunya, simplisia dapat diperoleh dari tanaman
liar atau dari tanaman yang dibudidayakan. Jika simplisia diambil dari tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa panen dan galur asal
usul, garis keturunan tanaman dapat dipantau. Sementara jika diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitas yang tidak bisa
dikendalikan seperti asal tanaman, umur dan tempat tumbuh. b. Proses pembuatan simplisia
Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah,
pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan.
1. Pengumpulan bahan baku Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan
baku. Faktor yang paling berperan dalam tahap ini adalah masa panen. 2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi basah dilakukan terhadap tanah dan kerikil, rumput-rumputan,
bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan bagian tanaman yang rusak.
3. Pencucian Pencucian dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat,
terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan- bahan yang tercemar pestisida.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Pengeringan Proses pengeringan simplisia terutama bertujuan untuk menurunkan
kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan mikroorganisme lain, menghilangkan aktivitas enzim yang bisa
menguraikan lebih lanjut kandungan zat akif, serta memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya lebih ringkas, mudah disimpan,
tahan lama, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi pengeringan diantaranya adalah waktu pengeringan, suhu pengeringan, kelembaban
udara disekitar bahan, kelembaban bahan atau kandungan air dari bahan, ketebalan bahan yng dikeringkan, luas permukaan bahan, dan
sirkulasi udara. 5. Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu
gosong dan bahan yang rusak. 6. Penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri dan disimpan di tempat
yang memenuhi persyaratan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan adalah cahaya, oksigen atau sirkulasi udara, reaksi kimia
yang terjadi antara kandungan aktif dengan wadah, penyerapan air, kemungkinan terjadinya proses dehidrasi, pengotoran dan atau
pencemaran, baik yang diakibatkan oleh serangga, kapang, atau pengotor lain. Persyaratan wadah untuk penyimpanan simplisia adalah
harus inert tidak mudah bereaksi dengan bahan lain; tidak beracun; mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, dan
serangga; mampu melindungi bahan simplisia dari penguapan kandungan zat aktif, pengaruh cahaya, oksigen dan uap air
Gunawan dan Sri Mulyani, 2004.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5 Ekstraksi