Latar Belakang Masalah Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

3 proses pembelajarana, karena fungsi utama guru adalah merancang proses belajar mengajar, mengelola dan melaksanakan proses belajar mengajar, mengevaluasi kemajuan siswa, dan menguasai bahan pembelajaran”. 4 Kemampuan guru dalam memilih dan memilah metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran merupakan kunci keberhasilan dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa. Tuntutan tersebut harus dimiliki oleh seorang guru, ketika melakukan proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS. Hal tersebut juga sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe Student Teams Achievement Division STAD. 5 Pada tipe ini terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru. Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan penghargaan kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam pembelajaran tipe STAD, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan mendekati siswa, diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau berpendapat kepada guru. Namun berbeda dengan keadaan saat ini berdasarkan pengamatan banyak pihak masih merasakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru di sekolah lebih didasarkan akan kebutuhan formal formalitas belaka dari pada kebutahan riil siswa sehingga proses pembelajaran dikelas yang 4 Udin S. Saud, Cicih Sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, Bandung: UPI Press, 2007, cet. 1, hal. 51 5 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: PT Kencana, 2009, hal. 275 4 dilakukan oleh guru tersebut hanya merupakan pekerjaan administratif dan belum berperan secara maksimal dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Keadaan dan fenomena diatas semakin jelas dan mendukung dengan ditemukan data-data dilapangan melalui para peneliti. Hasil penelitian Suwarana Ala Muchtar Menunjukkan beberapa kelemahan pembelajaran IPS di sekolah antara lain: 1. Kegiatan pembelajaran dikelas lebih menekankan akan kognitif dan kurang menyentuh aspek afektif dan psikomotorik siswa. 2. Proses pembelajaran berpusat pada guru bahan pelajaran yang berupa informasi tidak dijadikan sebagai media pembelajaran bagi pengembangan befikir siswa. 3. Budaya belajar siswa lebih cenderung menjadi budaya belajar menghafal dari pada budaya belajar berfikir kritis. 6 Adapun hasil penelitian Dwi Nugroho menemukan fenomena rendahnya mutu pembelajaran disebabakan oleh sikap spekulatif dan intuitif guru dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. 7 Kebiasaan guru saat mengajar cenderung menggunakan metode yang asal-asalan, tidak rencanakan terlebih dahulu atau bersifat dadakan dan berlangsung pada satu arah dalam proses pembelajaran, sehingga ada kesenjangan antara siswa yang aktif dan kurang aktif. Kemudian Numan Sumantri menyatakan pelajaran IPS yang diberikan disekolah-sekolah sangat menjemukan dan membosankan hal ini disebabkan penyajian pembelajaran dikelas bersifat monoton dan ekpositoris. 8 Sehingga berkembang anggapan dikalangan siswa dan masyarakat bahwa mata pelajaran IPS sebagai ilmu pengetahuan nomor dua. Di samping itu siswa pada umumnya menganggap pelajaran IPS sebagai pelajaran yang sulit, sehingga siswa kurang tertarik pada pelajaran terebut dan pada akhirnya menyebabkan kegagalan belajar siswa. 6 Syafruddin Nurdin, Model pembelajaran yang memperhatikan keragaman individu Siswa, Jakarta:Quantun Teaching, 2005, hal. 04 7 Syafruddin Nurdin, Model pembelajaran yang memperhatikan..., hal. 07 8 Syafruddin Nurdin, Model pembelajaran yang memperhatikan..., hal. 08 5 Menurut Robinson dalam Abin Syamsudin menjelaskan bahwa: Kemungkinan banyak siswa yang menemui kegagalan belajar disebabkan ia kurang mampu mengenal dirinya baik mengenai segi-segi kelebihan atau kekurangannya, sukar memahami dirinya termasuk kegagalan- kegagalan studinya, tidak memahami diriya sukar menerima keadaan dirinya secara obyektif sesuai dengan kenyataan, dan tindakan-tindakan yang kurang terarah sehingga sukar mewujudkan atau merealisasikan ataupun mengaktualisasikan segala potensi yang terdapat pada dirinya secara optimal 9 Selanjutnya ketika peneliti mengadakan observasi di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan pada kelas V, Gambaran secara umum kondisi siswa pada saat proses belajar IPS berlangsung di kelas V, suasana dalam kelas berisik dan gaduh. Metode yang digunakan oleh guru menggunakan metode ceramah sehingga proses pembalajaran menjadi pasif dan siswa tidak bisa berinteraksi bersama-teman-temannya. Seorang siswa akan menjawab pertanyaan guru jika disuruh oleh guru untuk menjawab. Jika diberi kesempatan untuk bertanya, siswa sebagian besar hanya diam dan berbisik- bisik dengan teman. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Siswa mencatat semua materi yang disampaikan jika guru telah menginstruksikan untuk mencatat materi. Berdasarkan dari uraian di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan suku bangsa melalui model pembelajaran Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD pada siswa SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan kelas V. Adapun judul penelitian yaitu peningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar pada pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD pada siswa SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan. 9 Abin Makmun Syamsudin, Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 110 6

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: 1. Guru kurang menguasai pengelolaan kelas. Masih banyak siswa yang bercanda ketika proses pembelajaran.dari hasil observasi awal pada buialan Agustus 2012. 2. Guru kurang variasi dalam melakukan metode pembelajaran. Ini terlihat ketika peneliti sedang melakukan observasi pada bulan Agustus 2012. 3. Guru kurang mempunyai persiapan dalam proses pembelajaran dikelas. Dalam hal ini peneliti pernah bertanya kepada satu di antara guru tentang persiapan guru seperti tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. 4. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih bersifat konvensional maka siswa pun kurang aktif dan hanay mendengarkan dan mengikuti apa yang disuruh oleh guru. 5. Siswa kurang memiliki keberanian bertanya atau berpendapat dengan melihat siswa hanya menyimak saja dan tidak memberi tanggapan kepada guru. Ini terlihat observasi pada bulan Agustus 2012.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang diidentifikasi, penelitian ini dibatasi pada permasalahan yaitu 1. Guru kurang variasi dalam melakukan metode pembelajaran. 2. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari pembatasan permasalahan di atas peneliti menawarkan solusi dengan meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar IPS siswa kelas V semester I SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan pada bahasan keragaman kenampakan alam dan suku bangsa. 7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah model Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan suku bangsa? 2. Apakah model Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan suku bangsa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan suku bangsa dengan menggunakan model Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pembelajaran IPS pada pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan suku bangsa setelah penerapan model Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS pada pokok bahasan keragaman kenampakan alam dan suku bangsa setelah penerapan model Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD. 8

F. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas ini diharapkan: 1. Bagi Guru Penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran, menambah wawasan dan pengalaman melaksanakan pembelajaran dalam hal ini Penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas V semester I SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan Selain itu, guru diharapkan dapat mengasah kreativitas guru dengan menyusun sendiri Lembar Kerja Siswa LKS yang mempermudah guru mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Bagi Siswa Dengan Penerapan model Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas V semester I SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan. 3. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah, dengan adanya informasi yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah khususnya dalam pembelajaran IPS. 4. Bagi Peneliti Dapat memberikan inspirasi dan referensi untuk penelitian yang sejenis.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Deskripsi penggunaan pembelajaran kooperatif di MAN Jakarta Selatan : penelitian deskriptif di MAN Jakarta Selatan.

0 6 227

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 5 METRO SELATAN KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA KELAS IV SDN MARGAKAYA KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 9 54