41
Realibilitas adalah ketetapan atau keajegan alat terebut dalam menilai apay yang dinilai.
6
Sebuah tes dikatakan reliabel jika hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan jika diteskan kepada subjek yang sama. Perhitungan
reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Spearman Brown, yaitu:
7
Dimana : R
n
= Koefisien korelasi seluruh tes
N = Perbandingan antara panjang tes secara keseluruhan dengan panjang
tes yang dikorelsian r
12
= Koefisien korelasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainya.
Dalam teknik ini, tes yang telah dibagi dua bagian. Kemudian tiap-tiap bagian diberikan sekor secara terpisah. Terdapat dua prosedur yang dapat
digunakan untuk membelah menjadi dua bagian sebuah tes, yaitu: a.
Prosedur genap-ganjil. Pelaksanaan prosedur ini adalah seluruh butir soal tes yang bernomor ganjil dikumpulan menjadi satu kelompok, begitu pula
dengan butir soal yang bernomor genap b.
Prosedur secara random acak Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kreteria Realibilitas Instrumen
Koefisien Realibilitas Kriterian
0.91-1.00 Sangat tinggi
0.71-0.90 Tinggi
0.41-0.70 Cukup
0.21-0.40 Rendah
0.20 Sangat rendah
6
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosydakarya, 2011 cet ke-16, hal. 16
7
Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, … hal. 100
42
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai realibilitas instrument tes ini adalah 0,58 nilai ini termasuk katagori cukup untuk siklus 1
dan 0,74 dengan kategori tingg untuk siklu 2i. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.
J. Tingkat Kesukaran
Suharsimi Arikonto mengatakasoal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu
diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan
membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya.
Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Atas dasar
pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus Du Bois:
P = Dimana:
P = Indeks tingkat kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran Soal
8
Skor Indeks Kriteria Soal
0.00 - 0.30 Soal Sukar
0.30 - 0.70 Soal Sedang
0.70 - 1.00 Soal Mudah
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,,,h. 210
43
Berdasarkan tabel di atas, dari 40 soal untuk siklus 1 yang diujicobakan terdapat 24 soal sukar dan 16soal sedang sedangkandari 40 soal
untuk siklus 2 yang diujicobakan terdapat 25 soal sukar dan 15soal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan karena
rata-rata soal bertarap sedang, sehinggasoal dapat menjangkau semua kemampuan siswa.
K. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai kemampuan tinggi dengan sisiwa yang
berkemampuan rendah.
9
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:
10
= Dimana:
D = Daya pembeda
B
A
= Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
= Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab salah J
A
= Jumlah peserta kelompok atas J
B
= Jumlah peserta kelompok bawah P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
11
Tabel 3.6 Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Skor daya Pembeda Soal D Klasifikasi
Negatif Sangat Buruk
0.00 – 0.20
Jelek
9
Suharsimi Arikunto, Dasar,,, h. 211
10
Sapriya dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI Press, 2006, cet Pertama, h. 143
11
Suharsimi Arikunto, Dasar,,, h. 218
44
0.20 – 0.40
Cukup 0.40
– 0.70 Baik
0.70 – 1.00
Baik Sekali
Berdasarkan tabel di atas, dari 40 soal untuk siklus 1 yang diujicobakan terdapat 19 soal jelek, 14 soal cukup, 6 soal baik dan 1 soal baik
sekali sedangkan dari 40 soal untuk siklus 2 yang diujicobakan terdapat 36 soal sangat buruk, 4 soal jelek,. Dari soal yang diujicobakan, soal yang
digunakan dalam penelitian ini hanya 15 soal tiap siklus. Pemilihan soal ini disamping didasarkan pada keempat kriteria di atas, juga didasarkan pada
keterwakilan semua indikator materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat diukur dengan 15 soal ini.
Kesimpulanya soal yang dipilih dianggap memiliki kriteria yang paling baik berdasarkan keempat kriteria yang disyaratkan.
L. Tehnik Pemeriksa Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang sahih, objektif, dan terpercaya, dalam penelitian ini digunakan teknik yaitu:.
1. Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran analisis dari si peneliti dengan
membandingkan hasil dari mitra peneliti. Menggali dari data sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda.
2. Saturasi yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data
lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada data lagi yang dikumpulkan.
12
3. Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi wawancara dari narasumber yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi
tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajeganya dan data itu terperiksa kebenaranya.
12
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT Rajawali, 2010, hal.108