Pokok Bahasan Dan Batasan Masalah Pemilihan Lokasi Penelitian dan Informan

1.2 Pokok Bahasan Dan Batasan Masalah

Setelah penulis mengetahui dan mempelajari kesenian reog ponorogo ini ternyata banyak sekali yang bisa di jadikan bahan penelitian seperti: karakter reog, kostum, pertunjukan tari yang meliputi pola lantai dan gerak tari, durasi pertunjukan, dan musik pengiring. Oleh karena itu, saya lebih memfokuskan bahasan kepada beberapa aspek saja dan saya merasa perlu untuk membatasi masalah sebagaii berikut : 1. Bagaimana bentuk pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat Jawa di Desa Kampung Kolam Tembung. 2. Apa sajakah yang menjadi pendukung pertunjukan reog ponorogo.

1.3 Tujuan Dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mendeskripsikan bentuk pertunjukan reog ponorogo pada upacara perkawinan masyarakat Jawa di Desa Kampung Kolam Tembung. b. Untuk menjelaskan komponen-komponen pendukung pertunjukan reog ponorogo.

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk melestarikan dengan cara memperkenalkan kesenian ini pada masyarakat pecinta kebudayaan. 2. Sebagai bahan dokumentasi pada jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU Medan. Universitas Sumatera Utara

1.4 Konsep Dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain Kamus Besar Bahasa Indonesia,1990:456. Menurut R. Merton dalam Koentjaraningrat 1977:32, konsep merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati. Konsep juga merupakan unsur pokok dari suatu penelitian Koentjaraningrat,1977:36. Dari hasil pengamatan , wawancara, dan literatur yang ada, maka dapat dikemukakan konsep-konsep sebagai berikut : Kata deskriptif merupakan kata sifat dari deskripsi. Pengertian studi deskriptif dapat diartikan sebagai; menguraikan gambaran situasi atau kejadian-kejadian yang terdapat didalam studi objek ilmiah. Menurut Echols Shadily 1990:179, deskripsi mempunyai pengertian gambaran atau lukisan. Dalam hal ini penulis mencoba menguraikan menggambarkan tentang kesenian reog ponorogo agar dapat dijadikan informasi bagi para pembaca yang membutuhkan. Menurut Murgianto 1996:156, pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang dilakukan satu orang atau lebih, pengirim pesan merasa bertanggung jawab pada seseorang atau lebih penerima pesan, dan kepada sebuah tradisi yang mereka pahami bersama melalui seperangkat tingkah laku yang khas. Dalam sebuah pertunjukan harus ada pemain, penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian yang khas. Sesuai dengan konsep di atas maka Reog Ponorogo dikategorikan sebagai seni Universitas Sumatera Utara pertunjukan, karena dalam setiap pertunjukannya ada penyaji pemain, penonton, pesan yang dikirim, dan dengan penyampaian yang khas. Seni pertunjukan merupakan sesuatu yang berlaku dalam waktu dengan maksud bahwa peristiwa ini memiliki arti hanya pada saat pengungkapan seni itu berlangsung. Sementara hakikat seni pertunjukan adalah gerak, perubahan keadaan dengan substansi terletak pada imajinasi serta prosesnya sekaligus, dengan daya rangkum sebagai sarana, cengkeraman rasa sebagai tujuan seninya dan keterampilan tehnis sebagai bahan. Selain hal tersebut seni pertunjukan dibagi kedalam dua kategori yaitu: 1 Seni pertunjukan yang memiliki kegunaan sebagai tontonan, di mana ada pemisah yang jelas antara penyaji dan penonton, dan 2 Seni pertunjukan dengan kegunaan sebagai pengalaman bersama, di mana antara penyaji dan penonton saling berhubungan Sediawaty,1981:58-60. Istilah roeg berasal dari kata rog atau erog, yog atau hoyog, yod atau reyod, yeg atau riyeg, yod atau reyod yang kesemuanya berarti rusak, goyang goncang atau tidak tenang Hartono, 1980:38-40. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999:836 reyog yang ditulis dengan kata reog tanpa huruf y mempunyai dua pengertian. Pertama, reog dalam bahasa Jawa berarti tarian tradisional di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda, yang kesemuanya laki-laki. Kedua, reog dalam bahasa Sunda berarti tontonan tradisional sebagai hiburan rakyat yang mengandung unsur humor dan sindiran. Berkaitan dengan pengertian reog ponorogo tentunya menggunakan pengertian yang pertama, Universitas Sumatera Utara namun perlu ditinjau lagi dalam perkembangannya sekarang di mana keterlibatan penari wanita lebih menonjol terutama untuk penari berkuda jathilan dan kebenaran tentang kandungan unsur magis di dalamnya karena tidak semua pementasan menggunakannya, tetapi hanya untuk fungsi-fungsi tertentu saja. Melalui keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kata yang dipakai untuk kesenian ini adalah REOG tanpa huruf y karena sesuai dengan ejaan yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

1.4.2 Teori

Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan Koentjaraningrat,1973:10. Sebagai pedoman dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini. Maka penulis menggunakan teori Edy Sedyawati 1981: 48-66 yang mengemukakan bahwa suatu analisis pertunjukan selalu dikaitkan dengan kondisi lingkungan dimana seni pertunjukan tersebut dilaksanakan atau didukung masyarakatnya. Pergeseran-pergeseran nilai yang terdapat didalam pertunjukan dan kemungkinan yang muncul dari interaksi setiap orang yaitu penyaji dan penyaji, penyaji dan penonton. Untuk melihat apa-apa saja komponen pertunjukan maka penulis menggunakan teori Milton Siger dalam MSPI, 1996:164-165 yang Menjelaskan bahwa pertunjukan selalu memiliki: 1 waktu pertunjukan yang terbatas, 2 awal Universitas Sumatera Utara dan akhir, 3 acara kegiatan yang terorganisir, 4 sekelompok pemain, 5 sekelompok penonton, 6 tempat pertunjukan dan, 7 kesempatan untuk mempertunjukannya.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berdasarkan atas tujuannya dalam menggambarkan dan menafsirkan data yang dijumpai di lapangan. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, kelompok tertentu, menentukan frekuensi atau penyebaran dari suatu gejala lain dalam suatu masyarakat Koentjaraningrat,1990:29. Penulis juga berpedoman pada disiplin etnomusikologi seperti yang disarankan Curt Sach dalam Nettll 1964:62 yaitu penelitian etnomusikologi dibagi dalam dua jenis pekerjaan yakni kerja lapangan field work dan kerja laboratorium deks work. Kerja lapangan meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan perekaman lagu. Sedangkan kerja laboratorium meliputi pembahasan dan penganalisisan data yang telah diperoleh selama penelitian.

1.5.1 Kerja Lapangan

1.5.1.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan sebagai landasan awal dalam penelitian, yaitu dengan mengumpulkan literature atau sumber bacaan untuk mendapat informasi dan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber bacaan dan literature dapat berupa buku-buku, makalah, artikel, skipsi-skripsi. Dalam hal ini penulis mempelajari Universitas Sumatera Utara buku-buku tentang kesenian reog ponorogo yang telah ditulis oleh peneliti-peneliti sebelumnya M. Zamzam Fauzanafi 2005, Nursilah 2001. Studi kepustakaan juga penulis lakukan terhadap topik-topik lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini, seperti pengetahuan tentang upacara adat perkawinan Jawa, sejarah, etnografi, dan lain sebagainya.

1.5.1.2 Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung kejadian atau peristiwa yang erat kaitanya dengan pertunjukan reog yang dimainkan sanggar Langen Budoyo.Dalam hal ini penulis berusaha melihat secara langsung. Dengan demikian dalam mendeskripsikan pertunjukan Reog Ponorogo, penulis akan lebih cermat.

1.5.1.3 Wawancara

Wawancara yang dimaksud disini adalah suatu cara yang digunakan seseorang untuk tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dan bercakap-cakap serta bertatap muka dengan seseorang Koentjaraningrat,1990:129. Wawancara yang penulis lakukan yaitu: wawancara berfokus focused interview dan wawancara bebas free interview. Wawancara berfokus, pertanyaan yang dilakukan berpusat pada aspek permasalahannya saja sedangkan wawancara bebas pertanyaan yang diajukan tidak berpusat pada suatu pokok permasalahan yang lainnya. Universitas Sumatera Utara

1.5.1.4 Perekaman

Penggunaan alat bantu sangat penting dalam melakukan penelitian. Alat bantu yang penulis gunakan pada saat melakukan wawancara adalah tape recorder Sony TP- VS450 dengan beberapa kaset Sony C-60, kamera digital untuk memotret gambar ataupun kejadian yang ada pada saat pertunjukan berlangsung. Selain itu, penulis juga menggunakan handycam untuk merekam jalannya pertunjukan.

1.5.1.5 Kerja Laboratorium

Semua data yang di peroleh dilapangan diolah dalam kerja laboratorium dengan pendekatan etnomusikologi. Dalam mengolah data, penulis melakukan proses menyeleksi data dengan membuang data yang tidak perlu dan menambahkan data yang kurang. Dalam tulisan ini, penulis melakukan pendekatan deskriptif guna pengolahan dan penganalisisan data.

1.6 Pemilihan Lokasi Penelitian dan Informan

Lokasi penelitian reog dalam tulisan ini adalah desa Kampung Kolam Kecamatan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Alasan penulis memilih lokasi penelitian ini karena daerah ini merupakan daerah komunitas suku Jawa dan di daerah ini juga banyak ditemukan kesenian-kesenian tradisional Jawa seperti Reog Ponorogo, Jaran Kepang, Kuda Lumping, Wayangan, Ludruk dan masih banyak kesenian Jawa lainnya. Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu mencari informan. Mencari informan adalah suatu hal penting karena informan dapat memberikan informasi yang sesuai untuk keperluan penelitian tersebut. Informan yang penulis cari terlebih dahulu adalah informan pangkal yaitu orang yang terlebih dahulu penulis Universitas Sumatera Utara kenal sebelum melakukan penelitian yang mengetahui tentang kesenian reog ini. Informan pangkal yang membantu penulis dalam penelitian ini adalah Bapak Imam Safei 25 thn dan Bapak Jumadi 27 thn. Setelah mendapatkan informan pangkal, penulis menentukan informan kunci. Informan kunci adalah orang yang memberikan informasi kepada penulis mengenai bahan penelitian penilis, diantaranya Bapak Ngatiman 55 thn dan Bapak Suparno 53 thn. Melalui informan kunci ini, penulis banyak memperoleh masukan mengenai permasalahan yang ada dalam tulisan ini dan beberapa informan lain juga seperti tokoh masyarakat yang telah di tuakan oleh masyarakat Jawa desa tersebut yang mengerti dan memahami betul tentang kesenian tradisional Jawa ini khususnya kesenian reog ponorogo. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Sejarah Singkat Masuknya Suku Jawa Di Kabupaten Deli Serdang