Konsep Konsep Dan Teori

1.4 Konsep Dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain Kamus Besar Bahasa Indonesia,1990:456. Menurut R. Merton dalam Koentjaraningrat 1977:32, konsep merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati. Konsep juga merupakan unsur pokok dari suatu penelitian Koentjaraningrat,1977:36. Dari hasil pengamatan , wawancara, dan literatur yang ada, maka dapat dikemukakan konsep-konsep sebagai berikut : Kata deskriptif merupakan kata sifat dari deskripsi. Pengertian studi deskriptif dapat diartikan sebagai; menguraikan gambaran situasi atau kejadian-kejadian yang terdapat didalam studi objek ilmiah. Menurut Echols Shadily 1990:179, deskripsi mempunyai pengertian gambaran atau lukisan. Dalam hal ini penulis mencoba menguraikan menggambarkan tentang kesenian reog ponorogo agar dapat dijadikan informasi bagi para pembaca yang membutuhkan. Menurut Murgianto 1996:156, pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang dilakukan satu orang atau lebih, pengirim pesan merasa bertanggung jawab pada seseorang atau lebih penerima pesan, dan kepada sebuah tradisi yang mereka pahami bersama melalui seperangkat tingkah laku yang khas. Dalam sebuah pertunjukan harus ada pemain, penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian yang khas. Sesuai dengan konsep di atas maka Reog Ponorogo dikategorikan sebagai seni Universitas Sumatera Utara pertunjukan, karena dalam setiap pertunjukannya ada penyaji pemain, penonton, pesan yang dikirim, dan dengan penyampaian yang khas. Seni pertunjukan merupakan sesuatu yang berlaku dalam waktu dengan maksud bahwa peristiwa ini memiliki arti hanya pada saat pengungkapan seni itu berlangsung. Sementara hakikat seni pertunjukan adalah gerak, perubahan keadaan dengan substansi terletak pada imajinasi serta prosesnya sekaligus, dengan daya rangkum sebagai sarana, cengkeraman rasa sebagai tujuan seninya dan keterampilan tehnis sebagai bahan. Selain hal tersebut seni pertunjukan dibagi kedalam dua kategori yaitu: 1 Seni pertunjukan yang memiliki kegunaan sebagai tontonan, di mana ada pemisah yang jelas antara penyaji dan penonton, dan 2 Seni pertunjukan dengan kegunaan sebagai pengalaman bersama, di mana antara penyaji dan penonton saling berhubungan Sediawaty,1981:58-60. Istilah roeg berasal dari kata rog atau erog, yog atau hoyog, yod atau reyod, yeg atau riyeg, yod atau reyod yang kesemuanya berarti rusak, goyang goncang atau tidak tenang Hartono, 1980:38-40. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999:836 reyog yang ditulis dengan kata reog tanpa huruf y mempunyai dua pengertian. Pertama, reog dalam bahasa Jawa berarti tarian tradisional di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda, yang kesemuanya laki-laki. Kedua, reog dalam bahasa Sunda berarti tontonan tradisional sebagai hiburan rakyat yang mengandung unsur humor dan sindiran. Berkaitan dengan pengertian reog ponorogo tentunya menggunakan pengertian yang pertama, Universitas Sumatera Utara namun perlu ditinjau lagi dalam perkembangannya sekarang di mana keterlibatan penari wanita lebih menonjol terutama untuk penari berkuda jathilan dan kebenaran tentang kandungan unsur magis di dalamnya karena tidak semua pementasan menggunakannya, tetapi hanya untuk fungsi-fungsi tertentu saja. Melalui keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kata yang dipakai untuk kesenian ini adalah REOG tanpa huruf y karena sesuai dengan ejaan yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

1.4.2 Teori