4.3 Deskipsi Jalannya Pertunjukan
Pertunjukan reog ponorogo yang dilakukan pada upacara perkawinan masyarakat Jawa memiliki beberapa tahapan sebagai berikut :
Pada pukul 10.00 wib akad nikah dilakukan bertempat dirumah mempelai wanita sampai dengan pukul 12.00 wib. Setelah akad nikah selesai kedua mempelai
sungkem kepada orang tua kedua mempelai dengan tujuan untuk memohon do’a restu.
Gbr.12 Proses akad nikah dan sungkem kepada orang tua kedua mempelai
Universitas Sumatera Utara
Setelah akad nikah selesai mempelai pria kembali kerumahnya untuk berganti pakaian dan tepat pukul 14.00 wib rombongan mempelai pria sudah tiba didepan
lorong rumah mempelai wanita tempat resepsi. Arak-arakan oleh reog ponorogo dilakukan dengan berjalan kaki dimulai dari lorong sampai kerumah mempelai
wanita. Jika jarak rumah mempelai wanita jauh maka mempelai pria mulai diarak dengan menaiki kendaraan seperti becak mesin dan diturunkan didepan lorong rumah
mempelai wanita. Dari lorong tersebut mempelai pria diarak sampai kedepan rumah mempelai wanita dengan naik diatas dhadhak merak, sesampainya didepan rumah
mempelai wanita maka mempelai pria diturunkan dari atas dhadhak merak dan para pemain beristirahat sejenak untuk menantikan pertunjukan berikutnya dimulai.
Gbr.13 Mempelai pria diarak dengan naik diatas dhadhak merak
Kedatangan mempelai pria sudah dinantikan oleh mempelai wanita beserta keluarganya didepan rumah. Sesampainya didepan rumah mempelai wanita kedua
Universitas Sumatera Utara
mempelai melakukan tukar bale geger mayang, namun keduanya tidak boleh saling memandang. Lihat gambar dibawah ini:
Gbr.14 Pertemuan kedua mempelai dan saling tukar bale
Kemudian kedua mempelai melakukan upacara Balangan Sedah atau sering disebut dengan lempar sirih, setelah itu disusul dengan berjabat tangan tanda saling
mengenal. Pada saat berjabat tangan kedua mempelai sudah diperbolehkan saling memandang. Lihat gambar dibawah ini:
Gbr.15 Upacara Balangan Sedah lempar sirih dan keduanya saling berjabat tangan
Universitas Sumatera Utara
Setelah itu kedua mempelai mengelilingi wadah yang berisi bunga, air serta telur yang masih utuh sebanyak 5 kali. Kemudian mempelai pria menginjak telur
yang telah disediakan sampai pecah dan mempelai wanita membersihkan kaki mempelai pria dengan air bunga. Kemudian mempelai wanita sungkem kepada
mempelai pria, setelah semua selesai do’a dipanjatkan agar perkawinan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Lihat gambar dibawah ini:
Gbr.16 Kedua mempelai mengelilingi wadah berisi air dan bunga sebanyak 5 kali sambil berjabat tangan.
Gbr.17 Mempelai pria menginjak telur dan mempelai wanita membersihkan kaki mempelai pria dengan air bunga.
Universitas Sumatera Utara
Selesai berdoa kedua mempelai menuju pelaminan untuk disandingkan, kedua mempelai diantar kepelaminan dengan cara digendong oleh ibu dari mempelai
wanita. Lihat pada gambar dibawah ini:
Gbr.18 Kedua mempelai menuju pelaminan untuk disandingkan
Setelah bersanding dipelaminan kedua mempelai saling menyuapi makanan dan minuman, dilanjutkan dengan acara wirid yang dilakukan oleh ibu-ibu pengajian
yang bertujuan mendoakan kedua mempelai dan keluarga. Setelah wirid selesai dilanjutkan acara tepung tawar dari keluarga dua belah pihak. Lihat gambar dibawah
ini:
Gbr.19 Kedua mempelai saling menyuapi
Universitas Sumatera Utara
Setelah semua rangkaian acara selesai dilakukan barulah pertunjukan reog ditampilkan untuk menghibur para tamu undangan sambil bersantap siang. Namun,
satu jam sebelum pertunjukan arak-arakan dimulai para sesepuh melakukan ritual demi kelancaran acara tersebut. Adapun perlengkapan ritual adalah kemenyan, satu
bungkus kembang tujuh rupa, satu piring nasi lengkap dengan lauk pauknya, satu gelas es dawet, satu gelas air darem terbuat dari campuran kunyit, asam Jawa, dan
gula merah dan rokok. Lihat gambar dibawah ini:
Gbr.20 Perlengkapan ritual sesajen
Semua sesajen tersebut diletakan didepan topeng yang akan digunakan seperti: dhadhak merak, dan topeng bujangganong. Kemenyan dibakar, rokok
diselipkan ditelinga topeng dhadhak merak dan bunga ditaburi disekitar lapangan pertunjukan. Setelah ritual selesai semua perlengkapan ritual berupa sepiring nasi
beserta lauknya, es dawet, air darem disantap oleh para pemain sebagai bekal mereka. Lihat gambar dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gbr.21 Semua sesajen diletakkan didepan topeng yang akan digunakan.
Pertunjukan reog ponorogo sebagai hiburan dimulai dengan pertunjukan tarian oleh bujangganong selama 15 menit dengan menampilkan gerakan-gerakan
tarian yang atraktif dengan berguling-guling dan melompat kesana-kemari sambil mengajak para penonton berinteraksi dengan sesekali mendekatkan diri pada
penonton. Lihat gambar dibawah ini:
Gbr.22 Pertunjukan tari Bujangganong
Setelah itu dilanjutkan dengan tarian jathilan yang dibawakan oleh 2 orang gadis yang menaiki kuda selama 20 menit, dulunya yang menarikan ini adalah kaum
Universitas Sumatera Utara
lelaki yang disebut sebagai gemblak dan tarian ini bernama tari kuda lumping. Lihat gambar dibawah ini:
Gbr.23 Pertunjukan tari Jathilan
Setelah tarian pembuka selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan
pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Dalam pertunjukan ini adegan percintaan dilakukan oleh para jathilan yang mencoba menarik perhatian para
pembarong dengan tarian yang mereka bawakan, setelah para pembarong tertarik mereka akan mendekati para penari jathilan untuk sekedar memandang ataupun
mencium para penari jathilan tersebut. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya menampilkan cerita bertemakan pendekar.
Adegan dalam pertunjukan reog ponorogo biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun dengan rapi. Dalam setiap pertunjukan selalu ada interaksi antara para
pemain dengan dalang biasanya yang menjadi pimpinan rombongan atau sesepuh terkadang juga interaksi dengan para penonton. Pada saat pementasan seorang pemain
Universitas Sumatera Utara
dapat digantikan oleh pemain lain karena sudah merasa kelelahan, biasanya pergantian pemain sering terjadi pada pembarong yaitu pemain yang memakai topeng
dhadhak merak. Dalam setiap pertunjukan hal yang paling penting adalah dapat memberikan kepuasan pada para penonton.
Dalam setiap pertunjukan reog ponorogo yang menjadi pertunjukan terakhir adalah pertunjukan yang dilakukan oleh pembarong, biasanya dilakukan selama 30
menit dimana pemain memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak yang biasa disebut dengan dhadhak merak. Biasanya
setiap pembarong melakukan berbagai macam atraksi dengan mengangkat para penonton diatas dhadhak merak dan dibawa berkeliling, gerakan tarian yang
ditampilkan seperti silat, selain itu juga para pembarong melakukan atraksi seperti berguling-guling ditanah dengan topeng yang masih melekat. Topeng yang berat ini
dimainkan oleh penarinya dengan menggunakan gigi saja dan topeng yang berat itu digerakan hanya dengan kekuatan gigitan saja kemampuan untuk memainkan topeng
ini diperoleh dengan latihan yang berat selain itu juga diperoleh melalui latihan spiritual seperti berpuasa dan bertapa.
4.4 Fungsi Reog Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Jawa