Sanggar Langen Budoyo Sejarah Berdirinya

lagu campursari yang digunakan pada saat pertunjukan atraktif atau pertunjukan yang bersifat hiburan. Biasanya kedua gendhing dimainkan secara berulang-ulang, misalnya dalam pertunjukan yang bersifat hiburan terdapat tiga kali penampilan yaitu pertunjukan tari jathilan, pertunjukan tari bujangganong, pertunjukan tari barongan. Setiap satu pertunjukan tari dimainkan satu lagu secara berulang-ulang sampai pertunjukan selesai demikian seterusnya.

3.7 Pelaksana Pertunjukan

3.7.1 Sanggar Langen Budoyo

Langen Budoyo adalah nama satu kelompok atau sanggar seni yang ada di kabupaten Deli Serdang. Sanggar ini merupakan pusat latihan kesenian tradisional khas Jawa Timur yaitu reog ponorogo yang meliputi tari, drama dan musik, selain itu sanggar ini juga membina kesenian tradisional khas Jawa lain yang bukan berasal dari Jawa Timur seperti : Ludruk, Wayangan, Kuda Lumping dan Ketoprak. Nama Langen Budoyo itu sendiri merupakan perpaduan dari bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Langen berarti senang dan, budoyo berasal dari kata budaya yang berarti kesenian. Jadi kata Langen Budoyo dapat diartikan sebagai kumpulan orang- orang Jawa yang senang berkesenian 15 . 15 Wawancara dengan bapak Miseni selaku sesepuh dan pendiri sanggar Langen Budoyo. Universitas Sumatera Utara

3.7.2 Sejarah Berdirinya

Sanggar Langen Budoyo terbentuk pada tanggal 28 Januari 2008 oleh Bapak Miseni dan sanggar ini berada dibawah naungan Forum Masyarakat Jawa Deli. Berdasarkan usia sanggar ini masih tergolong sangat muda, namun pada dasarnya sanggar kesenian ini sudah ada di kabupaten Deli Serdang sejak tahun 1970 dan sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengadakan pertunjukan. Setelah 38 tahun berkarya dan melakukan pertunjukan diberbagai tempat barulah kelompok ini resmi dan memiliki nama, hal ini dikarenakan sejak awal kemunculannya kelompok ini berdiri sendiri dan tidak ada satu organisasi pun yang menaunginya segala sesuatunya mereka lakukan berdasarkan musyawarah mufakat bersama antar anggota kelompok kesenian. Karena tujuan utama kelompok kesenian ini dibentuk adalah untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian tradisionalnya diluar daerah asalnya. Selain itu, kelompok kesenian ini mengalami kesulitan dalam hal memperoleh izin dari pemerintahan serta harus melewati beberapa prosedur yang panjang dan cukup lama. Namun, kelompok kesenian ini tidak putus asa dan terus- menerus mencoba sampai memperoleh izin. Sampai saat ini sanggar Langen Budoyo mampu bertahan dan tetap eksis, karena sanggar ini jugalah banyak masyarakat tahu dan mengenal kesenian tradisional Jawa ini. Sejak awal munculnya hingga saat ini sanggar langen budayo sudah banyak melakukan pertunjukan diberbagai tempat dan acara, seperti : tahun 1970 menyambut bapak Presiden Soeharto pada acara peresmian Tapian Daya Sumatera Utara, acara pelantikan Satgas Joko Tinggih di kabupaten Deli Serdang, acara Imlek bersama di Universitas Sumatera Utara Lubuk Pakam, acara peresmian Suzuya di Tanjung Morawa, acara pelantikan Paguyuban Rembuk di pasar IX Saentis, acara khitanan sunatan di Pakam, Binjai, Marelan, Tanjung Morawa, Bandar Setia dan Pulau Brayan, pesta perkawinana di Stabat, Batang Kuis, Tuntungan, dan Tembung, menyambut Sri Sultan Hamangkubuwono X pada acara peresmian Hotel Antares di Medan. Dalam setiap pertunjukannya sanggar Langen Budoyo mampu membuat para penonton takjup dan terkesima dengan pertunjukan yang mereka bawakan. Adapun susunan kepengurusan sanggar Langen Budoyo adalah sebagai berikut : Suparno sebagai Ketua, Ngatiman sebagai Sekretaris dan Samuri sebagai Bendahara.

3.7.3 Keanggotaan