Pembatasan Masalah Pembatasan dan Perumusan Masalah

b. Untuk mendeskripsikan latar belakang dan hal-hal yang berkaitan dengan identitas yang dipalsukan sebagai penyebab di batalkannya perkawinan. c. Untuk mengetahui pertimbangan Majelis Hakim dalam memutuskan bahwa akta nikah yang diupayakan oleh istri dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum. d. Untuk memberikan gambaran pengaruh pemalsuan identitas bagi perkawinan dan bagi keluarga sehingga jauh dari keharmonisan dan menyebabkan berbagai masalah penting dalam keluarga dilihat dari solusi hukumnya dan kepastian hukumnya.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat utama dalam penelitian ini bagi penulis adalah untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah S.Sy Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Maanfaat lain dari penelitian ini bagi penulis adalah untuk lebih memahami tentang pemalsuan identitas yang marak terjadi akhir-akhir ini. c. Menambah wawasan keilmuan dan lebih kritis dalam menemukan hal-hal baru yang harus diikuti oleh hukum-hukum baru karena setiap perilaku itu mesti ada hukumnya untuk terciptanya kehidupan yang stabil dan harmonis. d. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pembaca, para ahli hukum, terutama hukum Islam.

D. Kerangka Teori

Hal yang berkaitan dengan pemalsuan identitas dapat membahayakan terhadap keluarga-keluarga di Indonesia, oleh sebab itu maka harus dibuat hukum yang tegas dari semua pihak, mulai dari pihak pegawai pancatat pernikahan, pihak hakim pengadilan, bahkan para pemerhati hukum pernikahan di Indonesia. Lalu aturan-aturan yang mempersulit untuk melakukan perkawinan hendaknya dikaji ulang, melihat realita di masyarakat akan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Pemalsuan identitas akan berdampak negatif karena tidak melakukan syarat-syarat dan rukum pernikahan secara sistematis dan secara aturan yang berlaku, dikarenakan ada hal yang menghalangi seseorang untuk bisa melangsungkan pernikahan, dampak negatifnya akan berdampak terhadap berbagai pihak, mulai dari istri, anak, pihak pegawai KUA dsb. Seorang pegawai pencatat perkawinan harus bertindak aktif artinya tidak hanya menerima saja yang dikemukakan oleh pihak yang akan melangsungkan perkawinan itu, maka pegawai pencatat menulis dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu. Dalam hal ternyata terdapat suatu halangan atau belum