Kewajiban Membayar Upah Upah menurut Hukum Islam 1. Besar Upah yang Harus Diterima oleh Pekerja

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” An-Najm: 39. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa pekerjaan seseorang akan dibalas menurut berat pekerjaannya. Maududi menjelaskan bahwa kebijakan upah diperbolehkan untuk pekerjaan yang berbeda 47

2. Kewajiban Membayar Upah

. Islam menghargai keahlian dan pengalaman. Pengusaha berkewajiban membayar upah kepada buruh yang telah selesai melaksanakan pekerjaannya. Entah itu secara harian, mingguan, bulanan, ataupun lainnya. Islam menganjurkan untuk mempercepat pembayaran upah, jangan ditunda-tunda. Rasulullah bersabda: “Berikanlah upah orang upahan sebelum kering keringatnya.” HR. Ibnu Majah dan Imam Thabrani. 48 Dalam Islam, keterlambatan pembayaran upah secara sewenang-wenang kepada pekerja dilarang, kecuali keterlambatan tersebut ada diatur dalam akad perjanjian. Begitu juga dengan penangguhan pembayaran upah oleh pengusaha, Memperlambat pembayaran upah dapat menyebabkan penderitaan besar bagi para pekerja. 47 Ibid, hlm. 35 48 Ibid. hal. 33 Universitas Sumatera Utara harus terlebih dahulu diatur dalam akad. Jika tidak diatur maka pengusaha wajib membayar upah pekerja setelah menyelesaikan pekerjaannya. 49 Sebenarnya menurut Islam, majikan tidak boleh mengingkari waktu pembayaran upah yang telah disepakati. Jika ditunda, hal itu menjadi hutang majikan kepada pekerja sebesar jumlah upah yang ditunda tersebut. Setelah pekerja melunasi pekerjaan dengan persyaratan pekerjaan itu, majikan haruslah menepati janjinya. 50 Surat di atas merupakan jaminan bahwa upah kerjanya akan dibayar sesuai dengan akad yang telah disepakati bersama. Tidak saja upah pekerja itu harus dibayar secara adil, tetapi pelaksanaan pembayarannya juga tidak boleh ditunda, harus sesuai dengan kelaziman pembayaran upah yang berlaku atau sesuai dengan akad yang ada. Firman Allah swt: “Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi.” Asy- Syu’ara: 183. 51 49 Hadi Muttaqin Hasyim, “Penggajian Dalam Islam”, Islam pun juga mengatur mengenai upah kerja lembur. Nabi Muhammad saw bersabda: http:www.muttaqinhasyim. wordpress.com, 15 Agustus 2010. 50 Hadi Muttaqin Hasyim, “Penggajian Dalam Islam”, http:www.muttaqinhasyim. wordpress.com, 15 Agustus 2010., 51 Direktorat Jenderal Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi, Departemen Agama RI, 2002, hlm. 180. Universitas Sumatera Utara “Janganlah kamu membebani mereka para pekerja di luar batas kemampuan mereka, maka jika harus demikian maka bantulah mereka.” HR. Muslim. 52 Islam menyatakan bahwa pembayaran upah dapat dilakukan di tempat kerja atau di tempat lain yang dekat dengannya. Para pekerja tidak boleh dipersulit dan tidak boleh diharuskan pergi ke tempat yang jauh dari tempat kerjanya. Dari hadist ini dapat diketahui bahwa Rasulullah saw memerintahkan bagi pengusaha yang menyuruh para pekerjanya untuk bekerja melebihi waktu yang seharusnya agar diberikan upah tambahan atau upah lembur. 53

3. Pembayaran Upah bagi Pekerja yang Tidak Bekerja