“Janganlah kamu membebani mereka para pekerja di luar batas kemampuan mereka, maka jika harus demikian maka
bantulah mereka.” HR. Muslim.
52
Islam menyatakan bahwa pembayaran upah dapat dilakukan di tempat kerja atau di tempat lain yang dekat dengannya. Para pekerja tidak boleh dipersulit
dan tidak boleh diharuskan pergi ke tempat yang jauh dari tempat kerjanya. Dari hadist ini dapat diketahui bahwa Rasulullah saw memerintahkan
bagi pengusaha yang menyuruh para pekerjanya untuk bekerja melebihi waktu yang seharusnya agar diberikan upah tambahan atau upah lembur.
53
3. Pembayaran Upah bagi Pekerja yang Tidak Bekerja
Menurut Ahmat Tabakoglu, dalam Islam pekerja harus tetap mendapatkan upah meskipun pekerja tidak bekerja yang disebabkan oleh
kesalahan perusahaan. Misalnya tidak ada bahan baku, tidak ada listrik, dan lain- lain.
54
B. Upah Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
1. Besar Upah yang Harus Diterima oleh Pekerja
52
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, op.cit. hlm. 93.
53
Baqir Sharief Qorashi, op. cit. 251.
54
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, op.cit. hlm. 88.
Universitas Sumatera Utara
Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, yaitu mampu memenuhi kebutuhan
hidup pekerja buruh dan keluarganya secara wajar yang meliputi makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan jaminan hari
tua. Upah merupakan sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan diri si
pekerja maupun keluarganya serta cerminan kepuasan kerja. Sementara bagi pengusaha melihat upah sebagai bagian dari biaya produksi, sehingga harus
dioptimalkan penggunaannya dalam meningkatkan produktivitas dan etos kerja. Pihak-pihak yang dapat menentukan upah adalah sebagai berikut:
55
a. Buruh pekerja dan pengusaha, keduanya bersepakat dalam menentukan upah.
b. Serikat buruh. Ini dikarenakan mereka berkompeten dalam menentukan upah
buruh pekerja bersama pengusaha, dengan syarat kaum buruh pekerja memberikan kewenangan kepada mereka untuk melakukannya.
c. Negara, namun disyaratkan dalam intervensinya Negara tidak menghilangkan
hak-hak buruh pekerja maupun hak-hak pengusaha. Apabila upah telah ditentukan, maka buruh memiliki kemerdekaan penuh untuk menerima atau
menolak tanpa adanya unsur paksaan. Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara
pengusaha dan pekerja atau serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bila
55
Baqier Sharief Qorashi, op. cit. hlm. 250.
Universitas Sumatera Utara
pengaturan tersebut lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundang- undangan, maka kesepakatan tersebut batal demi hukum dan pengusaha wajib
membayar upah pekerja menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
56
Pencapaian kebutuhan hidup layak perlu dilakukan secara bertahap karena kebutuhan hidup minimum yang sangat ditentukan oleh tingkat
kemampuan dunia usaha. Upah minimum menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak. Sedikit berbeda dengan ajaran Islam yang memiliki prinsip adil dan layak dalam
menentukan besaran upah.
57
1. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten kota;
Upah minimum dapat terdiri dari:
2. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten
kota. Di dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan tidak ada diatur mengenai konsep upah tertinggi, hanya ada diatur mengenai upah pekerja yang tidak boleh lebih rendah dari upah minimum.
Namun, ada diatur mengenai perbedaan besaran upah. Pada Pasal 92 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan
bahwa:
56
Pasal 91 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
57
Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan 2003,Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 119.
Universitas Sumatera Utara
“Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan
kompetensi”. Penyusunan struktur dan skala upah dimaksudkan sebagai pedoman
penetapan upah sehingga terdapat kepastian upah tiap pekerja serta untuk mengurangi kesenjangan antara upah terendah dan tertinggi di perusahaan yang
bersangkutan. Lebih lanjut mengenai pengaturan tentang struktur dan skala upah dapat dilihat pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.49MEN2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah.
2. Kewajiban Membayar Upah