Pembayaran Upah bagi Pekerja yang Tidak Bekerja

satu minggu atau 8 delapan jam sehari, dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah.” Pengusaha yang mempekerjakan pekerja buruh melebihi waktu kerja, wajib membayar upah lembur Pasal 4 ayat 1 Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-102MEN2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. Upah yang merupakan hak pekerja harus dibayar di tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian atau peraturan perusahaan, jika tidak diatur maka pembayaran upah dilakukan di tempat pekerja biasa bekerja atau di kantor perusahaan. 58

3. Pembayaran Upah bagi Pekerja yang Tidak Bekerja

Pada keadaan tertentu, pengusaha tetap berkewajiban membayar upah pekerja meskipun pekerja tidak melakukan pekerjaannya. Hal ini berlaku bagi: 59 a. Pekerja buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; Upah yang dibayarkan kepada pekerja yang sakit adalah sebagai berikut. 1. untuk 4 empat bulan pertama, dibayar 100 seratus persen dari upah; 58 Pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah 59 Hardijan Rusli, op.cit. hlm. 117. Universitas Sumatera Utara 2. untuk 4 empat bulan kedua, dibayar 75 tujuh puluh lima persen dari upah; 3. untuk 4 empat bulan ketiga, dibayar 50 lima puluh persen dari upah; 4. untuk bulan selanjutnya dibayar 25 dua puluh lima persen dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha. b. Pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan dengan ketentuan harus memberitahukan kepada pengusaha; c. Pekerja buruh tidak masuk kerja karena pekerja buruh menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; Upah yang dibayarkan adalah sebagai berikut. 1. Pekerja menikah, dibayar untuk selama 3 tiga hari; 2. Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari; 3. Mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari; 4. Membaptiskan anaknya, dibayar selama 2 dua hari; 5. Isteri melahirkan atau keguguran, dibayar untuk selama 2 dua hari; 6. Suami isteri, orang tua mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar selama 2 dua hari; Universitas Sumatera Utara 7. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia dibayar selama 1 satu hari. d. Pekerja buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap Negara; e. Pekerja buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; f. Pekerja buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha; g. Pekerja buruh melaksanakan hak istirahat tidak termasuk pada hari libur resmi; h. Pekerja buruh melaksanakan tugas serikat pekerja serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan i. Pekerja buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. Kewajiban pembayaran upah bagi pekerja yang tidak melakukan pekerjaannya seperti yang tersebut di atas diatur dalam Pasal 93 ayat 2, 3, dan 4 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam hal pengusaha tidak membayar upah kepada pekerja yang tidak bekerja bukan karena kesalahannya atau karena 9 sembilan hal tersebut di atas maka dapat dikenakan sanksi atas pelanggaran tidak membayar upah pekerja tersebut, berupa sanksi pidana penjara paling singkat 1 satu bulan dan paling Universitas Sumatera Utara lama 4 empat tahun dan atau denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah dan paling banyak Rp 400.000.000,00 empat ratus juta rupiah. 60 60 Pasal 186 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara BAB IV KONSEP PEKERJA PEREMPUAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

A. Konsekuensi Pekerja Perempuan dalam Kehidupan Rumah Tangga