d. Pekerjaan yang dijanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Pekerja Perempuan menurut Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
1. Alasan Perempuan Boleh Bekerja
Islam membolehkan perempuan untuk memiliki harta sendiri. Bahkan perempuan pun boleh berusaha mengembangkan hartanya agar semakin
bertambah. Allah Swt berfirman: “… Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan
dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” Qs An Nisa 32.
Seorang perempuan dalam Islam diperbolehkan bekerja dengan alasan- alasan sebagai berikut.
27
a. Jika ia seorang janda. Seorang janda diperbolehkan bekerja untuk menjaga jati
dirinya dan mencegah perbuatan mengemis dan berutang. b.
Membantu suami dan suaminya mengizinkan. Dalam hal ini istri berperan sebagai mitra kerjasama secara ekonomi.
27
Mia Siti Aminah, Muslimah Career, Pustaka Grhatama, Yogyakarta, 2010, hlm. 39.
Universitas Sumatera Utara
c. Membantu keluarga suami atau istri. Ketika seseorang memerlukan bantuan,
maka yang wajib menolongnya adalah keluarga terdekatnya. Perempuan yang bekerja untuk keluarganya adalah merupakan salah satu bentuk ibadah.
Al-Qur’an telah mengisyaratkan seorang perempuan yang keluar untuk kebutuhan individu dan keluarganya dalam kisah dua putri dan lelaki saleh
bersama Nabi Musa as. Allah swt berfirman: “…Dia Musa berkata, ‘Apakah maksudmu dengan berbuat
begitu?’ Kedua perempuan itu menjawab, ‘Kami tidak dapat memberi minum ternak kami, sebelum pengembala-pengembala
itu memulangkan ternaknya, sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.” Al-Qasas: 23.
Dalam ayat di atas telah dijelaskan kepada Nabi Musa as, bahwa kedua perempuan tersebut tidak keluar rumah kecuali karena mereka membutuhkan
pekerjaan tersebut. Sebab orang tua mereka telah lanjut usia dan tidak mampu memberikan minum ternaknya, sehingga kedua putrinya yang menjalankan
pekerjaan tersebut. Walaupun Islam membolehkan perempuan bekerja, tetapi tidak boleh
menghalalkan segala cara dan segala kondisi dalam bekerja. Perempuan juga tidak boleh meninggalkan kewajiban apapun yang dibebankan kepadanya dengan
alasan waktunya sudah habis untuk bekerja atau dia sudah capek bekerja sehingga tidak mampu lagi untuk mengerjakan yang lain. Justru perempuan harus lebih
memprioritaskan pelaksanaan seluruh kewajibannya daripada bekerja, karena hukum bekerja bagi perempuan adalah mubah. Dengan hukum ini perempuan
boleh bekerja dan boleh tidak. Apabila seorang mukmin muslimah mendahulukan
Universitas Sumatera Utara
perbuatan yang mubah dan mengabaikan perbuatan wajib, berarti ia telah berbuat maksiat dosa kepada Allah swt.
Oleh karena itu tidak layak bagi seorang muslimah mendahulukan bekerja dengan melalaikan tugas pokoknya sebagai ibu dan pengatur rumah
tangga. Juga tidak layak baginya mengutamakan bekerja sementara ia melalaikan kewajiban-kewajibannya yang lain, seperti mengenakan jilbab jika keluar rumah,
sholat lima waktu dan lain-lain. Tidak seperti ajaran Islam yang mengatur alasan mengapa perempuan
bekerja, pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak ada mengatur mengenai alasan perempuan untuk bekerja. Hal ini berarti
Negara memberikan kebebaskan kepada perempuan untuk bekerja apapun alasannya.
Tapi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa perempuan bekerja karena berbagai alasan, dan salah satu alasannya adalah tuntutan ekonomi
yang mendesak.
2. Pekerjaan yang Dilarang untuk Pekerja Perempuan