Variabel Bebas : Religiusitas Variabel intervening : Mentoring Agama Islam Variabel terikat : Konsep Diri K

53

B. DEFINISI OPERASIONAL

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas : Religiusitas

Drikarya dalam Widiyanta, 2005 mendefinisikan religiusitas sebagai kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan yang harus dilaksanakan yang berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan seseorang atau kelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan atau sesama manusia serta alam sekitarnya. Dalam hal ini, upaya peningkatan religiusitas dilakukan melalui treatment berupa mentoring Agama Islam.

2. Variabel intervening : Mentoring Agama Islam

Mentoring Agama Islam adalah suatu proses pendidikan Islam yang diberikan oleh seorang pementor senior kepada mentee junior sebagai pemenuhan nilai mata kuliah Agama Islam di kampus USU. Mentoring Agama Islam dilakukan dalam forum berbentuk lingkaran dengan jumlah 3 sampai 12 orang dalam waktu 2 jam dan dilaksanakan perpekan selama lebih kurang 12 kali pertemuan. Kegiatan ini diberikan kepada mahasiswa baru USU 2012 yang beragama Islam. Bahan materi yang disampaikan merupakan modul mentoring USU tahun 2012 yang telah dibakukan untuk semua fakultas di USU yang dibuat oleh lembaga mentoring UKMI Addakwah USU. Pementor yang menjadi pembina dalam proses mentoring ini adalah mahasiswa muslim USU yang telah mengikuti dauroh pelatihan pementor, dan lulus seleksi pementor universitas. 54

3. Variabel terikat : Konsep Diri K

onsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, dimana persepsi ini dibentuk melalui pengalaman dan interprestasi seseorang terhadap dirinya. Konsep diri yang dilihat dalam penelitian ini adalah konsep diri yang bersifat multidimensional dan diukur dengan mengisi skala konsep diri SDQ III Marsh 1984. Dalam penelitian ini konsep diri yang akan diukur ada tujuh jenis konsep diri. Hal ini dilakukan mengingat karena ketujuh jenis konsep diri ini dianggap oleh peneliti akan memiliki pengaruh ketika dilakukan kegiatan mentoring Agama Islam. 1. Konsep diri akademis academic self-concept, yakni konsep diri seseorang mengenai kemampuan dirinya dalam hal akademis. 2. Konsep diri emotional emotional self-concept, yakni konsep diri seseorang mengenai kemampuannya dalam mengelola emosinya. 3. Konsep diri kejujuran honesty self-concept, yakni konsep diri seseorang mengenai kejujuran dan kepercayaan terhadap dirinya. 4. Konsep diri yang berhubungan dengan orang orang tua parent relation, yakni bagaimana seseorang individu memandang hubungan mereka dengan orangtua mereka. 5. Konsep diri spiritual spiritual self-concept, yakni kapasitas individu mengenai hubungannya dengan Agama dan Tuhan. 6. Konsep diri pemecahan masalah problem solving, yakni kemampuan individu untuk dapat memecahkan suatu masalah atau persoalan. 55 7. Konsep diri umum general esteem, yakni konsep diri individu secara keseluruhan mengenai kemampuan dirinya secara umum beserta penerimaan dirinya. Konsep diri pada penelitian ini akan diukur melalui skala deskripsi diri yang diadaptasi dari skala SDQIII Self-Descriptin Questioner III yang dibuat oleh Marsh 1984. Alat ukur ini telah digunakan di berbagai negara di dunia dan telah diadopsi kedalam berbagai macam bahasa di dunia. Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi alat ukur ini dengan bantuan revisi oleh dosen psikologi Universitas Sumatera Utara. Skala tersebut berisi 76 pernyataan. Semakin tinggi skor dalam skala konsep diri seseorang maka akan semakin baik persepsi seseorang terhadap dirinya. Sebaliknya, semakin rendah skor dalam skala konsep diri seseorang maka akan semakin buruk persepsi seseorang terhadap dirinya. Meskipun berada dalam satu alat ukur, namun pengukuran konsep diri ini dilakukan secara terpisah sesuai dengan jenis konsep diri masing- masing. Artinya, jika ingin melihat konsep diri akademis seseorang maka dilihat dari jumlah skor pada item-item konsep diri akademis. Apabila ingin melihat konsep diri problem-solving seseorang maka dilihat dari jumlah skor pada item- item konsep diri problem-solving. Begitu juga halnya dengan konsep diri spiritual, kejujuran, parent-relation, emosional dan konsep diri umum.

C. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN