Pelaksanaan Mentoring Agama Islam Tahapan Proses Dalam Mentoring Agama Islam

35 Berikut profil umum yang harus dimiliki oleh seorang pementor Modul mentoring LDK USU, 2012: 1. Memiliki kepribadian Islam Islamic personality. 2. Memiliki pemikiran Islam yang baik Islamic thinking. 3. Study oriented. 4. Rela berkorban high dedication. 5. Openness, friendly, flexible. 2. Kurikulum Kurikulum merupakan kumpulan dan urutan materi yang akan disampaikan kepada kelompok mentoring mentee secara periodik. Biasanya kurikulum tersebut berasal dari organisasi yang menaungi mentoring seperti melalui lembaga dakwah kampus LDK yang ada di masing-masing perguruan tinggi Satria, 2010. 3. Mentee Peserta mentoring atau yang lebih dikenal dengan istilah mentee adalah sekelompok individu yang mendapatkan perlakuan mentoring dari para pementor dalam jumlah yang berkisar antara 3-12 orang Satria, 2010. Mentee biasanya merupakan mahasiswa muslim yang baru masuk di perguruan tinggi semester pertama.

4. Pelaksanaan Mentoring Agama Islam

Ruswandi dan Adeyasa 2012 dalam modulnya yang berjudul ―manajemen mentoring‖ mengemukakan beberapa hal yang terkait dalam proses mentoring agama Islam : a. Latar belakang 36 Mentoring sebagai metode pembinaan mahasiswa dalam memahami Islam dengan cara yang menyenangkan lahir dari suatu pemikiran sebagai berikut : 1. Metode tradisional yang ada saat ini untuk mempelajari Islam tidak komprehensif. 2. Tidak cocoknya metode tradisional untuk mahasiswa. 3. Konsep pendidikan Islam yang selama ini ada hanya sekedar keilmuan saja, dan jarang mencapai tataran amal dalam aplikasi kehidupan sehari- hari. b. Visi Membentuk insan muslim dengan kepribadian dan gaya hidup Islam. c. Misi 1. menjadikan program mentoring sebagai suatu sarana pendidikan Islam bagi mahasiswa muslim. 2. Kaderisasi mahasiswa muslim untuk bergerak menyeru pada hal yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. d. Tujuan Mentoring Peserta memperoleh pemahaman yang benar tentang Islam dan bersemangat untuk beribadah kepada Allah swt. e. Sasaran Mentoring Mentoring ditujukan kepada mahasiswa muslim dan dibimbing oleh para pementor. f. Waktu Mentoring dilaksanakan satu pekan sekali selama lebih kurang 2 jam dalam kurun waktu lebih kurang 12 kali pertemuan. 37 g. Tempat Mentoring biasanya dilaksanakan di masjid-masjid atau mushala kampus. Namun hal ini bisa tidak tetap setiap minggunya. Mentoring terkadang dapat dilakukan di alam terbuka dan dimana saja sesuai dengan kesepakatan antara pementor dengan para mentee.

5. Tahapan Proses Dalam Mentoring Agama Islam

Dalam buku modul mentoring LDK UKMI Addakwah USU 2012, tahapan-tahapan dalam proses mentoring yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pembukaaan Untuk mentoring perdana, pembukaan dapat dibuka oleh pementor. Namun untuk selanjutnya, mentee dapat ditunjuk secara bergilir sesuai kesepakatan untuk membukanya. Pembukaan merupakan sarana pengkondisian antusiasme mentee, sehingga perlu dilakukan pengkodisian pembukaan yang menarik dan membangun semangat dalam proses mentoring. 2. Pembacaan dan penghayatan Al-Q ur’an Pembacaan Al-Q ur’an merupakan proses dimana para mentee membaca Al-Q ur’an secara bergiliran dan dibimbing oleh pementor. Jumlah ayat yang dibaca tidak dibatasi, namun disesuaikan antara jumlah peserta dengan waktu. Dalam hal ini umumnya pembacaan Al-Q ur’an dilakukan sebanyak setengah sampai satu halaman Al-Q ur’an per individu. Penghayatan Al- Qur’an adalah proses perenungan ayat dan makna dari ayat-ayat Q ur’an yang telah dibacakan baik dari segi arti ayat, makna ayat, asbabun nuzul sebab turunnya ayat, dan relevansinya dalam kehidupan sehari- 38 hari. Dalam hal ini yang membawakan adalah para mentee secara bergantian tiap minggunya yang selanjutnya diarahkan oleh pementor. 3. Penyampain Materi Selain penguasaan materi, efektifitas cara penyampaian materi mentoring juga menjadi hal yang penting. Materi mentoring ini terdapat dalam buku modul mentoring yang biasanya dikeluarkan oleh lembaga dakwah di setiap kampus. Dalam hal ini pementor menyampaikan materi dengan pola pendekatan yang lebih aplikatif dengan realita kehidupan sehari-hari dan fakta yang ada dalam kehidupan nyata sehingga tidak terkesan menggurui para mentee, namun lebih saling mengingatkan dan menyadarkan peserta mentoring. 4. Diskusi Diskusi tidak harus dilakukan di akhir mentoring, namun dapat juga dilakukan di sela-sela materi. Diskusi bisa berupa pertanyaan-pertanyaan dari mentee atau kasus-kasus yang berkaitan dengan materi. Diskusi juga tidak mesti selalu mengarah kepada pertanyaan seputar materi yang baru dibahas. Mentee juga dapat menanyakan perihal apapun mengenai problematika keIslaman yang mungkin sedang dialami oleh para mentee. 5. Sharing Agenda ini merupakan agenda dimana para mentee dan pementor saling menanyakan kabar pribadi, keluarga, dan perihal-perihal seputar ibadah, kuliah, serta aktifitas lainnya. Agenda ini merupakan sarana yang dapat mempererat hubungan diantara sesama kelompok mentoring dan proses pertukaran pikiran menjadi semakin lebih terbuka di dalamnya. 6. Penutup 39 Penutupan biasanya dilakukan dengan lafaz hamdalah dan doa penutup majelis yang dilakukan secara bersama-sama oleh kelompok mentoring.

6. Aspek- Aspek dalam Mentoring Agama Islam