Faktor yang Menyebabkan Terbentuknya Permukiman Kumuh

dan aktifitas sosial ekonominya makin lama peranannya makin berkembang dan tidak terpisahkan lagi dari keseluruhan sistem pelayan. Pesatnya pertambahan jumlah penduduk di perkotaan akibat dari jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota, akan berpengaruh langsung terhadap kebutuhan sarana prasarana kota dalam hal ini menyangkut kebutuhan akan perumahan dan permukiman di perkotaan itu sendiri. Hingga dewasa ini pembangunan perumahan dan permukiman di perkotaan, baik yang ditangani pemerintah, swasta maupun swadaya masyarakat belum dapat mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat di kota. Bahkan terdapat kecenderungan bahwa pembangunan perumahan dan permukiman di kota semakin tertinggal dari cepatnya pertumbuhan penduduknya Yudohusodo, 1991. Perkembangan kota dipengaruhi kondisi topografis seperti perbukitan, lautan, sungai dan rintangan alam lainnya yang dapat menghentikan laju perkembangan kota. Daerah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang berlimpah dan ditangani dengan baik merupakan daerah yang mempunyai daya tarik kuat untuk berkembang. Secara historis sungai telah memiliki peranan yang cukup penting dalam perkembangan sistem hubungan aktifitas dan struktur internal suatu kota. Untuk kota- kota di kawasan tepi sungai mempunyai ciri fisik antara lain: 1 Kondisi Fisik Lingkungan.  Secara topografi, kawasan tersebut merupakan pertemuan antara darat dan air, dataran rendah dan landai sehingga sering terjadi erosi dan sedimentasi yang menimbulkan pendangkalan sungai.  Secara hidrologis, kawasan tersebut merapakan daerah pasang surut, mempunyai air tanah tinggi. Kawasannya sebagian besar mempunyai struktur batuan lepas, tanah lembut serta rawan terhadap bencana alam.  Secara klimatologis, kawasan ini mempunyai dinamika iklim, cuaca, angin, suhu dan kelembaban tinggi. 2 Kondisi Flora dan fauna  Kondisi flora dan fauna sangat spesifik seperti mangrove, kelapa, ikan, bangau dll. 3 Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya  Kawasan ini mempunyai keunggulan lokasi sehingga menjadi pusat pertumbuhan kegiatan ekonomi.  Penduduk kawasan mempunyai kegiatan sosial ekonomi yang khas dan berorientasi ke air.  Terdapat peninggalan sejarahbudaya serta upacara keagamaan tertentu. 4 Kondisi Prasarana dan sarana  Drainase kawasan memerlukan pemecahan khusus karena daerah banjir atau genangan air.  Air limbah dan persampahan buruk.  Air Limbah belum tercukupi karena kondisi air tanah yang buruk payauasin  Memiliki aksessibilitas tinggi, sebab dapat dicapai dari darat maupun air sungai, pelabuhan menjadi titik pertumbuhan.  Permukiman dan perumahan biasanya berkembang sekitar badan sungai, dengan fasilitas spesifik di dalamnya seperti dermaga, pasar terapung atau tempat pelelangan ikan.

2.3 Permasalahan yang Timbul Akibat Permukiman Kumuh

Perumahan kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dari segi pemerintahan, pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat, Sementara pada dampak sosial, dimana sebagian masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial. Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area. Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya. Penduduk di permukiman kumuh tersebut memiliki persamaan, terutama dari segi latar belakang sosial ekonomi-pendidikan yang rendah, keahlian terbatas dan kemampuan adaptasi lingkungan kota yang kurang memadai. Kondisi kualitas kehidupan yang serba mariginal ini temyata mengakibatkan semakin banyaknya penyimpangan perilaku penduduk penghuninya. Hal ini dapat diketahui dari tatacara kehidupan sehari-hari, seperti mengemis, berjudi, mencopet dan melakukan berbagai jenis penipuan. Terjadinya perilaku menyimpang ini karena sulitnya mencari atau menciptakan pekerjaan sendiri dengan keahlian dan kemarnpuan yang terbatas, selain itu juga karena menerima kenyataan bahwa impian yang mereka harapkan mengenai kehidupan dikota tidak sesuai dan ternyata tidak dapat memperbaiki kehidupan mereka. Mereka pada umumnya tidak cukup memiliki kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, disebabkan kurangnya keterampilan, tanpa modal usaha, tempat tinggal tak menentu, rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, rendahnya daya adaptasi sosial ekonomi dan pola kehidupan kota. Kondisi yang serba terlanjur, kekurangan dan semakin memprihatmkan itu mendorong para pendatang tersebut untuk hidup seadanya, termasuk tempat tinggal yang tidak memenuni syarat kesehatan. Permukiman kumuh umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota, perkampungan pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota. Kepadatan penduduk di daerah-daerah ini cenderung semakin meningkat dengan berbagai latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan asal daerah. Perhatian utama pada penghuni permukiman ini adalah keija keras mencari nafkah atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari agar tetap bertahan hidup, dan bahkan tidak sedikit warga setempat yang