5 Dilengkapi dengan fasilitas air kotortinja yang dapat dibuat dengan sistem
individual yakni tangki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki septik komunal.
6 Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur
agar lingkungan permukiman tetap nyaman. 7
Dilengkapi dengan fasilitas umum seperti taman bermain bagi anak-anak, lapangan atau taman, tempat beribadat, pendidikan dan kesehatan sesuai
dengan skala besarnya permukiman itu. 8
Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon Sinulingga, 2005.
2.1.2. Karakteristik Permukiman Kumuh
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggalhunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Menurut UU No.1 Tahun 2011, Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah wilayah budi daya pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang memiliki
hamparan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan danatau hamparan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi
utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
Menurut Silas, dkk 1991 Permukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama ialah kawasan yang proses terbentukannya karena keterbatasan
kota dalam menampung perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan kawasan permukiman berkepadatan tinggi
rnerupakan embrio permukiman kumuh. Dan yang kedua ialah kawasan yang lokasi penyebarannya secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula baik,
lambat laun menjadi kumuh. Perkembangan kota yang kumuh disebabkan oleh mobilitas sosial perekonomian yang stagnan.
Karakteristik Permukiman Kumuh: 1
Keadaan rumah pada permukiman kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m
2
2 Permukiman ini secara fisik memberi
orang. Sedangkan fasilitas kekotaan secara langsung tidak terlayani karena tidak tersedia. Namun karena lokasinya dekat dengan permukiman yang ada,
maka fasilitas Iingkungantersebut tak sulit mendapatkannya.
3 Manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah opportunity value dan harga
rumah juga murah asas keterjangkauan baik membeli atau menyewa. Manfaat permukiman disamping pertimbangan lapangan kerja dan harga murah adalah
kesempatan mendapatkannya atau aksesibilitas tinggi. Hampir setiap orang tanpa syarat yang bertele-tele pada setiap saat dan tingkat kemampuan membayar
apapun, selalu dapat diterima dan berdiam di sana, termasuk masyarakat “residu” seperti residivis dan lain-lain Silas dkk, 1991.
Kriteria Umum Permukiman Kumuh: 1
Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu dibenahi.
2 Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas,
namum masih dapat ditingkatkan. 3
Para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan
rendah. 4
Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah,
kecuali dibuka peluang untuk mendorong mobilitas tersebut. 5
Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program pembangunan kota pada umumnya.
6 Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu,
tetapi tidak semua begitu saja dapat dianggap permanent Anonim, 2009. Kriteria khusus permukiman kumuh:
1 Berada di lokasi tidak legal
2 Dengan keadaan fisik yang substandar, penghasilan penghuninya amat rendah
miskin 3
Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas kota 4
Tidak diinginkan kehadirannya oleh umum, kecuali yang berkepentingan
5 Permukiman kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja non formal, ada
sistem angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu murah Anonim, 2009.
2.1.3. Tipologi Permukiman Kumuh
Berdasarkan kondisi dan permasalahan Iingkungan permukiman yang diamati di lapangan, kawasan permukiman kumuh dapat dibedakan dalam 7 tujuh tipologi.
Laporan Review Kawasan Permukiman Kumuh Sulawesi Selatan tahun 2002 Anonim, 2009. Masing-masing tipologi memiliki karakter khas yang memberi corak
kehidupan lingkungan permukiman tersebut. Beberapa tipologi permukiman kumuh tersebut adalah sebagai berikut:
1 Permukiman kumuh nelayan
Merupakan permukiman kumuh yang terletak di luar arena antara garis pasang terthiggi dan terendah, dengan bangunan-bangunan yang langsung bertumpu
pada tanah, baik itu bangunan rumah tinggal atau bagunan lainnya. Rata-rata lokasinya ditepi pantai.
2 Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi.
Merupakan permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi. Seperti halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional,
pertokoan, lingkungan pendidikankampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi lainnya.
3 Permukiman kumuh pusat kota
Merupakan permukiman kumuh yang terletak di tengah kota urban core, yang sebagai permukiman lama atau kuno atau tradisional. Permukiman yang
dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke bawah.
4 Permukiman kumuh pinggiran kota
Merupakan permukiman kumuh yang berada di luar pusat kota urban fringe, yang ada pada umumnya merupakan permukiman yang tumbuh dan berkembang
di pinggiran kota sebagai konsekuensi dari perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta tingkat perpindahan penduduk dari desa ke
kota yang sangat tinggi.
5 Permukiman kumuh daerah pasang surut
Merupakan permukiman kumuh yang terletak didaerah antara garis pasang tertinggi dan terendah yang secara berkala selalu terendam air pasang, dengan
sebagian besar tipe bangunan yang ada baik itu bagunan rumah tinggal maupun bangunan lainnya adalah tipe panggung. Jalan penghubung antara bangunan yang
satu dengan bangunan lainnya adalah jalan titian. Karakter lain yang cukup