Tipologi Permukiman Kumuh Permukiman Penduduk

pertokoan, lingkungan pendidikankampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi lainnya. 3 Permukiman kumuh pusat kota Merupakan permukiman kumuh yang terletak di tengah kota urban core, yang sebagai permukiman lama atau kuno atau tradisional. Permukiman yang dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke bawah. 4 Permukiman kumuh pinggiran kota Merupakan permukiman kumuh yang berada di luar pusat kota urban fringe, yang ada pada umumnya merupakan permukiman yang tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi dari perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sangat tinggi. 5 Permukiman kumuh daerah pasang surut Merupakan permukiman kumuh yang terletak didaerah antara garis pasang tertinggi dan terendah yang secara berkala selalu terendam air pasang, dengan sebagian besar tipe bangunan yang ada baik itu bagunan rumah tinggal maupun bangunan lainnya adalah tipe panggung. Jalan penghubung antara bangunan yang satu dengan bangunan lainnya adalah jalan titian. Karakter lain yang cukup menonjol adalah perletakan dermaga atau tempat menambak perahu yang berdekatan dengan permukiman. 6 Permukiman kumuh daerah rawan bencana 7 Permukiman kumuh tepian sungai Merupakan permukiman kumuh yang terletak didaerah rawan bencana alam, khususnya tanah longsor, gempa bumi dan banjir. 8 Permukiman kumuh tepian sungai Merupakan permukiman kumuh yang berada di diluar Garis Sempadan Sungai GSS. Permukiman kumuh tepian sungai ini dapat dibedakan menjadi 2 dua tipe. Tipe pertama apa bila sungai yang bersangkutan mempunyai tanggul, maka dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, lingkungan permukiman yang dimaksud terletak sekurang- kurangnya 5 lima meter sepanjang kaki tanggul sedangkan untuk sungai tidak bertanggul, letak permukiman yang dimaksud berada diluar sempadan sungai yang lebarnya ditetapkan oleh pemerintah setempat. Demikian juga permukiman untuk sungai yang bertanggul dan tidak bertanggul, yang berada diwilayah perkotaan, letak permukiman yang dimaksud berada di luar sempadan garis sempadan sungai yang lebamya ditetapkan oleh pemerintah setempat. Kedua lingkungan permukiman yang kumuh yang berada dikota-kota yang secara histories menetapkan sungai sebagai komponen prasarana yang sangat vital dan masih berlangsung sampai saat ini. Pada umumnya letak permukiman kumuh dikota-kota seperti ini berada di koridor tepian sungai. Karakteristik bangunan dan lingkungan ini dapat dibedakan menjadi 3 tiga tipe, yaitu tipe rakit, panggung dan bertumpu langsung pada tanah. Unit-unit bangunan tipe panggung pada umumnya merupakan transisi antara bangunan tipe rakit yang bertumpu langsung pada tanah. Melihat karakteristik sifat dan tipologi yang diuraikan diatas dapat dikatakan bahwa tipologi penelitian yang dilaksanakan adalah kategori penelitan permukiman kumuh pusat kota dan permukiman kumuh nelayan.

2.2 Faktor yang Menyebabkan Terbentuknya Permukiman Kumuh

Sungai menurut Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1999 sebagai suatu tempat atau wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta disepanjang pengalirannya oleh garis sepadan. Sungai telah memegang peranan yang sangat penting dalam sejarah perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia. Pada awal pertumbuhannya telah ditandai dengan terbentuknya suatu konsentrasi penduduk dengan membentuk kelompok pemukiman tertentu di lembah sungai yang subur. Peranan sungai di dalam kehidupan sehari-hari, dengan adanya air, manusia memanfaatkan untuk minum, mandi dan mencuci. Kemudian peran sungai berkembang menjadi sarana transportasi, yang mendorong pertumbuhan pennukiman seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan aktifitas sosial ekonominya makin lama peranannya makin berkembang dan tidak terpisahkan lagi dari keseluruhan sistem pelayan. Pesatnya pertambahan jumlah penduduk di perkotaan akibat dari jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota, akan berpengaruh langsung terhadap kebutuhan sarana prasarana kota dalam hal ini menyangkut kebutuhan akan perumahan dan permukiman di perkotaan itu sendiri. Hingga dewasa ini pembangunan perumahan dan permukiman di perkotaan, baik yang ditangani pemerintah, swasta maupun swadaya masyarakat belum dapat mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat di kota. Bahkan terdapat kecenderungan bahwa pembangunan perumahan dan permukiman di kota semakin tertinggal dari cepatnya pertumbuhan penduduknya Yudohusodo, 1991. Perkembangan kota dipengaruhi kondisi topografis seperti perbukitan, lautan, sungai dan rintangan alam lainnya yang dapat menghentikan laju perkembangan kota. Daerah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang berlimpah dan ditangani dengan baik merupakan daerah yang mempunyai daya tarik kuat untuk berkembang. Secara historis sungai telah memiliki peranan yang cukup penting dalam perkembangan sistem hubungan aktifitas dan struktur internal suatu kota. Untuk kota- kota di kawasan tepi sungai mempunyai ciri fisik antara lain: