10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Satuan Pengawas Internal SPI Menurut Permendiknas No. 47 Tahun 2011, SPI adalah satuan
pengawasan yang dibentuk untuk membantu terselenggaranya pengawasan terhadap pelaksanaan tugas unit kerja di lingkungan Kementerian
Pendidikan Nasional. Pada prinsipnya, SPI dibentuk untuk menjaga pencapaian sasaran yang ditetapkan tetap berjalan efektif dan bertanggung
jawab melalui
pemeriksaan kepatuhan,
berdasarkan objektivitas
profesional, atas aktualisasi kebijakan akademik dan non akademik agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Unit Pengendalian Mutu
UPM Zuhdi, 2012 Tugas utama dari SPI adalah melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dilingkungan unit kerja pasal 3 Permendiknas No. 47 tahun 2011. Untuk melaksanakan tugas tersebut, SPI menyelenggarakan
fungsi pasal 4 Permendiknas No. 47 tahun 2011: a. Penyusunan program pengawasan;
b. Pengawasan kebijakan dan program; c. Pengawasan pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang milik
Negara;
d. Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal;
e. Pendampingan dan review laporan keuangan; f.
Pemberian saran dan rekomendasi; g. Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
h. Pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan. Pada pasal 6 Permendiknas No. 47 tahun 2011 dijelaskan bahwa
setiap anggota SPI harus memiliki pengalaman atau pengetahuan di bidang pengawasan, pengelolaan anggaran, pengelolaan aset, serta pengelolaan
kepegawaian atau organisasi. Struktur SPI terdiri atas: a. Ketua merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota; dan c. Anggota
Anggota SPI merupakan staf yang berasal dari internal organisasi namun dapat juga ditambahkan dari eksternal organisasi, dengan ketentuan
jumlah anggota paling sedikit 5 lima orang dan paling banyak 15 lima belas orang disesuaikan dengan beban kerja pada organisasi yang
bersangkutan. 2. Kode Etik Auditor Internal
Audit internal merupakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah
dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi SPAI, 2004. Aktifitas ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan
yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Audit
internal dilaksanakan oleh pihak internal dalam organisasi yang dikenal dengan auditor internal.
Haryono 2010 menyatakan internal auditor adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai
pegawai pada perusahaan tersebut. Abdurrahman dan Yuliani 2011 selanjutnya menjelaskan bahwa auditor internal harus berada di luar fungsi
lini suatu organisasi, tetapi tidak lepas dari hubungan bawahan dan atasan seperti lainnya. Auditor internal wajib memberikan informasi yang
berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan.
Perkembangan paradigma internal auditing telah menggeser peranan auditor internal menjadi bagian yang cukup vital dalam
pengelolaan organisasi. Auditor internal mengemban tanggung jawab yang besar serta membutuhkan kepercayaan yang besar dari para pemakai
jasanya. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal telah menerbitkan Standar Profesi Auditor Internal SPAI, yang didalamnya memuat kode
etik auditor internal. Kode etik tersebut berisikan standar perilaku sebagai pedoman
seluruh auditor internal. SPAI memuat hal-hal sebagai berikut: