judgment. Jika interaksi antara profesionalisme dan konflik peran semakin tinggi, maka kualitas audit judgment yang dihasilkan oleh
auditor internal semakin rendah. Begitu pula sebaliknya, jika interaksi antara profesionalisme dan konflik peran semakin rendah, maka
kualitas audit judgment yang dibuat oleh auditor internal semakin tinggi.
Konflik peran timbul karena ada dua “perintah” atau lebih yang saling bertentangan yang diterima oleh auditor internal. Konflik peran
yang terjadi pada diri auditor internal akan memunculkan dilema dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai seorang karyawan, jika
auditor internal bertindak sesuai dengan kode etik, maka ada kemungkinan ia akan merasa tidak berperan sebagai karyawan yang
baik. Sebaliknya, apabila ia bertindak sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh organisasi, maka ada kemungkinan ia telah bertindak
secara tidak profesional. Adapun auditor internal pada PTN dapat juga merupakan auditee obyek pemeriksaan sehingga akan mengurangi
profesionalisme auditor dalam membuat audit judgment karena ada kemungkinan untuk tidak bersikap obyektif pada saat mengalisis
asersi audit yang berkaitan dengan dirinya sebagai staf pengajar.
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan, antara lain sebagai berikut:
1. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan kuesioner.
Oleh karena itu, data yang dikumpulkan hanya menggambarkan pendapat auditor internal terhadap audit judgment dan peneliti tidak
bisa mengontrol jawaban responden yang tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya. Selain itu, penelitian yang menggunakan
kuesioner sebagai teknik pengumpulan data memungkinkan data yang didapatkan bias. Kemungkinan adanya bias tersebut disebabkan
adanya perbedaan persepsi antara peneliti dan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan.
2. Uji coba yang dipakai adalah uji coba pada sampel terpakai, sehingga
tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu pada responden di luar penelitian. Hal ini menjadikan data yang tidak valid menjadi gugur
dan tidak dapat digantikan item pernyataannya. 3.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif kecil yaitu hanya auditor internal Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta dan
Surakarta.
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Profesionalisme memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
audit judgment. Dengan kata lain, Hipotesis Pertama H1 terdukung secara statistik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai korelasi
r sebesar 0,833 dan signifikansi 0,000 lebih kecil dari pada signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05. Nilai koefisien
determinasi r
2
yang diperoleh adalah sebesar 0,694 yang berarti bahwa sebesar 69,4 variasi dari variabel audit judgment dapat
dijelaskan oleh variabel profesionalisme. Hal ini berarti semakin tinggi profesionalisme auditor internal PTN di Yogyakarta dan
Surakarta, maka kualitas audit judgment yang dihasilkan juga semakin baik. Persamaan regresi yang dapat dibentuk untuk menggambarkan
pengaruh profesionalisme terhadap audit judgment, sebagai berikut: Audit Judgment = 1,241 profesionalisme – 24,871
2. Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji nilai selisih mutlak. Uji hipotesis menghasilkan nilai koefisien untuk variabel moderasi
sebesar -1,426
dan signifikansi
sebesar 0,031.
Hal ini
mengindikasikan bahwa konflik peran merupakan variabel moderasi
yang memberikan pengaruh negatif terhadap hubungan antara variabel profesionalisme dengan audit judgment. Dengan kata lain, Hipotesis
Kedua H2 terdukung secara statistik. Semakin tinggi konflik peran yang dialami oleh auditor internal, maka akan menurunkan
profesionalisme auditor internal dalam membuat audit judgment. Begitu pula sebaliknya, semain rendah konflik peran yang dialami
oleh auditor internal, maka profesionalisme auditor internal dalam membuat audit judgment semakin tinggi. Persamaan regresi yang
dapat dibentuk sebagai berikut: Audit Judgment = -23,820 + 1,244 profesionalisme – 1,426 moderasi
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini, sebagai berikut:
1. Auditor internal wajib memegang teguh profesi sebagai auditor yang profesional. Auditor internal dapat juga melakukan diskusi dan bertukar
pikiran dengan auditor internal yang lain dalam upaya untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan tugas audit.
2. Auditor internal perlu meningkatkan independensi dan obyektivitas dalam membuat audit judgment agar hasil audit yang diperoleh sesuai
dengan fakta di lapangan.