Uji Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
telah ditentukan, yaitu sebesar 0,05. Berdasarkan tabel 22 diatas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000
menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signikansi yang telah ditentukan, yaitu 0,05. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengaruh profesionalisme terhadap audit judgment signifikan.
d. Persamaan Regresi Berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi pada tabel
22 di atas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Audit Judgment = 1,241 profesionalisme – 24,871
Persamaan tersebut
menunjukkan bahwa
nilai koefisien
profesionalisme adalah positif yang berarti bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap audit judgment.
Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa Hipotesis Pertama H1 yang menyatakan bahwa profesionalisme
berpengaruh positif terhadap audit judgment auditor internal diterima. 2. Uji Nilai Selisih Mutlak
Uji nilai selisih mutlak digunakan untuk menguji pengaruh variabel moderasi pada penelitian ini. Pada uji nilai selisih mutlak,
nilai variabel bebas dan variabel pemoderasi merupakan standardized score. Selanjutnya, interaksi variabel bebas dan variabel pemoderasi
diukur dengan nilai absolut perbedaan antara kedua variabel tersebut. Uji nilai selisih mutlak digunakan untuk menguji hipotesis kedua.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistic 16.0 for Windows lampiran 7.
H2: Pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang rendah, profesionalisme akan berpengaruh lebih kuat terhadap audit judgment
dibanding pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang tinggi.
Tabel 23. Rangkuman Hasil Uji Nilai Selisih Mutlak Variabel
Koefisien t
Signifikansi Konstanta
-23,820 -4,137
0,000 Profesionalisme
1,244 10,173
0,000 Konflik Peran
0,022 0,195
0,847 Moderasi
-1,426 -2,239
0,031 F
: 36,510 R : 0,853
R
2
: 0,728 Sumber: data primer diolah
a. Koefisien Korelasi R
Berdasarkan tabel 23, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,853. Hal ini menunjukkan hubungan yang
cukup erat mendekati 1 antara variabel profesionalisme, konflik peran, dan variabel moderasi terhadap audit judgment.
b. Koefisien Determinasi R
2
Berdasarkan tabel 23, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi sebesar 0,728. Berdasarkan nilai tersebut secara
statistik dapat diartikan bahwa sebesar 72,8 variabel audit judgment dipengaruhi oleh variabel profesionalisme, konflik
peran dan moderasi. Sedangkan sisanya sebesar 27,1 dijelaskan oleh faktor yang tidak dimasukkan ke dalam model.
c. Uji Signifikansi Simultan Uji F Uji anova menghasilkan F
hitung
sebesar 36,510 dengan tingkat signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dapat
dikatakan bahwa interaksi antara variabel profesionalisme dengan konflik peran berpengaruh terhadap variabel dependen audit
judgment. d. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t
Berdasarkan tabel 23, dapat disimpulkan secara statistik bahwa variabel profesionalisme memiliki signifikansi 0,000. Hal
ini membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap variabel audit judgment. Variabel konflik peran
memiliki tingkat signifikansi 0,847 jauh diatas signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Dapat dikatakan bahwa konflik peran
merupakan variabel moderasi murni dan tidak dapat digunakan sebagai variabel independen karena tidak berpengaruh terhadap
variabel audit judgment. Variabel moderasi memiliki signifikansi 0,031 dapat dikatakan bahwa variabel moderasi berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel audit judgment.
e. Persamaan Regresi Persamaan regresi yang dihasilkan dari uji nilai selisih
mutlak adalah sebagai berikut: Audit Judgment = -23,820 + 1,244 profesionalisme – 1,426
moderasi Nilai konstanta sebesar -23,820 menjelaskan bahwa jika
variabel independen
dianggap kosntan,
maka variabel
dependennya, yaitu audit judgment sebesar -23,820. Koefisien regresi profesionalisme sebesar 1,244 menjelaskan bahwa setiap
kenaikan profesionalisme 1 poin maka akan menaikkan audit judgment sebesar 1,244 poin. Koefisien regresi variabel moderasi
sebesar -1,426 menjelaskan bahwa setiap kenaikan variabel moderasi 1 poin maka akan menurunkan audit judgment sebesar
-1,426. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa
Hipotesis Kedua H2 yang menyatakan bahwa pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang rendah, profesionalisme akan
berpengaruh lebih kuat terhadap audit judgment dibanding pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang tinggi, diterima
secara statistik karena konflik peran sebagai variabel moderasi akan mengurangi pengaruh variabel profesionalisme terhadap variabel audit
judgment.