Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa fraud yang terjadi pada perguruan tinggi disebabkan oleh belum adanya pemisahan fungsi pada
level terkecil penggunaan anggaran, dan kurangnya pengendalian internal yang dilakukan oleh pimpinan unit terkecil Dekan terhadap pelaporan
pertanggungjawaban dana. Keterlibatan dosen sebagai auditor internal dapat berpotensi menurunkan independensi serta rentan terhadap konflik
peran.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Audit Judgment Audit Judgment merupakan kebijakan auditor dalam menentukan
pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status,
atau jenis peristiwa lainnya Jamilah, dkk. 2007. Sedangkan Profesionalisme merupakan sifat-sifat kemampuan, kemahiran, cara
pelaksanaan sesuatu dan lain-lain sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh profesional Yeni, 2012.
Dalam membuat suatu judgment,
auditor internal akan menganalisis bukti-bukti yang telah dikumpulkan berdasarkan fakta-fakta
yang terjadi yang melatarbelakangi asersi yang sedang diaudit. Untuk mendapatkan audit judgment yang berkualitas, diperlukan penerapan
pengetahuan dan pengalaman yang relevan dalam konteks auditing accounting dan tetap mematuhi standar etikakode etik profesional. Sikap
profesionalisme akan menuntut auditor internal untuk tetap menjunjung
tinggi integritas, obyektivitas, dan independensi dalam menganalisis bukti- bukti asersi yang sedang diaudit, sehingga akan mencapai suatu keputusan
yang tepat dalam situasi atau keadaan selama berlangsungnya penugasan audit dalam proses pembuatan audit judgment yang andal. Dapat
dikatakan, semakin tinggi profesionalisme seorang auditor maka akan semakin baik kualitas audit judgment yang dihasilkan.
2. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Audit Judgment dengan menggunakan Konflik Peran sebagai variabel moderasi
Audit Judgment merupakan kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu
gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya Jamilah, dkk. 2007. Profesionalisme
merupakan tanggung jawab atas suatu keahlian, profesi dan berprilaku. Tanggung jawab tersebut tercermin dalam sikap seorang profesional dalam
menjalankan tugas dan mematuhi kode etik yang berlaku. Agar audit judgment yang dibuat oleh auditor berkualiatas, maka auditor harus
menjalankan pekerjaannya secara profesional. Sikap profesionalisme akan menuntut auditor internal untuk tetap tetap menjunjung tinggi integritas,
obyektivitas, dan independensi, sehingga judgment yang dihasilkan akan tetap terjaga keandalannya
dan layak digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan.
Profesionalisme auditor bukanlah satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan audit judgment yang berkualitas,
faktor-faktor yang ada dalam lingkungan organisasi auditor dapat saja mempengaruhi hubungan antara profesionalisme terhadap audit judgment.
Auditor internal merupakan staf yang masih berada di bawah mekanisme pengandalian
birokratis organisasi.
Seringkali auditor
internal mendapatkan perintah yang saling bertentangan antara kode etik
profesional dengan mekanisme pengendalian organisasi Arfan dan Ishak, 2008. Pertentangan yang terjadi memungkinkan terjadinya konflik peran
dalam diri auditor. Menurut Wolfe dan Snoke 1962 dalam Arfan dan Ishak 2008: 37, konflik peran adalah konflik yang timbul karena adanya
dua “perintah” berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya perintah
yang lain. Apabila auditor internal bertindak sesuai dengan kode etik, maka ada kemungkinan ia akan merasa tidak berperan sebagai karyawan
yang baik. Sebaliknya, apabila ia bertindak sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh organisasi, maka ada kemungkinan ia telah bertindak
secara tidak profesional. Auditor internal pada perguruan tinggi dapat juga merupakan staf
yang bekerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi tersebut. Sedangkan salah satu fungsi dan tugas auditor internal di perguruan tinggi adalah
pengawasan pada aspek akademis yang merupakan bisnis utama perguruan tinggi. Hal ini memungkinkan auditor internal yang sekaligus berperan
sebagai staf pengajar menjadi objek pemeriksaan Zuhdi, 2012. Dapat dikatakan bahwa, auditor internal pada perguruan tinggi dapat memiliki