45 Penerapan hukuman kepala sekolah “J” untuk dewan guru tidak terlihat
selama penelitian berlangsung, yaitu saat ada guru melanggar peraturan tidak ada tindak lanjut dari kepala sekolah “J” untuk menegur guru, memberi
sanksi, menasehati dan lain-lain untuk menyadarkan guru atas pelanggarannya. Penghargaan untuk guru yang disiplin waktu, tertib, taat, dan
berprestasi pun tidak terlihat selama peneliti melakukan penelitian. Artinya tidak adanya penerapan penghargaan yang dilakukan kepala sekolah untuk
guru. Sehingga implementasi kedisiplinan untuk guru tidak konsisten dan tetap penerapannya, dimana penerapan unsur disiplin tidak diterapkan
semuanya oleh kepala sekolah. Sehingga konsistensi peraturan, hukuman, dan penghargaan tidak terlihat hasil pengamatan, 5 Maret - 7 April 2014.
3. Implementasi Nilai-nilai Kedisiplinan yang dilakukan Kepala Sekolah
kepada Siswa
Hasil implementasi yang telah diterapkan kepala sekolah “J” dalam menerapkan nilai-nilai kedisiplinan pada siswa mencakup empat unsur
disiplin, yakni peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi dari peraturan, hukuman, dan penghargaan tersebut di Sekolah Dasar Negeri
Margoyasan, Yogyakarta. Data hasil penelitian diperoleh melalui wawancara, pengamatan, dan dokumentasi.
a. Penerapan peraturan di sekolah
Hasil wawancara dengan kepala sekolah “J” bahwa penetapan peraturan di sekolah tersebut untuk siswa, guru, dan karyawan selama
berada dilingkungan sekolah. Sedangkan hasil wawancara terkait siapa
46 yang ikut andil dalam pembuatan peraturan sekolah adalah “Dewan guru
dan pihak UPT. Kemudian untuk wali murid diwakilkan oleh pihak UPT terkait dengan pembuatan peraturan sekolah wawancara kepala sekolah
“J”, Kamis 6 Maret 2014”. Wali murid diwakilkan pihak UPT karena kebanyakan wali murid disini lebih mementingkan mencari nafkah
daripada datang kesekolah untuk rapat membuat peraturan. Menurut kepala sekolah bahwa kondisi orang tua siswa berada pada tingkat
menengah ke bawah sehingga kepedulian orang tua siswa kurang. Jadi, pembuatan tata tertib tersebut atas kebijakan sekolah dan dewan guru
yang wajib ditaati oleh semua warga sekolahnya sekaligus bertujuan membentuk karakter siswa untuk disiplin, taat, dan tertib di sekolah.
Disiplin tersebut bermanfaat mengajarkan siswa memahami dan berperilaku baikbahwa setiap perilaku akan diikuti hukuman dan
penghargaan. Selain itu, membantu siswa mengembangkan pengendalian, pengarahan, dan memberikan pengajaran dalam hati nuraninya untuk
membimbing setiap tindakan mereka. Hasil wawancara kepala sekolah “J”Kamis, 6 Maret 2014 bahwa “disiplin dianggap positif akan dapat
membentuk sikap siswa”. Apabila semua siswa dapat beranggapan positif bahwa bersikap disiplin itu penting akan memberikan dampak baik dalam
dirinya yang mana setiap mereka bertindak akan diimbangi oleh pengendalian dan pengarahan hati nuraninya.
Salah satu upaya kepala sekolah dalam mengimplementasikan kedisiplinan pada semua siswa melalui penerapan peraturan. Penerapan
47 tata tertib di sekolah dilihat dari bagaimana siswa menaati peraturan
sekolah, bersikap tertib, dan disiplin agar dapat mengontrol sikap dan perilakunya sehari-hari. Apabila siswa menaati peraturan sekolah setiap
hari berarti telah disiplin dan tertib. Sebaliknya jika siswa tidak menaati peraturan berarti tidak disiplin dan tertib. Salah satu contoh penerapan
peraturan kepala sekolah dilihat dari hasil pengamatan pada observasi upacara bendera Senin, 10 Maret 2014, bahwa kepala sekolah “J”
“menginstruksikan pada semua siswa apabila bel masuk berbunyi agar saling mengingatkan, berbaris di lapangan jika upacara bendera, dan
segera masuk kelas jika bel masuk kelas”. Peraturan yang ada di sekolah berlaku untuk ditaati oleh semua
warganya dan tidak membeda-bedakan satu sama lain sehingga penerapan tata tertib tersebut bersifat adil untuk semua warganya. Hasil
wawancara kepala sekolah “J” Kamis, 6 Maret 2014 bahwa: “Ya, pasti adil. Peraturan yang sudah disusun itu harus dipahami dan
diterima baik warganya. Jadi tata tertib itu adil dan tidak memandang itu siapa. Kalau sudah melanggar tata tertib maka akan mendapat
hukuman. Sehingga sekolah tidak pernah membeda-bedakan siswa”.
Maka peraturan yang sudah ditetapkan sekolah harus adil, dipahami, dan ditaati oleh semua warganya tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
Pentingnya tata tertib tersebut menjadi perhatian kepala sekolah, dewan guru, dan karyawan dalam menerapkan pada siswa ataupun pada semua
warga sekolah, dimana setiap mengimplementasikan peraturan harus merancang point-point dengan matang dan baik berdasarkan kesepakatan
bersama untuk ditaati semua warga sekolah.
48 Implementasi kedisiplinan yang diterapkan kepala sekolah “J”
tersebut didasari oleh tata tertib sekolah, dimana semua siswa diwajibkan memahami dan menaati tata tertib yang ada agar dalam dirinya terbentuk
sikap dan perilaku taat dan disiplin. Upaya penerapan peraturan pada siswa, pertama kali diserahkan guru namun tidak dipatenkan oleh guru
semuanya. Hasil wawancara kepala sekolah “J” mengungkapkan “Pertama kali diserahkan pada guru kelas atau guru mata pelajaran
terlebih dahulu pada saat mengajar untuk selalu mengingatkan siswa setiap hari mengenai tata tertib. Namun, tidak juga dipatenkan untuk guru
saja Kamis, 6 Maret 2014”. Selain itu, implementasi peraturan sekolah disosialisasikan kepala sekolah melalui kegiatan upacara bendera dan
saat proses pembelajaran agar semua guru, karyawan, dan siswa paham bahwa setiap bertindak harus sesuai dengan tata tertib di Sekolah Dasar
Negeri Margoyasan, Yogyakarta.
b. Pemberian hukuman di sekolah