Pemberian penghargaan di sekolah

60 berupa pembinaan khusus dengan didampingi orang tua siswa, menulis pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggarannya lagi dan selanjutnya guru mencatat siswa yang bersalah di buku BP. Beberapa pemberian hukuman tersebut bertujuan untuk menyadarkan siswa agar jera mengulangi perilaku yang tidak disetujui di lingkungannya sekaligus mendisiplinkan dan menertibkan anak terkait peraturan yang berlaku di sekolah.

c. Pemberian penghargaan di sekolah

Pentingnya penghargaan di sekolah menjadi perhatian guru untuk diterapkannya dalam proses pembelajaran setiap hari. Penghargaan mempunyai fungsi mendidik, memotivasi, dan memperkuat perilaku siswa yang disetujui. Hasil pengamatan pada observasi Jum’at, 21 Maret 2014 di kelas I.A dan B, bahwa “Guru memberikan penghargaan berupa bonus nilai dan diperbolehkan pulang lebih awal apabila siswa bisa menjawab soal dengan cepat dan benar. Siswa yang mendapat bonus nilai ditulis namanya di papan tulis”. Hasil pengamatan lain diperoleh pada observasi Senin, 24 Maret 2014 saat pembelajaran olahraga: “Peneliti menemukan data terkait dengan pemberian penghargaan oleh guru “Ss” kepada siswa seperti ucapan pintar, good, uplose, dan acungan jempol”. Pengamatan pada observasi Kamis, 27 Maret 2014 diperoleh data penghargaan yang diberikan guru “Sh” di kelas V.B, bahwa: “Pada saat siswa mengkonfirmasikan hasil diskusi di depan kelas guru memberikan penghargaan, berupa uplose, bintang, dan ucapan 61 selamat. Bintang yang diberikan ada dua warna yaitu merah dan hijau. Merah diberikan kepada siswa yang pasif dalam kelompok dan hijau untuk siswa aktif dalam kelompoknya”. Pemberian penghargaan bintang yang diberikan guru berbeda agar siswa yang pasif dan aktif dalam kelompok dapat dibedakan. Siswa yang aktif terlihat saat menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan siswa yang pasif terlihat saat diskusi kelompok mereka ramai dan berbicara sendiri di luar materi pelajaran. Oleh karena itu, guru “Sh” beranggapan membedakan hadiah tersebut dapat memotivasi siswa yang pasif untuk lebih serius dan aktif kembali saat proses pembelajaran di kelas. Pemberian hadiah tidak hanya berupa bintang, tetapi juga dapat berupa kata-kata lesan dan uplose yang asumsinya lebih banyak kata-kata lesan atau uplose dibandingkan hadiah benda bintangdari guru “Sh” selama pembelajaran. Selain itu, hasil pengamatan pada observasi di kelas V.A Jum’at 28 Maret 2014, yakni: “Penghargaan yang diberikan guru “Es” kepada siswa adalah bonus nilai, ucapan pintar, bagus, dan uplose. Bonus nilai diberikan kepada siswa yang mengerjakan paling tepat dan benar soal di LKS.” Hasil pengamatan pada observasi lain saat upacara bendera Senin 7 April 2014, bahwa: “Peneliti memperoleh data mengenai pemberian hadiah dari pembina upacara untuk siswa yaitu ucapan terima kasih kepada semua siswa yang telah membawa nama baik sekolah dalam perlombaan O2SN dan siswa kelas VI yang telah mengikuti TPM Tes Pendalaman Materi baik yang menyelenggarakan pihak UPT maupun kota”. 62 Selain hasil pengamatan pada observasi dan dokumentasi yang diperoleh di atas, peneliti memperoleh data terkait dengan pemberian penghargaan dari hasil wawancara dengan guru adalah sebagai berikut. Hasil wawancara dengan guru “Ks” Sabtu, 8 Maret 2014, bahwa: “Menurut saya, setidaknya penghargaan berupa ucapan selamat sudah memberikan dampak positif bagi siswa. Contohnya lomba antarkelas mengenai kebersihan kelas dan yang paling bersih mendapat hadiah seperti makanan, ucapan selamat, dan tepuk tangandari guru-guru dan siswa lain”. Guru “Ss” yang mengungkapkan wawancara Rabu, 12 Maret 2014: “Menurut saya, biasanya hari kartini, hari jadi kota, dan lain-lain. Siswa yang menang mendapat hadiah benda seperti alat tulis dan buku.” Sedangkan hasil wawancara guru “K” Sabtu, 15 Maret 2014, menyatakan bahwa: “Menurut saya, penghargaan yang saya beri iya contohnya itu saya kasih bintang, nilai tambahan, atau di dalam buku siswa saya beri tulisan good.” Guru “S” menambahkan juga hasil wawancara Senin, 17 Maret 2014, bahwa: “Menurut saya, pemberian hadiah tersebut contohnya itu kata-kata good, bagus, dan acungan jempol. Dengan maksud agar siswa lain itu mencontohnya.” Pemberian hadiah yang diberikan guru di atas menjadi upaya guru memotivasi semua siswa agar terus maju danmengasah kemampuannya setiap hari. Pemberian penghargaan dalam bentuk lesan lebih sering diberikan guru saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Penghargaan berupa benda lebih banyak diberikan saat event- 63 eventtertentu, penerimaan rapot, dan setelah ujian apabila nilai yang diperoleh siswa di atas 90 saja. Hasil temuan di atas, menunjukkan bahwa guru memahami bahwa pemberian penghargaan dapat memotivasi dan memberikan dampak positif agar semua siswa bersikap disiplin, taat, tertib, dan selalu meningkatkan kemampuanbakatnya dalam kehidupan sehari-hari yang tidak pernah lepas dari aturan-aturan di lingkungannya sehingga pemberian penghargaan guru tergolong sering walaupun lebih banyak dalam bentuk kata-kata lesan dibandingkan benda kepada siswa di Sekolah Dasar Negeri Margoyasan, Yogyakarta.

d. Konsistensi dari penerapan peraturan, hukuman, dan penghargaan