43 PAIKEM dan bimbingan, 4 membiasakan hidup bersih dan sehat, dan 5
menjalin kerjasama dengan masyarakat dan lembaga terkait lainnya. Visi, misi, dan tujuan tersebut dituangkan dalam kegiatan sehari-hari,
salah satu terlihat dari perilaku setiap siswa menjalankan kewajiban keagamaannya sesuai dengan keyakinan. Selain itu, sekolah mengembangkan
bakat anak melalui kegiatan ekstrakulikuler dram band, silat, pramuka, TPA, dan lain-lain. Kegiatan tersebut menjadi tempat anak untuk mengasah dan
menggali potensi dalam dirinya.
2. Implementasi Nilai-nilai Kedisiplinan yang dilakukan Kepala Sekolah
kepada Dewan Guru
Hasil implementasi nilai-nilai kedisiplinan yang dilakukan kepala sekolah kepada guru melalui unsur disiplin, yaitu peraturan, hukuman, penghargaan,
dan konsistensi. Namun, dalam prakteknya kepala sekolah hanya menerapkan peraturan untuk dewan guru tanpa adanya penerapan hukuman, penghargaan,
maupun konsistensi. Penerapan tata tertib di sekolah dilihat dari bagaimana dewan guru menaati peraturan sekolah, bersikap tertib, dan disiplin untuk
mengontrol sikap dan perilakunya sehari-hari. Apabila dewan guru menaati tata tertib sekolah berarti mereka telah disiplin dan tertib. Sebaliknya jika
dewan guru tidak taat peraturan berarti mereka tidak disiplin dan tertib. Hasil wawancara kepala sekolah “J” menyebutkan bahwa penetapan
peraturan tersebut untuk guru, karyawan, dan siswa. Selain itu, hasil pengamatan selama penelitian 5 Maret-7 April 2014 menunjukkan bahwa
sebagian guru sudah menaati peraturan sekolah, yaitu “cara berpakaian sudah
44 sesuai dengan jadwal, saat tidak masuk sekolah memberikan keterangan pada
sekolah, mengikuti kegiatan upacara bendera, menjalin hubungan harmonis dengan semua warga sekolah dan sebagainya”.
Disiplin tidak hanya mengajarkan anak memahami bahwa satiap perilaku akan diikuti hukuman dan penghargaan, tetapi disiplin itu perlu juga
diajarkan pada dewan guru agar mereka memahami sepenuhnya apa itu disiplin. Hasil pengamatan 5 Maret- 7 April menunjukkan bahwa kepala
sekolah tidak memberikan sanksi atau penghargaan pada gurunya baik yang melanggar peraturan ataupun yang menaati peraturan. Oleh karena itu,
implementasi kedisiplinan di sekolah tidak hanya untuk siswa tetapi juga guru, karena guru merupakan pendidik di sekolah. Apabila guru berperilaku
baik maka anak akan berperilaku baik. Artinya semua perilaku, sikap, dan tindakan guru akan ditiru oleh siswa maksudnya guru adalah panutan yang
akan dicontoh anak setiap hari. Hasil
wawancara kepala sekolah “J” mengungkapkan bahwa
implementasi peraturan di sekolah itu “Pertama kali diserahkan pada guru kelas atau guru mata pelajaran terlebih dahulu pada saat mengajar untuk
selalu mengingatkan siswa setiap hari mengenai tata tertib. Namun, tidak juga dipatenkan untuk guru saja Kamis, 6 Maret 2014”. Selain itu,
disosialisasikan kepala sekolah melalui kegiatan upacara bendera, rapat dewan guru, dan saat proses pembelajaran agar semua guru, karyawan, dan
siswa paham bahwa setiap bertindak harus sesuai dengan tata tertib yang berlaku di Sekolah Dasar Negeri Margoyasan, Yogyakarta.
45 Penerapan hukuman kepala sekolah “J” untuk dewan guru tidak terlihat
selama penelitian berlangsung, yaitu saat ada guru melanggar peraturan tidak ada tindak lanjut dari kepala sekolah “J” untuk menegur guru, memberi
sanksi, menasehati dan lain-lain untuk menyadarkan guru atas pelanggarannya. Penghargaan untuk guru yang disiplin waktu, tertib, taat, dan
berprestasi pun tidak terlihat selama peneliti melakukan penelitian. Artinya tidak adanya penerapan penghargaan yang dilakukan kepala sekolah untuk
guru. Sehingga implementasi kedisiplinan untuk guru tidak konsisten dan tetap penerapannya, dimana penerapan unsur disiplin tidak diterapkan
semuanya oleh kepala sekolah. Sehingga konsistensi peraturan, hukuman, dan penghargaan tidak terlihat hasil pengamatan, 5 Maret - 7 April 2014.
3. Implementasi Nilai-nilai Kedisiplinan yang dilakukan Kepala Sekolah