63 eventtertentu, penerimaan rapot, dan setelah ujian apabila nilai yang
diperoleh siswa di atas 90 saja. Hasil temuan di atas, menunjukkan bahwa guru memahami bahwa
pemberian penghargaan dapat memotivasi dan memberikan dampak positif agar semua siswa bersikap disiplin, taat, tertib, dan selalu
meningkatkan kemampuanbakatnya dalam kehidupan sehari-hari yang tidak pernah lepas dari aturan-aturan di lingkungannya sehingga
pemberian penghargaan guru tergolong sering walaupun lebih banyak dalam bentuk kata-kata lesan dibandingkan benda kepada siswa di
Sekolah Dasar Negeri Margoyasan, Yogyakarta.
d. Konsistensi dari penerapan peraturan, hukuman, dan penghargaan
di sekolah
Hasil wawancara, pengamatan, dan dokumentasi diperoleh data dari sebagian guru yang menjadi subjek penelitian menunjukkan bahwa dalam
penerapan unsur peraturan sudah tetap, hukuman sekolah belum tetap karena disesuaikan dengan pelanggarannya dilihat dari penerapannya
adalah pembinaan, teguran, nasehat, dan apabila perilaku siswa sudah kelewatan maka sekolah memberikan pembinaan lanjutan disertai orang
tua siswa, tim tertentu, pihak polsek, dan siswa diwajibkan membuat surat pernyataan di buku BP. Penghargaan di sekolah dilihat dari sekolah sering
atau tidak memberi hadiah pada siswa baik dalam kegiatan-kegiatan lomba, proses pembelajaran di kelas, dan kegiatan upacara bendera
melaluiwawancara, pengamatan, dan dokumentasi selama penelitian.
64 Hasil wawancara guru “Ks” mengungkapkan konsistensi dari
peraturan, hukuman, dan penghargaan wawancara Rabu, 12 Maret 2014, bahwa peraturan atau tata tertib sekolah tegas dimana setiap siswa yang
melanggar peraturan atau berbuat salah akan mendapat sanksinya. Hukuman tidak tetap karena pemberian sanksi disesuaikan dengan
pelanggarannya siswa. Penghargaan diberikan setiap kegiatan positif sehingga setiap hari guru memberikan penghargaan baik berupa makanan,
ucapan selamat, dan tepuk tangan dari guru atau siswa lain. Maka konsistensi dari penerapan peraturan, hukuman, dan penghargaan di
sekolah sangat penting diterapkan agar antara unsur disiplin mempunyai hubungan baik dan penerapannya bisa konsisten.
Terkait dengan konsistensi dari unsur disiplinguru “S” wawancara Senin, 17 Maret 2014menambahkan, bahwa:
“Pemberian peraturan untuk siswa dengan mencontohkan langsung, menasehati, mengingatkan pas pembelajaran. Hukuman tidak bersifat
tetap karena disesuaikan dengan pelanggarannya. Sedangkan penghargaan diberikan dalam bentuk kata-kata contohnya good,
pinter, dan acungan jempol.”
Hasil pengamatan pada observasi pembelajaran olahraga dengan guru “Ss” Senin, 24 Maret 2014, bahwa:
“Saat pembelajaran olahraga kelas I.A guru bidang studi memberikan peraturan sejak awal apabila siswa tidak memakai baju olahraga saat
pembelajaran dilarang mengikuti olahraga hari itu juga, tiga kali tidak mengikuti pembelajaran olahraga maka tidak mendapat nilai berlaku
untuk semua siswa di Sekolah Dasar Negeri Margoyasan, Yogyakarta. Data hukuman diperoleh saat guru “Ss” memberikan hukuman pada
siswa kelas I.A yang tidak menaati peraturan yaitu tidak memakai pakaian olahraga sehingga tidak diperbolehkan mengikuti
pembelajaran olahraga, tidak mendapat nilai praktek, dan dibaris paling belakang apabila terlambat mengikuti pembelajaran.
65 Penghargaan yang diberikan seperti ucapan pintar, good, uplose, dan
acungan jempol”. Hasil pengamatan pada obseravasi Senin, 10 Maret dan 7 April
2014, diperoleh data bahwa: “Hasil pengamatan ditemukan data terkait dengan peraturan,
hukuman, dan penghargaan. Peraturan terlihat dari setiap upacara bendera semua siswa wajib memakai atribut sekolah lengkap,
memakai seragam sekolah, dan menaati tata tertib sekolah. Hukuman apabila dari peraturan tersebut siswa melanggar, wajib berbaris
menghadap ke Timur saat upacara bendera. Penghargaan diperoleh saat pembina upacara yaitu ucapan selamat bagi siswa yang membawa
nama baik sekolah dalam perlombaan O2SN dari pihak UPT dan kota, ucapan terima kasih kepada kelas VI yang telah mengikuti TPM dari
pihak UPT maupun kota dan penghargaan berupa motivasi ke semua siswa untuk terus meningkatkan bakatnya dalam segala bidang”.
Konsistensi dalam pemberian peraturan, hukuman, dan penghargaan kepada semua siswa di sekolah, yakni ketegasan guru untuk menyikapi
setiap perilaku dan perbuatannya di sekolah. Maka semua siswa wajib menaati peraturan sekolah, jika siswa tidak tertib, tidak disiplin, dan tidak
taat, siswa akan mendapat konsekuensinya berupa hukuman. Sebaliknya berperilaku positif siswa akan mendapat penghargaan. Setiap perilaku
yang dilakukan siswa akan selalu diikuti oleh hukuman dan penghargaan. Hasil wawancara, pengamatan, dan dokumentasi diperoleh data
bahwa penerapan peraturan yang tetap, pemberian hukuman yang tegas, dan pemberian penghargaan kepada siswa tersebut sudah konsisten dan
tetap sehingga konsistensi tersebut terlihat jelas saat peneliti melakukan penelitian melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dari subjek
guru di Sekolah Dasar Negeri Margoyasan, Yogyakarta. Maka dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa di sekolah guru bersifat demokratis.
66
5. Hambatan-hambatan dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai