Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo

58 Dari penggalan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sekolah belum menyediakan buku ajar braille bagi siswa difabel tunanetra. Sebenarnya, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Puskurbuk telah mengalihaksarakan buku ajar, salah satunya buku ajar Bahasa Indonesia untuk kelas XI pada tahun 2010 melalui Puskurbuk.net. Akan tetapi, MAN Maguwoharjo belum menyediakan buku ajar braille ini di perpustakaan. Saat ini memang sudah ada printer khusus braille. Printer tersebut bisa digunakan untuk mencetak materi yang akan diajarkan untuk siswa. Akan tetapi, printer braille yang ada di MAN Maguwoharjo mengalami kerusakan dan belum diperbaiki, sehingga guru tidak bisa mengusahakan materi ajar dalam bentuk braille. Berikut merupakan penggalan transkrip wawancara dengan pengelola pendidikan inklusif terkait dengan printer braille yang dimiliki sekolah. .... Peneliti : Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung dalam sekolah inklusif bagi siswa difabel? Narasumber : Sudah, terutama untuk yang tunanetra, karena tunanetra itu kan hanya membutuhkan braille saja. Kecuali untuk yang teknologi modern ini, dengan adanya printer braille kami belum bisa mempersiapkan, soalnya di sekolah itu ada satu tapi rusak. Kalau mau merenovasi itu harganya sangat mahal, pengoperasiannya itu semua orang juga belum tentu bisa menggunakannya. Tapi anak-anak sekarang itu sudah menggunakan laptopnya itu dengan menggunakan aplikasi NVDA atau JAWS. .... penggalan transkrip wawancara dengan pengelola inklusif Selama ini siswa difabel tunanetra meggunakan buku ajar sama seperti siswa nondifabel. Mereka hanya bisa mencerna materi yang ada dalam buku ajar 59 melalui pendengaran, yaitu dibacakan oleh orang lain. Cara lain yang mereka gunakan dalam memahami materi yang ada di buku ajar tersebut adalah dengan men- scan memindai melalui scanner lembaran demi lembaran materi dalam buku ajar itu kemudian menyimpan hasil pindaian materi itu ke dalam laptop. Materi yang telah dipindai melalui scanner akan terbaca oleh laptop mereka, sehingga mereka bisa belajar dengan mudah. Gambar 9: Koleksi buku braille di perpustakaan sekolah Buku braille yang disediakan di perpustakaan sekolah hanya terbatas, seperti pada gambar di atas. Buku-buku braille itu di antaranya Al- Qur’an, majalah, dan kumpulan cerpen. Kumpulan cerpen yang disediakan juga kurang 60 bervariasi. Perpustakaan hanya menyediakan beberapa judul kumpulan cerpen tetapi dalam jumlah banyak.

b. Guru Tidak Menguasai Huruf Braille

Guru Bahasa Indonesia yang mengajar kelas XI belum menguasai huruf braille. Hal tersebut membuat guru Bahasa Indonesia kesulitan untuk membaca tulisan siswa difabel tunanetra. Hal ini pernah dikemukakan oleh guru Bahasa Indonesia pada saat pra penelitian. Pernyataan guru mengenai hal tersebut telah peneliti tulis dalam catatan lapangan. Berikut merupakan kutipan catatan lapangan yang berkaitan dengan hal tersebut. “...Peneliti juga bertanya kepada guru Bahasa Indonesia mengenai kemampuan guru dalam menguasai huruf braille. Guru pun menjelaskan bahwa sebenarnya beliau tidak bisa membaca tulisan braille, karena memang beliau sama sekali tidak mengusai huruf braille. Selama ini jika ada kesulitan untuk membaca tulisan braille siswa difabel tunanetra guru selalu meminta bantuan Guru pembimbing khususGPK untuk menerjemahkan tulisan braille tersebut. Guru Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa di MAN Maguwoharjo terdapat dua GPK yang bertugas untuk menjembatani siswa difabel tunanetra dengan guru. ...” catatan lapangan 5, Sabtu, 11 April 2015 Ketidaksesuaian latar belakang guru menjadi faktor utama penyebab guru tidak menguasai huruf braille. Selain itu, guru Bahasa Indonesia yang megajar kelas XI ini belum memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo. Beliau mulai mengajar di MAN Maguwoharjo ini terhitung mulai tahun 2011.