Deskripsi Situasi MAN Maguwoharjo

33 tetap sama seperti siswa nondifabel lainnnya. Berikut merupakan gambaran siswa difabel yang ada di MAN Maguwoharjo. Gambar 1: Siswa difabel tunanetra sedang membaca tulisan braille Gambar di atas menunjukkan gambaran siswa difabel tunanetra yang ada di MAN Maguwoharjo. Pada gambar 1, seorang siswa difabel tunanetra sedang membaca buku braille. Pada meja tersebut juga terdapat tongkat yang biasa digunakan untuk memandu arah ketika ia berjalan. Gambaran siswa difabel yang lain juga terlihat seperti pada gambar berikut. 34 Gambar 2: Siswa difabel tunanetra, difabel tunadaksa, dan siswa nondifabel melakukan presentasi ke depan kelas Gambar di atas merupakan dokumentasi saat siswa melakukan presentasi ke depan kelas. Dalam kelompok tersebut terdapat dua orang siswa difabel. Siswa difabel yang pertama adalah siswa difabel tunanetra yang berdiri pada ujung kiri, sedangkan siswa difabel yang kedua adalah siswa difabel tunadaksa yang berada pada urutan ke tiga dari kiri. Kecacatan yang dialami siswa difabel tunadaksa tersebut terletak pada kedua tangannya. Walaupun demikian, ia masih tetap bisa beraktivitas seperti siswa nondifabel lainnya. Di kelas inklusif, siswa difabel tunanetra duduk berdampingan dengan siswa nondifabel lainnya. Hal itu dilakukan guna siswa nondifabel dapat membantu aktivitas belajar siswa difabel tunanetra selama pembelajaran di kelas. Siswa difabel tunanetra biasanya duduk secara bergantian dengan siswa nondifabel. Dalam artian teman sebangku mereka tidak selalu sama pada setiap harinya, mereka selalu bergantian agar semua siswa bisa saling mengenal ataupun tolong menolong. Hal tersebut juga nampak pada saat pengamatan berlangsung 35 maupun pada hasil wawancara yang dilakukan dengan pengelola pendidikan inklusif.

B. Hasil Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, pada bagian ini akan dibahas mengenai pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, dan upaya guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo ini, berdasarkan pada komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut di antaranya 1 tujuan pembelajaran, 2 materibahan ajar, 3 metode pembelajaran, 4 media, 5 evaluasi pembelajaran. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini akan langsung dibandingkan. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel. Berikut hasil penelitian secara keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel. 36 Tabel 1: Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo Komponen Pembelajaran Hasil Penelitian Tujuan Pembelajaran  Tujuan pembelajaran yang dibuat sesuai dengan SK, KD, dan silabus.  Tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dibuat sama, baik untuk siswa difabel maupun siswa nondifabel.  Pada dasarnya, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Materibahan ajar  Materi pada setiap KD yang disampaikan tidak urut sesuai dengan silabus.  Bahan ajar Bahasa Indonesia khususnya untuk siswa difabel tunanetra belum tersedia.  Bahan ajar yang digunakan oleh guru diambil dari buku ajar, internet, ataupun majalahsurat kabar. Metode pembelajaran  Guru cenderung menyampaikan materi secara singkat dan memberikan waktu lebih untuk praktik.  Metode pembelajaran yang digunakan antara lain metode ceramah, presentasi, tanya jawab, penugasan, dan diskusi.  Metode tambahan untuk siswa difabel tunanetra menggunakan metode asuhan sebaya. Media  Guru menggunakan media visual dan media cetak. Media visual berupa slide dalam bentuk microsoft word dan power point dengan memanfaatkan layar LCD, sedangkan media cetak berupa buku ajar dan teks cerpen.  Media yang digunakan untuk siswa difabel tunanetra adalah laptop yang didukung dengan aplikasi JAWS atau NVDA. Evaluasi pembelajaran  Cara penilaian: secara lisan dan tertulis.  Waktu: proses dan setelah pembelajaran.  Ranah: kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.  Bentuk penilaian: tes tertulis dan praktik. Tabel 2: Hasil Penelitian Hambatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo No Hambatan dalam Pembelajaran 1. Tidak tersedianya buku ajar braille untuk siswa difabel tunanetra. 2. Guru tidak menguasai huruf braille. 37 Tabel 3: Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo No Upaya Guru dalam Menangani Hambatan 1. Guru memanfaatkan sumber materi yang ada dan memberi kesempatan kepada siswa difabel tunanetra untuk mengunduh Buku Siswa Elektronik BSE. 2. Guru meminta bantuan guru pembimbing khusus untuk menerjemahkan tulisan braille siswa difabel tunanetra.

C. Pembahasan

Pada bagian ini, akan diuraikan mengenai hasil penelitian pada bagian sebelumnya. Pembahasan yang akan diuraikan pada bagian ini meliputi pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, dan upaya guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Pembahasan pada pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo ini, berdasarkan pada komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut di antaranya 1 tujuan pembelajaran, 2 materibahan ajar, 3 metode pembelajaran, 4 media, 5 evaluasi pembelajaran.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Agama di Sekolah Inklusif MAN Maguwoharjo

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembahasan pada pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Agama di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo ini, berdasarkan pada komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut di antaranya 1 tujuan pembelajaran, 2 materibahan ajar, 3 metode pembelajaran, 4 media, 5 evaluasi pembelajaran. 38

a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran telah dirumuskan oleh guru sebelum pembelajaran melalui RPP. Tujuan pembelajaran tersebut disusun berdasarkan SK, KD, dan silabus yang telah ditentukan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan guna mempermudah guru untuk memilih metode yang akan digunakan dalam mengajar. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia, tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru untuk siswa dibuat sama, baik itu untuk siswa difabel maupun siswa nondifabel. Terkait dengan hal tersebut, berikut merupakan penggalan transkrip wawancara dengan guru Bahasa Indonesia. .... Peneliti : Bagaimana bapak merumuskan tujuan pembelajaran? Narasumber : Biasanya bareng-bareng dalam forum MGMP tadi, kita melihat SKKDnya dan silabusnya, terus nanti yang akan disampaikan apa. Peneliti : Apakah ada perbedaan perumusan tujuan pembelajaran antara siswa difabel dan siswa nondifabel? Narasumber : Saya kira bergabung dengan yang lain ya, karena tujuan kan merupakan komponen wajib dalam pembelajaran. Jadi ya sama. Peneliti : Apakah tujuan pembelajaran bisa tercapai untuk siswa difabel maupun anak nondifabel? Narasumber : Tingkat ketercapaian biasanya tergantung anak. Ketercapaiannya itu rata-rata juga belum maksimal. .... penggalan transkrip wawancara dengan guru Bahasa Indonesia Walaupun berstatus sebagai sekolah inklusif, semua siswa di MAN Maguwoharjo memang dianggap sama. Tidak ada diskriminasi terhadap siswa difabel. Oleh karena itu, perumusan tujuan pembelajaran pun dibuat sama.