Pentingnya Pendidikan Karakter Kajian Pendidikan Karakter

18 Menurut Masnur Muslich 2011:81 tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan, serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

e. Metode dan Pendekatan dalam Pendidikan karakter

Menurut Masnur Muslich 2011:107 telah dirumuskan lima tipologi pendekatan dalam pendidikan karakter, yaitu: 1 Pendekatan penanaman nilai, Merupakan suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. 2 Pendekatan perkembangan kognitif, pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Jadi karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. 3 Pendekatan analisis nilai, pendekatan ini memberikan nilai pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan degan nilai-nilai sosial. 4 Pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan ini memberikan penekanan pada usaha membantu siswa mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri. 5 Pendekatan pembelajaran berbuat, pendekatan ini menekankan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan- perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Doni A. Koesoema 2007:212-217 mengajukan lima metode pendidikan karakter, yaitu: 1 Mengajarkan, Pemahaman konseptual tetap dibutuhkan sebagai bekal konsep-konsep nilai yang kemudian menjadi rujukan bagi perwujudan karakter tertentu. Mengajarkan karakter berarti memberikan pemahaman pada pesserta didik tentang struktur nilai tertentu, keutamaan bila dilaksanakan, dan maslahatnya bila tidak dilaksanakan. Mengajarkan 19 nilai memiliki dua faedah, pertama memberikan pengetahuan konseptual baru, kedua menjadi pembanding atas pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Karena itu, maka proses mengajarkan tidaklah monolog, melainkan melibatkan peran serta peserta didik. 2 Keteladanan, Manusia lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat. Keteladanan menempati posisi yang sangat penting. Pendidik harus terlebih dahulu memiliki karakter yang hendak diajarkan. Pendidik adalah yang digugu dan ditiru, peserta didik akan meniru apa yang dilakukan gurunya daripada yang dikatakan guru. Keteladanan tidak hanya bersumber dari guru, melainkan juga dari seluruh manusia yang ada di lembaga pendidikan tersebut, dari orang tua, karib kerabat, dan siapapun yang sering berhubungan dengan peserta didik. Pada titik ini, pendidikan karakter membutuhkan lingkungan pendidikan yang utuh, saling mengajarkan karakter. 3 Menentukan prioritas, Penentuan prioritas yang jelas harus ditentukan agar proses evaluasi atas berhasil tidaknya pendidikan karakter dapat menjadi jelas. Tanpa priorotas, pendidikan karakter tidak dapat terfokus karenanya tidak dapat dinilai berhasil atau tidaknya. Pendidikan karakter menghimpun kumpulan nilai yang dianggap penting bagi pelasksanaan dan realisasi visi lembaga. Oleh karena itu, lembaga pendidikan memiliki beberapa kewajiban. Pertama , menentukan tuntutan standar yang akan ditawarkan pada peserta didik; kedua , semua pribadi yang terlibat dalam lembaga pendidikan harus memahami secara jernih apa nilai yang ingin ditekankan dalam lembaga pendidikan karakter; ketiga , jika lembaga ingin menetapkan perilaku standar yang menjadi ciri khas lembaga maka karakter standar itu harus dipahami oleh anak didik, orang tua, dan masyarakat. 4 Praksis Prioritas, Unsur lain yang sangat penting setelah prioritas karakter adalah bukti dilaksanakannya prioritas karakter tersebut. Lembaga pendidikan harus mempu membuat verifikasi sejauh mana prioritas yang telah ditentukan telah dapat direalisasikan dalam lingkup pendidikan melalui berbagai unsur yang ada dalam lembaga pendidikan itu. 5 Refleksi , Refleksi berarti dipantulkan ke dalam diri. Apa yang telah dialami masih tetap terpisah dengan kesadaran diri sejauh ia belum dikaitkan, dipantulkan dengan isi kesadaran seseorang. Refleksi dapat disebut juga sebagai proses bercermin, mematut-matutkan diri pada peristiwakonsep yang telah teralami: apakah saya seperti itu? Apakah ada karakter baik seperti itu pada saya?

f. Indikator Keberhasilan dalam Pendidikan Karakter

Keberhasialan suatu proses pendidikan karakter merupakan keberhasilan peserta didik dalam membangun karakter pribadinya serta keberhasilan pendidik dalam membentuk atau membangun karakter peserta didik. Indikator dirumuskan 20 dalam bentuk nilai-nilai perilaku peserta didik dalam suatu proses penyelenggaraan pendidikan untuk mengetahui bahwa suatu lembaga pendidikan baik formal maupun non formal telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator dalam penyelehggaraan pendidikan. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yaitu, Kemdiknas,2011:8: 1 Religious, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2 Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3 Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4 Disiplin, tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai peraturan dan ketentuan. 5 Kerja keras, perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6 Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7 Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain. 8 Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dengan orang lain. 9 Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengarkan. 10 Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. 11 Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan terhadap bangsa. 12 Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. 21 13 Bersahabatkomonikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang bicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14 Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan amdan atas kehadiran dirinya. 15 Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan ang memberikan kebaikan bagi dirinya. 16 Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya. 17 Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ngin memberi bantiuan pada orang lain uyang membutuhkan. 18 Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya. Indikator keberhasilan yang telah direncanakan dari pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan saja,tetapi semua elemen masyarakat yang berinteraksi dengan paserta didik. Karena dari konsep semula, yaitu pendidikan karakter merupakan pendidikan proses yang lama.

2. Korban penyalahguna Napza

a. Pengertian Napza

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya BNN Surat ederan No. SE03IV2002 dalam Zulkarnain Nasution, 2007:2. Kalau dijabarkan satu prsatu maka narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semu sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

b. Pengertian Penyalahguna Napza

Korban penyalahgunaan Napza merupakan pelaku penyalahguna dan menggunakan narkoba itu sendiri. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.22 tahun 1997, pengertian pecandu narkoba adalah orang yang menggunakan