Karakteristik Korban penyalagunaan Napza

28 menjadi panutan memudahkan residen belajar dan mengajar mengikuti ketauladanan residen yang sudah sukses.

c. Tugas dan Fungsi Staff dalam

Therapeutic Community TC 1 Staff adalah Model peran yang membimbing setiap klien untuk mencapai “Kepulihan” dan “hidup normatif” dengan cara membina klien untuk menjalankan: Budaya rumah, norma dan nilai-nilaifilosofi rumah, dan membimbing klien memiliki kemampuan menjalankan proses perubahan diri. 2 Batas antara staf dan residen hanya dalam status hirarki namun seimbang dalam peran memberikan sokong-bantu dalam mencapai hidup normatif dan kepulihan dengan memberikan keteladanan dan bantuan therapeutic. 3 Sebagai Fasilitator dalam grup klinikal: membimbing klien memiliki kemampuan bina diri, kemampuan untuk berubah ke arah hidup yang normatif dan memiliki kesadaran diri dan kemampuan memahami dan mengenal jati diri pribadi. 4 Sebagai konselor: Beda dengan konseling umum, dalam TC, konseling bersifat informal dan on going sesuai kesepakatan klien dan konselor. Konseling tidak dibatasi ruang formal dan berjalan tidak ada ketentuan waktu sebab klien adiksi memiliki gangguan suasana hati dan isu pribadi yang berubah sedemikian cepat dan tidak dapat diperkirakan. On Going sebab, pengungkapan diri klien setahap demi setahap sehingga diagnosa kasus tidak bisa seketika, butuh kesabaran untuk mendapatkan profile kepribadian dan permasalahan klien. Dokumen PSPP Yogyakarta:2007 29

4. Panti Sosial

Diantara upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Departemen Sosial untuk menangani permasalahan sosial pecandu narkoba penyalahguna narkoba adalah memberikan pelayanan rehabilitasi sosial para korban napza. Pemerintah memandang bahwa para korban penyalahguna Napza sebagai masalah yang memerlukan penanganan secara serius, melalui program pelayanan sosial baik berupa pelayanan kebutuhan fisik, psikis, sosial, ekonomi maupun pelayanan kebutuhan keagamaan. Bentuk pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan sosial dalam panti dan non panti. Dalam hal ini peneliti akan mengkaji tentang panti sosial. Panti adalah rumah atau tempat kediaman, sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat atau perlunya ada komunikasi dalam suatu usaha menunjang pembangunan ini serta memperhatikan kepentingan umum.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 2007.Pelayanan sosial yang dilaksanakan di panti lebih menempatkan pada peran kelambagaan sebagai pusat pelayanan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS yang dalam hal ini korban penyalahgunaan Napza. Pelayanan sosial di panti diselenggarakan jika ternyata baik lingkungan keluarga maupun masyarakat tidak atau kurang mampu menjadi pelaku utama dalam penyediaan layanan sosial bagi para korban Napza Warto, dkk.2009:17. Warto, dkk 2009:17 menjelaskan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelayanan sosial berbasis panti yaitu: 1. Menciptakan suasana kehidupan yang lebih bersifat kekeluargaan.