Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
ide sebuah tulisan yang arahnya dapat diikuti oleh pembaca. Keempat, berkaitan dengan penggunaan bahasa yang digunakan dalam sebuah tulisan Darmadi, 1996:
15-19. Kondisi
tersebut tentunya
sangat mempengaruhi
siswa dalam
pembelajaran menulis di sekolah. Siswa belum mampu menumbuhkan motivasi menulis dalam dirinya sendiri. Akibatnya, kemampuan siswa terhenti ketika
proses pembelajaran menulis selesai. Berbagai fenomena dan masalah di atas sejalan dengan pernyataan salah
satu guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 2 Yogyakarta, yakni Ibu Endang Tri Winarni, S. Pd. Berdasarkan wawancara awal pada tanggal 21 April 2014, beliau
mengatakan bahwa pembelajaran menulis merupakan keterampilan yang cukup sulit bagi siswa. Hal ini terlihat dari perbandingan tiga keterampilan berbahasa
lain, yang menunjukkan bahwa siswa lebih menguasai keterampilan berbicara, membaca, dan menyimak dibandingkan dengan keterampilan menulis.
Keterampilan menulis wacana siswa kelas XI SMK tingkat Madia meliputi menulis narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Dari keempat
keterampilan menulis wacana tersebut, argumentasi merupakan wacana yang paling kompleks karena menuntut siswa mencari data, fakta, dan argumen sebagai
bentuk penguatan untuk dapat meyakinkan pembaca. Selama ini pembelajaran menulis argumentasi di SMK Negeri 2
Yogyakarta dilakukan secara konvensional. Dalam hal ini, guru menjelaskan materi secara ceramah, siswa mencatat materi yang penting, guru memberi contoh
karangan argumentasi, kemudian siswa langsung diminta untuk praktik menulis dengan tema bebas.
Kondisi di atas memunculkan berbagai masalah yang dihadapi siswa, di antaranya siswa kesulitan memunculkan dan menuangkan ide dalam tulisan, serta
penggunaan bahasa yang digunakan masih belum baik. Selain itu, juga mempengaruhi minat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran menulis
argumentasi. Kadang siswa merasa bosan jika diminta untuk menulis dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus disikapi dengan usaha untuk mengatasinya. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran
yang tepat dalam pembelajaran menulis, dalam hal ini difokuskan pada pembelajaran menulis argumentasi.
Ada beberapa alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis argumentasi, namun setiap strategi
mempunyai tingkat keefektifan yang berbeda. Oleh karena itu, perlu dicari dan dikembangkan strategi yang efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis
siswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan, yakni strategi RAFT Role Audience Format Topic.
RAFT Role Audience Format Topic merupakan strategi yang dikembangkan oleh Carol Santa pada tahun 1988 Ruddell, 2005: 288. Strategi
ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi.
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan pemberian tugas sesuai selera siswa dan
mengubah persepsi siswa dari menulis topik dan kejadian. Siswa dapat mengembangkan topik dari tema yang sudah disediakan untuk dituangkan dalam
tulisan argumentasinya. Strategi RAFT dapat memudahkan siswa dalam memunculkan dan
menuangkan ide ke dalam tulisan melalui proses tukar pendapat dari kegiatan diskusi yang dilakukan. Dalam kegiatan diskusi tersebut, siswa mengeksplorasi
tema menjadi topik-topik yang lebih spesifik serta menggali fakta, data, dan argumen-argumen yang dapat disampaikan untuk meyakinkan pembaca. Setelah
itu, siswa mengorganisasikan ide-ide yang telah didapat tersebut menjadi tulisan argumentasi.
Penerapan strategi RAFT ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan- permasalahan yang telah dikemukakan di atas. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi. Penelitian tersebut diangkat
dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Argumentasi Menggunakan
Strategi RAFT Role Audience Format Topic pada Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan TGB 1
SMK Negeri 2 Yogyakarta”.