mengikuti pandangan dan jalan pikiran penulis. Selain itu, argumentasi dapat diarahkan kepada titik fokus tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas, langkah-langkah menulis argumentasi dapat diringkas dan dimodifikasi menjadi lima langkah untuk mempermudah proses
pembelajaran menulis argumentasi dalam penelitian ini. Berikut ini langkah- langkah yang digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi.
1 Menentukan topik permasalahan.
2 Merumuskan tujuan argumentasi.
3 Mengumpulkan bahan berupa bukti, data, dan fakta yang sesuai dengan topik.
4 Menuangkan gagasan menjadi kerangka tulisan outline.
5 Mengembangkan kerangka menjadi tulisan argumentasi.
6 Menghindari penggunaan kata atau istilah yang terlalu umum atau ragu-ragu.
d. Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi
Penilaian dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Tuckman via Nurgiyantoro 2010: 6 mendefinisikan penilaian
sebagai suatu proses untuk mengetahui menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang
telah ditentukan. Sementara itu, Cronbach via Nurgiyantoro 2010:10 mengemukakan
bahwa penilaian memiliki komponen pengumpulan informasi, penggunaan informasi, dan pembuatan keputusan. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa
penilaian merupakan sebuah aktivitas yang cukup kompleks dan melibatkan berbagai komponen dan kegiatan.
Dalam menulis, kegiatan penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan komponen yang dapat mengukur kemampuan hasil tulisan
siswa. Berkaitan dengan hal itu, terdapat banyak model penilaian menulis yang dikemukakan para ahli, dalam hal ini menulis karangan. Penilaian terhadap hasil
karangan siswa mencakup komponen isi dan bahasa masing-masing dengan subkomponennya. Hartfield via Nurgiyantoro 2010: 440-442 menyebutkan
model ESL English as a Second Language sebagai salah satu model yang menggunakan skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang
dinilai. Model ini menggunakan penilaian dengan komponen yang lebih rinci dan teliti dalam pemberian skor, dan tentunya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut model penilaian ESL dengan pembobotan tiap komponen.
Tabel 1: Model Penilaian ESL dengan Pembobotan Tiap Komponen
PROFIL PENILAIAN KARANGAN SKOR
KRITERIA
I S
I 27-30
SANGAT BAIK —SEMPURNA: padat informasi — substansif
pengembangan tesis tuntas — relevan dengan permasalahan dan tuntas.
22-26 CUKUP
—BAIK: informasi cukup — substansi cukup—pengembangan tesis terbatas
—relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap. 17-21
SEDANG —CUKUP: informasi terbatas — substansi kurang—
pengembangan tesis tidak cukup —permasalahan tidak cukup.
13-16 SANGAT
—KURANG: tidak berisi — tidak ada substansi—tidak ada pengembangan tesis
— tidak ada permasalahan.
O R
G A
N I
S A
S I
18-20 SANGAT
BAIK —SEMPURNA: ekspresi lancar — gagasan
diungkapkan dengan jelas — padat — tertata dengan baik—urutan logis
— kohesif. 14-17
CUKUP —BAIK: kurang lancar — kurang terorganisir tetapi ide utama
terlihat — beban pendukung terbatas — urutan logis tetapi tidak
lengkap. 10-13
SEDANG —CUKUP: tidak lancar — gagasan kacau, terpotong-potong
— urutan dan pengambangan tidak logis. 7-9
SANGAT KURANG: tidak komunikatif — tidak terorganisir — tidak
layak nilai.
K O
S A
K A
T A
18-20 SANGAT BAIK
—SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih — pilihan kata dan ungkapan tepat
— menguasai pembantukan kata. 14-17
CUKUP —BAIK: pemanfaatan kata agak canggih — pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. 10-13
SEDANG —CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas — sering terjadi
kesalahan penggunaan kosakata dapat merusak makna. 7-9
SANGAT KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan —
pengetahuan tentang kosakata rendah — tidak layak nilai.
P E
N G
B A
H A
S A
22-25 SANGAT BAIK
—SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif — hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
18-21 CUKUP
—BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif — kesalahan kecil pada konstruksi kompleks
— terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
11-17 SEDANG
—CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat — makna membingungkan atau kabur.
5-10 SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan sintidaksis
— terdapat banyak kesalahan
— tidak komunikatif — tidak layak nilai.
M E
K A
N I
K
5 SANGAT BAIK
—SEMPURNA: menguasai aturan penulisan — hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.
4 CUKUP BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak
mengaburkan makna. 3
SEDANG —CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan — makna
membingungkan atau kabur. 2
SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan penulisan — terdapat
banyak kesalahan ejaan — tulisan tidak terbaca — tidak layak nilai.