85 kebutuhan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Meskipun demikian, ukuran
luas lahan yang kurang 300 m
2
tetap dapat didirikan gedung atau ruang yang relevan untuk melakukan proses pembelajaran. Pendirian bangunan tersebut
memang tidak dapat semaksimal pada TK ABA yang memiliki luas lahan 300 m
2
atau lebih. Seperti halnya pada tujuh TK ABA di Wilayah Kecamatan Kasihan yang memiliki luas lahan kurang dari 300 m
2
merasakan dampak dari kurang luasnya lahan yang dimiliki.
Selain berdampak pada segi kuantitasnya, kurangnya luas lahan tersebut juga berdampak pada segi kualitasnya. Kondisi yang paling terlihat adalah
berkurangnya ruang gerak anak, terutama ruang gerak pada area bermain outdoor. Hal tersebut disebabkan karena lahan yang disediakan untuk area bermain outdoor
cenderung sudah dipenuhi oleh alat permaian, sehingga antara area bermain outdoor dengan jumlah anak tidak seimbang.
b. Hasil Perbandingan antara Standar Ruang Kelas dengan Kondisi Ruang
Kelas di TK ABA Wilayah Kecamatan Kasihan
NSPK tahun 2013 menyatakan bahwa ruang kelas pada Taman Kanak-Kanak minimal berjumlah dua unit ruang kelas dengan ukuran masing-masing 8 x 8 m
2
yang memiliki rasio ruang gerak anak 3 m
2
per anak. Meskipun demikian, ukuran ruang kelas pada dasarnya tidak harus mengikuti standar yang ada karena kondisi
lahan TK ABA yang tidak dapat dipaksakan. Akan tetapi, dapat disiasati dengan menyesuaikan antara ukuran ruang kelas dengan jumlah peserta didik yang
menggunakan ruang kelas tersebut untuk kegiatan pembelajaran. Mengacu pada standar tersebut, kondisi ruang kelas di TK ABA se-Kecamatan Kasihan belum
memenuhi ketiga kriteria ruang kelas sesuai dengan standar. Secara kuantitas,
86 sebagian besar TK ABA di Kecamatan Kasihan telah sesuai dengan standar, yaitu
memiliki dua unit ruang kelas. Namun demikian, secara kualitas hampir seluruh TK ABA se-Kecamatan Kasihan belum memenuhi standar, yaitu pada ukuran
ruang kelas dan rasio ruang gerak tiap anak dalam ruang kelas. Berdasarkan hasil penelitian, apabila dilihat dari segi kuantitas jumlah
minimal ruang kelas, memang sebagian besar telah memenuhi standar yaitu minimal memiliki dua unit ruang kelas. Namun, kondisi tersebut tidak terlihat
pada TK ABA Baitul Makmur, TK ABA Among Putro II, dan TK ABA Kenalan. Ketiga TK ABA tersebut hanya memiliki satu ruang kelas. Selain dari segi
kuantitas, standar ruang kelas juga memperhatikan dari segi kualitasnya, yaitu ukuran ruang kelas dan rasio ruang gerak anak. Standar dari segi kualitas tersebut
khususnya pada ukuran ruang kelas, TK ABA se-Kecamatan Kasihan belum dapat memenuhinya. Tetapi untuk rasio ruang gerak anak, terdapat dua TK ABA di
Kecamatan Kasihan yang telah memenuhi standar. Kondisi tersebut terdapat pada TK ABA Karangjati yaitu pada kelas B1dengan rasio 3,5 m
2
dan pada TK ABA Kenalan yaitu pada kelas B dengan rasio 4,3 m
2
. Meskipun demikian, TK ABA se-Kecamatan Kasihan telah memenuhi
standar yang sesuai dengan Permendiknas tahun 2009 tentang keberadaan ruang kelasnya. Pemenuhan standar tersebut ditandai dengan setiap TK ABA
se-Kecamatan Kasihan telah memiliki ruang kelas untuk melakukan proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada Permendiknas tahun 2009 tidak
disebutkan mengenai jumlah minimal ruang kelas dan detail ukuran ruang kelas yang sebaiknya diikuti oleh lembaga khususnya Taman Kanak-Kanak.
87
c. Hasil Perbandingan antara Standar Keberadaan Ruang KantorKepala