Rumusan Masalah PerencanaanIntervensi Proses Keperawatan 3.3.1 Pengkajian

26 Sebagai contoh, jika diagnosis keperawatan yang diambil adalah kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik, intervensi yang diberikan perawat adalah meningkatkan mobilitas pasien. Jika perawat tidak mungkin menangani faktor yang berkaitan, mereka mengatasi batasan karateristik dengan intervensi keperawatan berbasis bukti tertentu agar mencapai hasil kesehatan yang dapat diukur sebelumnya. Sebagai contoh, jika faktor yang berhubungan untuk diagnosis ini adalah “usia yang ekstrem” seperti pasien lemah, individu yang berusia 96 tahun, perawat akan mengarahkan intervensi keperawatan ke arah batasan karateristik seperti kerusakan jaringan Heather Herdman, 2012. Diagnosa keperawatan yang terkait dengan gangguan tidur menurut Funnel, dkk 2005 yaitu : 1. Sleep-pattern disturbance : insomnia, sleep apnoea gangguan pola tidur : insomnia, apnea tidur 2. Anxiety kecemasan 3. Breating pattern ineffective ketidakefektifan pola napas 4. Coping, ineffective, family ketidakefektifan koping keluarga 5. Coping, ineffective, individual ketidakefektifan koping individu 6. Fatigue kelelahan 7. Sensory perception alteration perubahan persepsi sensori

2.3.4 Rumusan Masalah

Jika perawat sedang memulai perawatan untuk suatu gangguan pola tidur, seperti insomnia, hasil yang diharapkan dalam dua minggu yaitu pasien akan mengalami penyembuhan tidur dan akan mengatakan dapat tertidur dengan 27 mudah dan merasa segar saat bangun. Jika perawat sedang memulai perawatan untuk suatu kondisi seperti mimpi buruk, hasil yang diharapkan yaitu pasien akan memahami gangguan dan menetapkan cara mengatasi gangguan tersebut di dalam keluarganya Noreen Lawrence, 2002. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang terkait dengan gangguan tidur, kriteria hasil menurut Moorhead 2003 yaitu : 1. Insonmia OutcomeKriteria hasil : a. Distorted thought self countrolGangguan Kontrol Diri 1403 Pasien memperlihatkan kontrol diri yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut skala 1-5 : tidak pernah, jarang, kadand-kadang, sering, atau selalu menunjukkan : a mengenali halusinasi yang terjadi terjadi b frekwensi halusinasi c menguraikan isi halusinasi d melaporkan penurunan halusinasi e saling berhubungan dengan orang lain f merasakan lingkungan dengan teliti g memperlihatkan isi pikiran sesuai b. SleepTidur Pasien memperlihatkan tidur yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut skala 1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan : 28 a jumlah jam tidur sedikitnya 5 jam24 jam untuk orang dewasa b pola, kualitas, dan rutinitas tidur c perasaan segar setelah tidur d terbangun di waktu yang sesuai 2. Anxiety kecemasan Kriteria hasil : a. Pengendalian diri terhadap Ansietas Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut skala 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, selalu : a Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan b Mempertahankan performa peran c Memantau distorsi persepsi sensori d Memantau manifestasi perilaku ansietas e Menggunakan tekhnik relaksasi untuk meredakan ansietas

2.3.5 PerencanaanIntervensi

Untuk insomnia, intervensi yang paling baik yaitu sebuah standar kesehatan tidur. Perawat perlu mendidik keluarga dan pasien tentang kondisi dan menjelaskan bahwa standar kesehatan tidur adalah satu rangkaian teknik yang telah berguna bagi banyak orang. Perawat kemudian perlu membantu pasien untuk membedakan dari yang lain prosedure yang cocok sesuai kepribadian dan lingkungan pasien. Selanjutnya, perawat boleh menyarankan melengkapi 29 pernyataan, seperti relaksasi, terapi musik, atau pijatan, yang telah menolong banyak orang yang tidak mampu untuk tidur Noreen Lawrence, 2002. Untuk pasien yang mengalami mimpi buruk atau teror saat tidur, perawat mempunyai dua intervensi penting. Pertama, mendukung dan menentramkan hati dari kecemasan karena kondisi ini deprlukan. Perawat perlu mengembangkan suatu hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga dan membantu keluarga untuk memelihara suatu perasaan mengenai gangguan. Kedua, perawat perlu menyediakan pendidikan tentang gangguan kepada pasien dan keluarga sehingga mereka mempunyai suatu pemahaman yang lebih baik tentang kondisi tersebut. Jika perawat mencurigai mimpi buruk atau teror saat tidur adalah suatu hasil dari trauma, kecemasan, atau khayalan, perawat harus melakukan pengkajian dan evaluasi lebih lanjut Noreen Lawrence, 2002. Rencana asuhan keperawatan individual hanya dapat dibuat setelah perawat memahami pola tidur pasien yang terakhir berdasarkan objektif, persepsi klien tantang pola tidur tersebut, dan faktor-faktor yang mengganggu tidur. Perawat dan pasien bersama-sama membuat intervensi yang realistik untuk meningkatkan istirahat dan tidur baik di rumah maupun di lingkungan pelayanan kesehatan Potter Perry, 2002. Keberhasilan terapi tidur tergantung dari pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan gaya hidup pasien dan sifat dari gangguan tidur. Tujuan dari rencana asuhan bagi pasien yang memerlukan tidur atau istirahat adalah sebagai berikut Potter Perry, 2005 : 1. Klien mendapatkan perasaan segar setelah tidur 2. Klien mendapatkan pola tidur yang sehat 30 3. Klien memahami faktor-faktor yang meningkatkan atau mengganggu tidur 4. Klien melakukan perilaku perawatan diri untuk menghilangkan faktor- faktor yang menyebabkan gangguan tidur. Perencanaanintervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan yang terkait gangguan tidur menurut Gloria, dkk 1996 : 1. Insomnia a. Hallucination Management Manajemen Halusinasi a Bina hubungan saling percaya dengan pasien b Monitor dan mengatur tingkatan aktivitas dan rangsangan di dalam lingkungan c Melihara suatu lingkungan yang aman d Catat Perilaku Pasien yang menandai adanya halusinasi e Berikan pasien kesempatan untuk mendiskusikan halusinasinya f Dorong pasien untuk menyatakan perasaan sewajarnya g Fokuskan pasien ke topik jika komunikasi pasien tidak sesuai dengan keadaan h Dorong pasien untuk bercakap-cakap dengan orang lain yang dipercayainya i Sediakan antipsychotic dan antianxiety secara rutin j Monitor prilaku pasien untuk efek samping pengobatan k Sediakan keselamatan dan kenyamanan pasien dan orang lain ketika pasien tidak mampu untuk mengendalikan perilaku l Hentikan atau kurangi pengobatan 31 m Didik keluarga dan orang lain tentang cara untuk berhubungan dengan pasien yang sedang mengalami halusinasi b. Sleep Enhancement Peningkatan tidur a Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik misalnya, apnea saat tidur, sumbatan jalan nafas, nyeriketidaknyamanan, dan Sering Berkemih atau faktor- faktor psikologis misalnya, ketakutan atau ansietas yang dapat mengganggu pola tidur b Catat pola tidur pasien dan kapan mulai tertidur c Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat selama sakit dan stress psikososial d Berikan waktu tidur siang e Berikan atau lakukan tindakan kenyamanan, seperti massase, pengaturan posisi, dan sentuhan afektif f Bantu pasien untuk membatasi tidur di siang hari dengan memberikan aktivitas yang membuat pasien tetap terjaga g Dukung penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor fase tidur REM 2. Anxiety ansietas a. Anxiety ReductionPenurunan Ansietas a Menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien b Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan c Sediakan informasi faktual menyangkut diagnosis, terapi, dan prognosis 32 d Dampingi pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut e Nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien f Instruksikan pasien tentang penggunaan tekhnik relaksasi g Berikan pujatan punggungpijatan leher, jika perlu h Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas i Berikan obat untuk menurunkan ansietas, jika perlu

2.3.6 Pembahasan