Klasifikasi Gangguan Tidur Gangguan Tidur .1 Pengertian Gangguan Tidur

16 2.2 Gangguan Tidur 2.2.1 Pengertian Gangguan Tidur Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga maslah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter Perry, 2005.

2.2.2 Klasifikasi Gangguan Tidur

Klarifikasi gangguan tidur menurut Potter Perry 2005 yaitu : 1. Insomnia Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, danatau tidur singkat atau tidur nonrestoratif Zorick, 1994, dalam Potter Perry, 2005. Penderita insomnia mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan disiang hari dan kuantitasdan kualitas tidurnya tidak cukup. Namun, seringkali klien tidur lebih banyak dari yang disadarinya. Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik dan psikologis. Seseorang dapat mengalami insomnia transien akibat stress situasional seperti masalah keluarga, kerja atau sekolah, jet lag, penyakit, atau kehilangan orang yang disintai. Insomnia sering berkaitan dengan kebiasaan tidur yang buruk. Apabila kondisi berlanjut, ketakutan tidak dapat tidur cukup menyebabkan keterjagaan. Disiang hari, seseorang dengan insomnia kronik dapat merasa mengantuk, letih, depresi, dan cemas. 17 2. Apnea Tidur Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur Potter Perry, 2005. Ada tiga jenis apnea tidur : apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif. Bentuk yang paling banyak terjadi, apnea tidur obstruktif obstruktive sleep apnea, OSA, terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorokan rileks pada saat tidur. Jalan napas atas menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada hidung berkurang hipopnea atau berhenti apnea selama 30 detik Guilleminault, 1994. The National Commission on Sleep Disorders Research 1993 memperkirakan bahwa 18 juta orang di Amerika Serikat memenuhi kriteria diagnostik untuk OSA. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari , serangan tidur, keletihan, sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual. 3. Narkolepsi Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan utama paling sering yang berkaitan dengan gangguan ini. Di siang hari seseorang dapat merasakan kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. 18 Individu yang menderita narkolepsi dapat mengalami mimpi hidup, yang terjadi pada saatorang tersebut tertidur, mimpi yang sulit dibedakan dari realita disebut halusinasi hipnogik. Paralisis tidur atau perasaan tidak mampu bergerak atau berbicara tepat sebelum terbangun atau tertidur, merupakan gejala yang lain. Penelitian terakhir menunjukkan adanya hubungan genetik untuk narkolepsi Mitler et al, 1990; Alderich, 1992. Masalah signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat. Serangan tidur dapat dengan mudah disalahartikan dengan kemalasan,, kurangnya minat terhadap aktivitas, atau mabuk kecuali jika gangguan ini dipahami. 4. Deprivasi Tidur Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat insomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit misalnya demam, sulit bernapas, atau nyeri, stress emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan misalnya asuhan keperawatan yang sering dilakukan dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta ketidakkonsistenan waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal. Terjadi deprivasi tidur kumulatif. 5. Parasomnia Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak- anak daripada orang dewasa. Parasomnia yang terjadi pada anak-anak meliputi 19 somnambulisme berjalan dalam tidur, terjaga malam, mimpi buruk, enuresis noktural ngompol, dan menggeretekkan gigi bruksisme Mindell, 1993.

2.3 Proses Keperawatan 3.3.1 Pengkajian