22
2.3.2 Analisa Data
Gangguan Tidur Gejala Fisiologis
Funnel, dkk Tangan
Pandangan Refleks
Menurunya pendengaran respon
daya penurunan
aritmia 2005
Gemetar kabur Berkurang
dan kewaspadaan
berkurang ingat
kemampuan jantung
Visual berkurang
penilaian
ISDA Resiko
Jatuh Konflik
Decisional Impaired
Memory Ineffective tissue perfusion : cardiopulmonary
2000 memori
melemah tidak efektifnya perfusi jaringan : kardiopulmonary
Sue, dkk Noc : Fall prevention behavior
Noc : Decision making Noc : Memory
Noc : Vital sign status 2003
prilaku pencegahan
jatuh membuat
decision ingatan
Circulation status
Gloria, dkk Nic : Fall Prevention
Nic : Decision making suport Nic : Memory training
Nic : Circulation Care 1996
pencegahan jatuh
pelatihan memori Respiration Monitoring
Skema 2. Analisa Data Gangguan Tidur dengan Gejala Fisiologis
23
Gangguan Tidur Gejala Psikologis
Funnel, dkk Mood labil
Agitasi Motivasi Menurun
Kelelahan Tidur Berlebihantidur sedikit
Peningkatan sensitivitas nyeri 2005
ISDA Stress
overload Resiko Prilaku
Kekerasan Activity
Intolerance Insomnia
2000 terhadap
orang lain
intoleransi aktivitas
Sue, dkk Noc : Coping
Noc : Aggression self control Noc : Activity intolerance
Noc : Sleep 2003
Koping Pengendalian
diri agresif
Intoleransi aktivitas
Tidur Nic : Coping enhancement
Nic : Anger self control Nic : Energy management
Nic : Sleep enhancement Gloria, dkk
Peningkatan koping Control
Marah manajemen
energi Peningkatan
Tidur 1996
Activity therapy
Terapi aktivitas
24
Skema 3. Analisa Data Gangguan Tidur dengan Gejala Psikologis
25
2.3.3 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pertimbangan klinis tentang individu, keluarga, atau masyarakat menjawab permasalahan kesehatan nyata atau
potensialproses hidup. Hasil diagnosa keperawatan menyediakan basis untuk menyusun intervensi untuk mencapai hasil di mana perawat mempunyai
tanggung-jawab.” Carpenito-Moyet, 2010. Pertama perawat harus memastikan bahwa pasien mempunyai gangguan
pola tidur yang bisa menjadi petunjuk untuk memberikan asuhan keperawatan atau mungkin pasien memerlukan ahli terapi tidur. Jika pasien mengalami
gangguan pola tidur kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memperoleh tidur yang nyenyak atau sedang mengalami mimpi buruk atau ancaman saat tidur,
perawat boleh membuat diagnosa dan memulai intervensi. Bagaimanapun, jika perawat mencurigai bahwa pasien mempunyai sesuatu yang terkait dengan
gangguan bernafas saat tidur, narkolepsi, atau berjalan saat tidur, perawat perlu membuat suatu rujukan kepada ahli terapi tidur Noreen Lawrence, 2002.
Faktor atau variabel yang mempengaruhi diagnosis diintegrasikan dengan riwayat, rekam medis pasien, dan bukti lainnya. Variabel ini memberikan
konteks,”faktor yang berhubungan”, yang dikombinasikan dengan batasan karateristik untuk membuat diagnosis keperawatan. Faktor yang berhubungan
dapat dijelaskan sebagai antesenden, yang berkaitan, yang berhubungan, yang berkontribusi, atau yang mendukung diagnosis; faktor yang tersebut sangat
bersesuaian dengan konsep etiologi Heather Herdman, 2012. Mahasiswa harus menjelaskan bahwa perawat mengatasi, jika
memungkinkan, faktor berhubungan dengan intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi dampak faktor yang berhubungan dengan individu.
26
Sebagai contoh, jika diagnosis keperawatan yang diambil adalah kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik, intervensi yang diberikan
perawat adalah meningkatkan mobilitas pasien. Jika perawat tidak mungkin menangani faktor yang berkaitan, mereka mengatasi batasan karateristik dengan
intervensi keperawatan berbasis bukti tertentu agar mencapai hasil kesehatan yang dapat diukur sebelumnya. Sebagai contoh, jika faktor yang berhubungan untuk
diagnosis ini adalah “usia yang ekstrem” seperti pasien lemah, individu yang berusia 96 tahun, perawat akan mengarahkan intervensi keperawatan ke arah
batasan karateristik seperti kerusakan jaringan Heather Herdman, 2012. Diagnosa keperawatan yang terkait dengan gangguan tidur menurut
Funnel, dkk 2005 yaitu : 1.
Sleep-pattern disturbance : insomnia, sleep apnoea gangguan pola tidur : insomnia, apnea tidur
2. Anxiety kecemasan
3. Breating pattern ineffective ketidakefektifan pola napas
4. Coping, ineffective, family ketidakefektifan koping keluarga
5. Coping, ineffective, individual ketidakefektifan koping individu
6. Fatigue kelelahan
7. Sensory perception alteration perubahan persepsi sensori
2.3.4 Rumusan Masalah